
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan penyair Taufiq Ismail (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon, menyampaikan komitmen pemerintah untuk memperkuat ekosistem sastra nasional, melalui sejumlah program strategis.
Beberapa program strategis tersebut meliputi peningkatan kapasitas pelaku sasgtra, penguatan komunitas dan festival sastra, pengayaan medium dan ekspresi sastra, hingga mendorong internasionalisasi sastra Indonesia.
"Sekarang kita membuat Laboratorium Penerjemah Sastra karena banyak karya-karya sastra kita yang belum diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris terutama, dan juga bahasa-bahasa lain," kata Menbud Fadli dalam peluncuran enam jilid buku `90 Tahun Taufiq Ismail` di Jakarta, pada Rabu (25/6).
Selain itu, lanjut Menbud, Kementerian Kebudayaan juga mulai menggalakkan festival sastra, pembuatan komunitas sastra, manajemen talenta nasional bidang sastra, pengembangan sastra berbasis kekayaan intelektual, dan promosi sastra.
"Penguatan festival dan komunitas di berbagai daerah, pengayaan medium dan ekspresi, serta internasionalisasi karya, diharapkan menjadikan sastra Indonesia tumbuh masif dan merata hingga pelosok," ujar Menbud Fadli.
Taufiq Ismail merupakan salah satu tokoh sastra besar yang dimiliki oleh Indonesia. Menbud mengapresiasi perjalanan panjang pencipta puisi `Sajadah Panjang` itu dari masa ke masa hingga saat ini.
"Karya-karya beliau yang melintasi tiga zaman menjadi saksi banyak peristiwa. Ia merupakan penyair yang terlibat dalam setiap pergeseran sosial budaya dan politik yang terjadi di Indonesia," kata Menbud.
"Dan tidak hanya itu juga, dalam tonggak perjalanan kebudayaan Nusantara, 59 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1966, Taufiq Ismail mendirikan majalah sastra Horison bersama Mochtar Lubis, P.K. Ojong, Arief Budiman, dan Zaini," dia menambahkan.
Rangkaian acara Peringatan Hari Sastra Indonesia semakin istimewa dengan penampilan berbagai tokoh nasional yang mempersembahkan musikalisasi puisi dan karya-karya sastra Taufiq Ismail.
Termasuk video pembacaan puisi `Dengan Puisi, Aku` dari Perdana Menteri Malaysia, YAB Dato` Seri Anwar Ibrahim. Ary Ginanjar Agustian membawakan puisi `Kupu-Kupu di dalam Buku`, disusul Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, yang membacakan puisi `Sajadah Panjang`.
Sementara Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti mempersembahkan karya `Membaca Buku dan Mengarang, Kakak-Adik Kandung Tak Terpisahkan`. Menbud Fadli Zon pada akhir sambutannya, juga membacakan puisi `Januari, 1949`.
KEYWORD :Ekosistem Sastra Menteri Kebudayaan Fadli Zon