
Ketua Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar (Foto: YouTube PKB)
Jakarta, Jurnas.com - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar, mendorong percepatan tranformasi pesantren, melalui Konferensi Internasional Transformasi Pesantren (International Conference on The Tranformation of Pesantren), yang dilaksanakan pada 24-26 Juni 2025 di Jakarta.
Menurut Muhaimin atau akrab disapa Gus Imin, pesantren saat ini belum memiliki daya kompetisi (competitiveness) dan daya saing yang cukup tinggi untuk menjawab berbagai tantangan global, meski di sisi lain kemandirian pesantren tetap menjadi suatu keunggulan.
"Ini kerentanan yang sangat dahsyat. Karena itu, bagaimana peran pemerintah, ulama, dan industri seperti apa. Insya Allah setelah konferensi ini kita bisa membaca. Mana potensi keilmuan dan keunggulan yang bisa kita hubungkan," kata Gus Imin.
"Kita harus secepat-cepatnya. Kalau tidak cepat nanti bisa ketinggalan. Indonesia saat ini punya kecepatan, termasuk harapan untuk pesantren jadi solusi keislaman keindonesiaan yang relevan dengan tantangan zaman," dia menambahkan.
Dalam sambutannya, Gus Imin merujuk pada link and match antara satuan pendidikan dan industri yang marak dilakukan selama beberapa tahun terakhir. Dia menilai praktik tersebut harus diadopsi oleh pesantren apabila ingin mengejar kemajuan di masa depan.
"PKB Insya Allah siap memfasilitasi semua level untuk menjadi kemajuan pesantren. Pemerintah dan pesantre, industri dan pesantren, dan pemerintah dan pemerintah nasional maupun global," ujar dia.
Gus Imin menambahkan bahwa percepatan transformasi berakar pada beratnya beban yang dipikul oleh pesantren. Apalagi, dalam sejarah panjang bangsa Indonesia, pesantren yang mengusung pendidikan keagamaan, lekat dengan anggapan solusi atas segala masalah di masyarakat.
"Di tengah kegagapan itulah kita harus terus berbenah. Sehingga, pemerintah dan kita benar-benar bisa membaca klaster perubahan dan perkembangan yang dibutuhkan pesantren," kata Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) ini.
Ketua Dewan Syura DPP PKB, KH Ma`ruf Amin, mengatakan pesantren idealnya menjadi lembaga pendidikan transformatif dan inovatif. Pasalnya, pesantren memiliki paradigma yang menuntut kedua hal tersebut.
Dia merujuk pada ungkapan "Almuhaafazotu `ala Qodiimisshalih wal Akhdzu bil Jadiidil Ashlah" atau "Menjaga Hal-Hal Baik yang Terdahulu dan Mengadopsi Hal-Hal Baru", yang kerap kali menjadi jargon para santri.
"Kerangka berpikir di pesantren, maupun petunjuk dan arahan, mengarah pada cara kerja inovatif dan transformatif," kata Kiai Ma`ruf.
Hal senada juga disampaikan Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar. Dikatakan, meski anggaran pesantren masih minim, namun nyatanya pesantren berhasil menghasilkan tokoh-tokoh besar di tanah air.
"Guru pesantren itu ada yang gajinya Rp200 ribu per bulan. Tanahnya tanah yayasan. Meja tua. Tidak ada perpustakaan, hanya ada di rumah kiai. Anehnya, anak pondok seperti ini memperoleh kelulusan terbaik di perguruan tinggi terkemuka," ujar Menag.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu`ti mendukung upaya transformasi pesantren. Menurut dia, pesantren memiliki basis tradisi yang kuat untuk mengadopsi kemajuan.
"Dasar-dasar pesantren sangat kuat sehingga bisa bertahan di mana saja. Basis tradisi sudah dimiliki, kemudian kemodernan diasah lagi dengan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, dan Mathematic)," kata Menteri Mu`ti.
KEYWORD :Konferensi Internasional Pesantren Abdul Muhaimin Iskandar DPP PKB Gus Imin