Selasa, 24/06/2025 21:48 WIB

Mengapa Gorengan "Haram" bagi Pesepak Bola Profesional? Ini Jawabannya

Bagi sebagian besar orang Indonesia, gorengan adalah camilan favorit. Namun bagi pesepak bola profesional, makanan ini justru sebaiknya dihindari.

Ilustrasi gorengan (Foto: RRI)

Jakarta, Jurnas.com - Bagi sebagian besar orang Indonesia, gorengan adalah camilan favorit. Namun bagi pesepak bola profesional, makanan ini justru sebaiknya dihindari.

Bukan tanpa alasan, berbagai penelitian medis dan saran ahli gizi olahraga menyebutkan bahwa gorengan bisa memberi dampak negatif langsung maupun jangka panjang terhadap performa di lapangan.

Makanan yang digoreng dalam minyak panas dan berulang kali pakai, ternyata menyimpan risiko tersembunyi yang tidak sebanding dengan rasa gurihnya.

Lemak jenuh dan lemak trans menjadi dua kandungan utama yang membuat gorengan sangat berisiko. Menurut laporan dari Harvard School of Public Health, jenis lemak ini dapat meningkatkan kolesterol jahat dalam darah sekaligus menurunkan kolesterol baik.

Bagi atlet yang menggantungkan hidupnya pada kebugaran jantung dan paru, sirkulasi darah yang terganggu berarti bencana. Aliran oksigen menuju otot akan lebih lambat, membuat daya tahan dan performa menurun drastis.

Selain itu, makanan tinggi lemak seperti gorengan bisa memperlambat sistem pencernaan. Makanan berlemak membutuhkan waktu lebih lama untuk diproses tubuh.

Ini bisa menyebabkan rasa berat, kantuk, dan turunnya tingkat energi yang dibutuhkan saat latihan maupun pertandingan. Bukannya siap tempur, tubuh justru jadi malas bergerak.

Tak hanya berdampak pada performa langsung, gorengan juga dapat mengganggu proses pemulihan. Makanan berminyak cenderung memicu inflamasi atau peradangan dalam tubuh.

Padahal setelah latihan atau pertandingan intens, tubuh atlet memerlukan makanan yang bisa membantu mempercepat regenerasi otot. Mengonsumsi gorengan setelah latihan justru dapat memperlambat penyembuhan dan meningkatkan risiko cedera.

Berat badan juga menjadi perhatian penting. Meski para pesepak bola membakar ribuan kalori dalam seminggu, kalori kosong dari gorengan tetap berpotensi mengganggu komposisi tubuh ideal.

Jika dibiarkan, ini bisa memengaruhi kelincahan dan kecepatan pemain di lapangan. Sementara itu, menjaga rasio massa otot terhadap lemak adalah kunci utama menjaga performa maksimal sepanjang musim.

Dari sisi gizi, gorengan juga sangat minim manfaat. Tidak ada protein berkualitas, serat, atau mikronutrien penting yang dibutuhkan tubuh untuk pulih dan berkembang.

Jika ini dikonsumsi rutin, bisa timbul ketidakseimbangan nutrisi yang memperlemah sistem kekebalan dan menurunkan fokus mental dalam bertanding.

Sebagai tambahan, kebiasaan makan gorengan juga berpotensi menyebabkan gangguan pencernaan seperti asam lambung atau refluks. Ini tentu sangat mengganggu jika terjadi menjelang pertandingan. Kombinasi antara tekanan mental dan kondisi perut yang tidak nyaman bisa menjadi hambatan besar di lapangan.

KEYWORD :

Makan Gorengan Pemain Profesional Fakta Unik Sepak Bola




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :