Selasa, 24/06/2025 18:52 WIB

Mau Pernikahan Diberkahi? Baca Maulid Nabi di Acara Akadnya

Di Indonesia, melakukan pembacaan Maulid Nabi di acara pernikahan kepada Nabi Muhammad SAW untuk memberikan berkah

Ilustrasi - menikah (Foto: detik)

Jakarta, Jurnas.com - Dalam budaya masyarakat Muslim, khususnya di Nusantara, tradisi pembacaan Maulid Nabi di acara pernikahan bukan hanya sebagai bentuk cinta kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga diyakini sebagai bentuk penghormatan dan harapan agar pernikahan diberkahi oleh kehadiran spiritual Rasulullah SAW.

Pembacaan Maulid Nabi – baik itu Maulid Simtud Durar, Al-Barzanji, maupun Ad-Diba’i – menjadi bagian tak terpisahkan dari momen-momen sakral seperti pernikahan, aqiqah, hingga haul. Keistimewaan ini bukan tanpa dasar, karena dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah menghadiri acara pernikahan dan memberikan keberkahan kepada pengantinnya.

Salah satu riwayat yang sering dikutip dalam konteks ini adalah ketika Rasulullah SAW menghadiri walimah pernikahan Abdurrahman bin Auf:

عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: رَأَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَثَرَ صُفْرَةٍ، فَقَالَ: " مَا هَذَا "؟ قَالَ: إِنِّي تَزَوَّجْتُ امْرَأَةً عَلَى وَزْنِ نَوَاةٍ مِنْ ذَهَبٍ، قَالَ: " بَارَكَ اللَّهُ لَكَ، أَوْلِمْ وَلَوْ بِشَاةٍ "

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Muhammad SAW melihat bekas wewangian berwarna kuning pada Abdurrahman bin Auf, maka beliau bertanya: “Apa ini?” Abdurrahman menjawab: “Aku baru saja menikah dengan seorang wanita dengan mahar seberat biji kurma dari emas.”

Maka Nabi Muhammad SAW bersabda: “Semoga Allah memberkahimu. Adakanlah walimah meskipun hanya dengan seekor kambing.”
(HR. Bukhari No. 5155)

Riwayat tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mendukung dan memberkahi pernikahan sahabatnya dengan mendoakan dan bahkan menganjurkan walimah meskipun dengan hidangan sederhana. Oleh sebab itu, banyak ulama dan pecinta Maulid meyakini bahwa dengan menghidupkan sunnah Nabi SAW – termasuk membaca Maulid dan bershalawat – dalam acara pernikahan, maka ruhaniyah Rasulullah SAW turut hadir membawa berkah.

Selain itu, pembacaan Maulid juga menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai teladan Rasulullah SAW kepada kedua mempelai. Akhlak Rasulullah dalam berumah tangga, seperti kelembutan, kasih sayang, dan kesabaran, adalah contoh ideal yang layak dijadikan pedoman dalam membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.

Dalam Maulid Simtud Durar karya Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi disebutkan pula riwayat-riwayat mulia tentang kelahiran dan keagungan Rasulullah SAW yang dibacakan dengan penuh adab dan cinta, sehingga menghadirkan suasana sakral dan penuh keberkahan.

Pembacaan Maulid bukan sekadar tradisi. Ia adalah bentuk nyata dari rasa cinta kepada Nabi SAW yang menghidupkan suasana batin dalam pernikahan. Dan sebagaimana sabda beliau:

مَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ

“Barang siapa mencintaiku, maka dia akan bersamaku di surga.”
(HR. Tirmidzi, no. 2631)

Maka, menghadirkan Maulid Nabi dalam pernikahan adalah satu bentuk cinta dan ikhtiar spiritual agar rumah tangga tidak hanya diberkahi di dunia, tetapi juga menjadi kendaraan menuju surga bersama Rasulullah SAW.

KEYWORD :

Pernikahan Maulid Nabi Rasulullah SAW Tradisi Nusantara




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :