Senin, 23/06/2025 05:12 WIB

Studi: Obat Alergi Bisa Hambat Perkembangan Otot dan Kebugaran Tubuh

Studi: Obat Alergi Bisa Hambat Perkembangan Otot dan Kebugaran Tubuh

Ilustrasi sedang olahraga, menjaga kebugaran tubuh (Foto: Pexels/cottonbro studio)

Jakarta, Jurnas.com - Obat alergi seperti Claritin atau Zyrtec biasa dikonsumsi untuk meredakan bersin, hidung tersumbat, dan mata berair. Tapi siapa sangka, mengonsumsi antihistamin sebelum berolahraga bisa diam-diam menghambat perkembangan fisik Anda.

Sebuah studi dari University of Oregon menemukan bahwa mengonsumsi obat alergi atau antihistamin dengan dosis tinggi sebelum olahraga bisa menghambat manfaat latihan fisik dan memangkas separuh dari potensi peningkatan kebugaran tubuh.

Histamin: Bukan Sekadar Pemicu Alergi

Histamin memang terkenal karena perannya dalam reaksi alergi. Tapi, senyawa ini juga berfungsi penting dalam adaptasi tubuh terhadap stres fisik, termasuk stres yang ditimbulkan oleh olahraga.

"Selama latihan, histamin tampaknya membantu tubuh kita beradaptasi terhadap stres dengan cara yang sangat terkoordinasi," ujar Prof. John Halliwill, ahli fisiologi manusia sekaligus salah satu penulis studi.

Histamin dilepaskan oleh sel mast dalam otot saat tubuh bekerja keras. Ia memperlebar pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, dan memicu peradangan—bukan peradangan yang merugikan, melainkan yang memfasilitasi pemulihan dan pertumbuhan otot.

Apa yang Terjadi Saat Histamin Tidak Digunakan?

Dalam studi yang dipublikasikan di Journal of Applied Physiology, para peneliti membagi 16 partisipan menjadi dua kelompok. Selama enam minggu, semua mengikuti latihan bersepeda yang sama. Namun, hanya satu kelompok yang diberi dosis tinggi antihistamin sebelum setiap sesi latihan.

Hasilnya mengejutkan: kelompok yang tidak mengonsumsi antihistamin mengalami hampir dua kali lipat peningkatan kebugaran dibanding kelompok yang mengonsumsi obat alergi.

Perbedaan ini tidak hanya terlihat pada performa, tapi juga pada aliran darah yang meningkat secara signifikan di kelompok tanpa antihistamin. Artinya, tubuh mereka lebih efektif dalam memulihkan dan memperkuat otot setelah latihan.

Apa Implikasinya bagi Pengguna Obat Alergi?

Perlu dicatat: dosis antihistamin yang digunakan dalam studi ini jauh lebih tinggi daripada yang biasa dikonsumsi lewat obat bebas seperti Claritin. Namun, temuan ini tetap menjadi peringatan penting, khususnya bagi mereka yang rutin berolahraga dan sedang mengejar peningkatan performa atau kekuatan.

Ini bukan satu-satunya studi yang menyentil efek antihistamin terhadap olahraga. Studi lain pada latihan interval intensitas tinggi (HIIT) menunjukkan hasil serupa—bahwa blokade histamin berdampak negatif terhadap adaptasi aerobik.

Namun, para peneliti menekankan: masih dibutuhkan riset lebih lanjut untuk memahami seberapa besar dampak dari konsumsi antihistamin dosis rendah terhadap hasil latihan dalam jangka panjang.

Haruskah Anda Menghentikan Obat Alergi?

Belum tentu. Jika Anda bergantung pada obat alergi untuk kualitas hidup, tentu Anda tak perlu langsung berhenti. Tapi jika Anda sedang mempersiapkan lomba lari, kompetisi triathlon, atau mengejar target kebugaran tertentu, diskusikan opsi Anda dengan dokter atau pelatih.

Tubuh Anda bukan hanya mesin, tapi juga sistem biologis kompleks yang bereaksi terhadap sinyal-sinyal halus—seperti histamin—yang mungkin selama ini kita abaikan.

Studi lain sebelumnya juga menunjukkan hasil serupa, terutama pada latihan intensitas tinggi seperti HIIT.

Jadi, jika Anda sedang dalam program latihan serius, ada baiknya berdiskusi dengan dokter atau pelatih tentang pengaruh obat yang Anda konsumsi terhadap hasil latihan. Tapi untuk kebanyakan orang, belum ada alasan kuat untuk panik atau menghentikan penggunaan antihistamin. (*)

Hasil studi lengkap ini telah dipublikasikan dalam Journal of Applied Physiology. Sumber: earth.com

KEYWORD :

Obat Alergi Latihan Fisik Kebugaran Tubuh Pemicu alergi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :