Jum'at, 20/06/2025 17:05 WIB

Aktivis 98 Ultimatum Fadli Zon Lewat Puisi Menteri Sontoloyo

Dan apabila Fadli Zon tidak meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, kami akan geruduk, kami akan kepung Kementerian Kebudayaan sebagai bahwa dia harus bertanggung jawab terhadap perjanjiannya dia.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. (Foto: Dok. Parlementaria)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon diminta untuk menyampaikan maaf kepada rakyat Indonesia secara terbuka imbas pernyataannya menyebut pemerkosaan massal 1998 tidak pernah terjadi dan hanya rumor belaka.

Fadli Zon bahkan disebut menteri `sontoloyo` lewat puisi yang dibuat para aktivis. Salah seorang aktivis 98, Jimmy Fajar alias Jimbong memberikan ultimatum keras kepada Menbud Fadli Zon.  

"Dan apabila Fadli Zon tidak meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, kami akan geruduk, kami akan kepung Kementerian Kebudayaan sebagai bahwa dia harus bertanggung jawab terhadap perjanjiannya dia," kata Jimbong belum lama ini.

Bukan hanya itu saja, Jimbong bahkan menciptakan sebuah puisi dengan judul menteri sontoloyo. Berikut petikan puisinya:

MENTERI SONTOLOYO !

Kau bilang tidak ada pemerkosaan massal

Padahal data dan fakta terungkap jelas

Menteri Sontoloyo!

Kau bilang rumor dan minta bukti fakta

Menteri Sontoloyo!

Kau ingin menghapus fakta sejarah bangsa

Menteri Sontoloyo!

Kau melukai hati para korban tragedi Mei 98 

Menteri Sontoloyo

Kau adalah anggota MPR utusan golongan pemuda dari rezim orde baru ditahun 98

Menteri Sontoloyo!

Pecat Fadli Zon 

Menteri Sontoloyo !!!

Aktivis 98 jebolan kampus UKI, Mustar Bonaventura menjelaskan tiga indikator yang menguatkan tragedi pemerkosaan massal itu benar terjadi. Pertama, pidato Presiden ke-3 RI BJ Habibie yang mengutuk keras peristiwa pemerkosaan massal 1998. 

"Kedua, seingat kita pada tahun 1998 itu lahir ada satu Komnas Perempuan. Inisiasi lahirnya Komnas Perempuan itu dasarnya adanya pemerkosaan massal ini, kekerasan seksual pada perempuan pada saat itu, maka lahirlah ide dan gagasan melahirkan Komnas Perempuan," tegas Mustar. 

Ketiga, kata Mustar, adanya hasil investigasi tim gabungan pencari fakta (TGPF) terkait peristiwa pemerkosaan massal 1998. 

"Ini jelas semua sejarah detail," cetusnya. 

Atas dasar itu, Mustar menegaskan Menbud Fadli Zon harus bertanggungjawab atas ucapannya karena membuat luka yang semakin dalam bagi para korban peristiwa yang tidak manusiawi itu.

Menurutnya, salah satu bentuk pertanggungjawaban itu adalah Fadli Zon harus dipecat dari jabatannya.

"Dan kita minta Presiden Rabuwo menghentikan secara tidak terhormat Fadli Zon, pecat! Ini betul, ini Menteri Sotoloyo, Menteri Sotoloyo yang asal jeplak," demikian Mustar.

 

 

 

 

KEYWORD :

Aktivis 98 Menbud Fadli Zon pemerkosaan massal sejarah Menteri Sontoloyo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :