Jum'at, 20/06/2025 05:34 WIB

Gunung Lewotobi dan Marapi Erupsi, Amalkan Doa Ini saat Terjadi Bencana

Berikut salah satu doa yang diajarkan Rasulullah SAW ketika menghadapi bencana atau musibah, seperti gunung erupsi atau gunung meletus

Gambar Gunung Api Marapi erupsi (Foto: Kementerian ESDM)

Jakarta, Jurnas.com - Dua gunung api aktif di Indonesia kembali mengalami erupsi dalam waktu berdekatan. Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Gunung Marapi di Sumatera Barat menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik signifikan. 

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa erupsi eksplosif terjadi di Gunung Lewotobi Laki-laki pada Selasa, 17 Juni 2025, pukul 17.35 WITA. Kolom abu tercatat mencapai ketinggian 10.000 meter dari puncak, atau setara 11.584 meter di atas permukaan laut. Abu vulkanik tebal tersebar ke berbagai arah, mulai dari utara hingga barat laut.

Hujan kerikil dilaporkan terjadi di Desa Boru, sekitar 6 hingga 7 kilometer dari kawah aktif. Suara gemuruh disertai kilat dan guntur terdengar hingga beberapa kilometer. PVMBG menyebut letusan ini sebagai erupsi bermuatan tinggi, dengan karakteristik mirip letusan besar sebelumnya.

Sehari setelahnya, Gunung Marapi di Sumatera Barat juga mengalami erupsi. Kejadian tercatat pada Rabu, 18 Juni 2025 pukul 20.09 WIB. Letusan menghasilkan kolom abu setinggi 700 meter dari puncak, dengan amplitudo gempa 30 mm dan durasi hampir dua menit.

Ikhtiar Spiritual di Tengah Ancaman Musibah atau Bencana

Di tengah situasi darurat seperti ini, salah satu amalan yang dianjurkan dalam Islam selain menyelamatkan diri ialah berdoa, sebagai bentuk ikhtiar spiritual. Dalam tradisi Islam, doa bukan sekadar respons emosional, tetapi bagian dari tuntunan syariat yang menyertai langkah-langkah penyelamatan fisik.

Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah SAW ketika menghadapi bencana besar ialah sebagai berikut, seperti dikutip NU Online:

 اللَّهُمَّ إِنِّيْ أعُوذُ بِكَ مِنَ الهَدْمِ وأعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي وأعُوذُ بِكَ مِنَ الغَرَقِ وَالحَرَقِ وَالهَرَمِ وَأعُوذُ بِكَ أن يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطانُ عِنْدَ المَوْتِ وأعُوذُ بِكَ أنْ أمُوتَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا وأعُوذُ بِكَ أن أمُوتَ لَديغاً

Allâhumma innî a‘ûdzubika minal hadmi wa a‘ûdzubika minat taraddî wa a‘ûdzubika minal gharaqi wal haraqi wal harami wa a‘ûdzubika an yatakhabbathanîsy syaithânu ‘indal maut wa ‘aûdzubika an amûta fî sabîlika mudbiran wa a‘ûdzubika an amûta ladîghan

“Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari reruntuhan (longsor), dan aku berlindung pada-Mu dari tergelincir, dan aku berlindung pada-Mu dari tenggelam (banjir), terbakar, dan tak berdaya. Dan aku berlindung pada-Mu apabila syetan menjerumuskan padaku ketika akan mati, dan aku berlindung pada-Mu apabila mati dalam keadaan berbalik arah dari jalan-Mu (murtad), dan aku berlindung pada-Mu apabila mati karena disengat. (HR Abu Daud)
Allâhumma innî a‘ûdzubika minal hadmi...

Doa ini mencerminkan perlindungan terhadap berbagai bentuk ancaman fisik, seperti longsoran, paparan panas, dan reruntuhan material vulkanik.

Selain itu, doa yang dianjurkan untuk dibaca setiap pagi dan sore hari juga disebut dapat menjadi perlindungan umum dalam situasi tak terduga:

ِسْمِ اللَّهِ الَّذي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأرْضِ وَلا في السَّماءِ وَهُوَ السَّمِيعُ العَلِيم

Bismillâhil ladzî lâ yadlurru ma‘asmihi syaiun fil ardli wa lâ fis samâ-I wa huwas samî‘ul alîm Artinya: "Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya sesuatu di bumi dan di langit tak dapat memberikan mudarat (bahaya). Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Pengetahui."

Doa untuk Korban dan Penyintas Musibah

Bagi korban dan keluarga terdampak bencana, Islam juga memberikan panduan spiritual untuk menguatkan jiwa. Salah satu doa yang diajarkan ketika menghadapi musibah adalah:

Selain itu, doa yang dianjurkan untuk dibaca setiap pagi dan sore hari juga disebut dapat menjadi perlindungan umum dalam situasi tak terduga:

إنَّا للهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أجِرْنِي فِي مُصِيبَتي وأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْها

Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji‘un. Allâhumma ajirnî fî mushîbatî wa akhlif lî khairan minhâ.

Artinya: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.”

Doa ini mencerminkan kesadaran akan hakikat kepemilikan hidup, sekaligus menanamkan harapan bahwa setiap kehilangan bisa tergantikan oleh anugerah yang lebih baik—di dunia maupun di akhirat. (*)

KEYWORD :

Doa Erupsi Gunung Lewotobi Gunung Marapi doa menghadapi bencana




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :