
Mendikdasmen Abdul Mu`ti meninjau pelaksanaan program revitalisasi di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu`ti, meninjau pelaksanaan program revitalisasi satuan pendidikan di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL).
Menteri Mu`ti mengatakan program ini bertujuan guna memastikan bahwa setiap anak bangsa, di manapun berada, memiliki hak yang sama dalam mengakses pendidikan yang bermutu, termasuk anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan WNI di Malaysia.
"Sebagai salah satu sekolah Indonesia tertua di luar negeri dengan jumlah murid yang sangat besar, SIKL memainkan peran strategis dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak Indonesia di Malaysia," kata Mendikdasmen pada Kamis (19/6).
Selain itu, terdapat pula berbagai sanggar belajar yang diselenggarakan oleh masyarakat Indonesia setempat. Sanggar-sanggar ini terintegrasi sebagai unit layanan pendidikan yang tak terpisahkan dari SIKL.
"Keberadaan sanggar ini diharapkan dapat memperluas jangkauan layanan pendidikan bermutu bagi seluruh pelajar Indonesia di Malaysia," Mu’ti menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Malaysia, Dato’ Indera Hermono, menjelaskan bahwa perluasan gedung SIKL dirancang untuk meningkatkan kapasitas daya tampung mencapai 750 siswa. Jumlah ini menunjukkan peningkatan sebesar 50 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya.
"Bagi kami, perluasan ini bukan hanya semata-mata soal kapasitas, tetapi juga bagaimana memastikan kenyamanan dan keamanan lingkungan belajar bagi para siswa," kata Dato’ Indera Hermono.
Dia menambahkan renovasi dan perluasan SIKL yang tengah dilakukan ini menjadi bukti nyata kolaborasi lintas kementerian dalam membangun dunia pendidikan.
"Langkah ini adalah bentuk kerja sama dari banyak pihak seperti KemenPU yang membangun strukturnya. Kemudian dari Kemendikdasmen yang mengisinya nanti. Serta peran Kementerian Luar Negeri tentunya," ujar Dubes Indera.
"Ini adalah kerja tiga kementerian di mana kita menyediakan fasilitas belajar terutama anak-anak PMI yang kesulitan akses pembelajaran," dia menambahkan.
Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), Friny Napasti, menyampaikan bahwa pada awal pendiriannya, SIKL diperuntukkan bagi anak-anak diplomat Indonesia yang bertugas di Malaysia.
Seiring waktu, sekolah ini berkembang menjadi lembaga pendidikan bagi anak-anak ekspatriat yang orang tuanya bekerja sebagai profesional di Malaysia. Sejalan dengan meningkatnya jumlah PMI di negara tersebut, kebutuhan akan akses pendidikan turut mengalami peningkatan.
Oleh karena itu, SIKL kini secara khusus melayani pendidikan bagi anak-anak PMI sebagai bagian dari komitmen pemerintah dalam menjamin hak pendidikan bagi seluruh WNI di luar negeri.
Saat ini, jumlah peserta didik tercatat sebanyak 632 siswa, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain layanan pendidikan formal, SIKL juga menyelenggarakan pendidikan nonformal melalui sanggar bimbingan belajar yang tersebar di tengah masyarakat.
"Program ini menjangkau lebih dari 2.400 peserta didik yang tidak dapat mengakses sekolah formal secara langsung," kata Friny Napasti.
KEYWORD :Mendikdasmen Abdul Mu`ti Program Revitalisasi SIKL