Kamis, 19/06/2025 01:11 WIB

Kapan Malam 1 Suro 2025? Simak Jadwal, Tradisi hingga Filosifinya

Kapan Malam 1 Suro 2025? Simak Jadwal, Tradisi hingga Filosifinya

Ilustrasi - Kapan Malam 1 Suro 2025? Simak Jadwal, Tradisi hingga Filosifinya (Foto: Nawacita)

Jakarta, Jurnas.com - Tak lama lagi, masyarakat Jawa akan menyambut Malam 1 Suro 1959 Tahun Jawa (TJ). Berdasarkan perhitungan kalender, malam sakral ini jatuh pada Kamis malam, 26 Juni 2025, yang juga bertepatan dengan 1 Muharram 1447 H dalam kalender Hijriah.

Malam tersebut juga jatuh pada malam Jumat, yang dalam budaya Jawa dianggap lebih keramat. Dalam kalender Jawa-Islam yang dirumuskan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo, malam 1 Suro merupakan penanda tahun baru Jawa, dan menjadi momen yang sarat dengan makna spiritual, budaya, serta nilai-nilai leluhur.

Apa Itu Malam 1 Suro?

Dikutip dari berbagai sumber, malam 1 Suro bukan sekadar pergantian tanggal dalam kalender Jawa. Ia merupakan awal dari bulan Suro, bulan yang dianggap suci dan penuh laku prihatin oleh masyarakat Jawa. Tradisi ini berpadu erat dengan nilai-nilai Islam, Hindu, serta budaya Jawa klasik, menciptakan satu sistem penanggalan dan filosofi yang unik: Kalender Jawa-Islam.

Dirancang pada abad ke-17 oleh Sultan Agung dari Mataram, kalender ini menyatukan perhitungan tahun Saka, Hijriyah, dan Masehi, demi menciptakan harmoni antara masyarakat abangan dan santri, serta meredam perpecahan keyakinan di Jawa kala itu.

Tradisi dan Upacara Sakral Malam 1 Suro

Malam 1 Suro diperingati dengan berbagai tradisi yang masih hidup hingga kini. Berikut beberapa ritual dan upacara penting yang lekat dengan nuansa spiritual:

1. Mubeng Beteng

Sebuah ritual tapa bisu yang dilakukan dengan mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta tanpa berbicara, sambil berdoa dan berdzikir. Pesertanya berjalan tanpa alas kaki, sebagai simbol ketundukan kepada Tuhan dan kesatuan dengan alam semesta.

2. Jamasan Pusaka

Ritual penyucian benda-benda pusaka keraton, seperti keris, tombak, kereta, dan gamelan. Tidak hanya bersifat teknis (perawatan), tapi juga spiritual, sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur dan simbolisasi penyucian diri dalam menyambut tahun baru Jawa.

3. Tirakat dan Lelaku

Banyak masyarakat melakukan tirakat—puasa, menyepi, atau meditasi spiritual. Beberapa bahkan mengunjungi tempat-tempat keramat seperti makam wali, pesanggrahan, atau gunung, untuk memohon keselamatan, rezeki, dan petunjuk hidup.

Mitos dan Larangan di Bulan Suro

Meski bersifat kultural, banyak mitos dan pantangan yang masih dipercayai oleh sebagian masyarakat Jawa hingga hari ini. Berikut yang paling dikenal:

1. Dilarang Keluar Rumah di Malam Hari

Masyarakat percaya, malam 1 Suro adalah waktu “dunia gaib terbuka.” Keluar rumah dianggap berisiko karena “makhluk halus” diyakini mencari tumbal atau korban manusia.

2. Tidak Boleh Menikah

Pernikahan di bulan Suro dianggap pamali dan dikhawatirkan membawa kesialan, meski dalam ajaran Islam tidak ada larangan menikah pada bulan Muharram (yang bersamaan dengan Suro).

3. Larangan Pindahan atau Membangun Rumah

Membangun atau pindah rumah di bulan ini dipercaya bisa mengundang celaka, seperti rezeki seret, penyakit, bahkan kematian.

4. Tapa Bisu & Larangan Bicara Kotor

Di beberapa wilayah seperti keraton, masyarakat melakukan tapa bisu sebagai bentuk pengendalian diri. Mereka juga menjaga ucapan agar tidak berkata buruk, karena dipercaya bisa “menjadi nyata.”

Filosofi 1 Suro: Antara Mistis dan Spiritualitas

Kepercayaan bahwa malam 1 Suro merupakan gerbang antara dunia nyata dan dunia gaib adalah salah satu warisan spiritual yang kuat. Namun, ini juga yang sering menimbulkan kesan kelam, bahkan ketakutan.

Padahal, menurut penelitian Zainuddin dalam "Tradisi Suro dalam Masyarakat Jawa", makna sesungguhnya dari malam 1 Suro adalah introspeksi, penyucian jiwa, dan pengendalian hawa nafsu, demikian dikutip Tirto.

Sultan Agung pun menekankan bahwa malam ini adalah malam prihatin, bukan pesta. Dengan kata lain, malam 1 Suro bukan untuk ditakuti, tetapi untuk direnungi.

Jadi, malam 1 Suro bukan hanya sebuah tanggal di kalender Jawa, tetapi momentum untuk menyepi, merenung, dan menyucikan diri. Ia adalah jembatan antara warisan budaya, spiritualitas Islam, dan filsafat Jawa kuno.

Meski mitos dan larangan tetap menyelimuti, masyarakat modern diingatkan untuk melihat esensi sejatinya: menjadi manusia yang lebih baik di tahun yang baru. (*)

KEYWORD :

1 Suro 2025 Kalender Jawa Tradisi Jawa Malam Suro




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :