Selasa, 17/06/2025 00:33 WIB

Kepercayaan Publik Menurun, Pengamat Sarankan Menkes Budi Mundur

Kurangnya kepercayaan publik, Menkes Budi Gunadi Sadikin disarankan untuk mundur dari jabatannya. 

Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI

Jakarta, Jurnas.com- Pengamat kebijakan publik sekaligus Direktur Eksekutif Study for Indonesia Government Indeks (SIGI), Medrial Alamsyah, memberikan saran kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin agar memilih mundur dari jabatannya. Masukan ini disampaikannya dalam merespons desakan 372 guru besar Fakultas Kedokteran dari 23 universitas di Indonesia yang telah mendeklarasikan ketidakpercayaannya kepada Menkes pekan lalu.

“Dengan kekacauan yang tampaknya sudah tidak mampu diatasi Menkes karena reputasi yang sudah anjlok, seharusnya BGS secara kesatria mundur saja,” ujarnya dalam wawancaranya kepada media di Jakarta, Senin (16/06/2025).

Medrial mengatakan Presiden RI, Prabowo Subianto, sudah seharusnya mengambil alih masalah ini. Menurut dia, dunia kesehatan dan kedokteran sudah lama berada dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Keduanya hanya fokus pada mengobati, bukan mencegah penyakit. Ia juga mengkritik dunia kesehatan dan kedokteran hari ini bukan untuk menyehatkan, tapi menjadikan masalah kesehatan sebagai industri yang hanya menguntungkan pemilik modal dan elite terkait saja.

“Pemerintah harus mengubah fokus dari mengobati menjadi mencegah sakit. Diikuti oleh program-program konkrit untuk menciptakan pola hidup sehat. Dunia kedokteran juga harus dibenahi dengan memberi mereka insentif yang fair sehingga dapat menghentikan praktik-praktik pelanggaran etika kedokteran, praktik-praktik conflict of interest dan lain sebagainya,” kata pengamat yang juga menjadi anggota International Public Management Network ini.

Medrial termasuk salah satu orang yang tak setuju dengan pengkotakan bahwa seorang menteri kesehatan harus berasal dari dunia kedokteran saja. Menurut dia, manajemen itu bersifat universal. “Jadi bisa dari mana saja yang penting punya leadership, kemampuan managerial yang mumpuni, punya visi kemasyarakatan yang baik, dan tentu berintegritas,” kata pria kelahiran Tawali, Sawahlunto, Sumatera Barat ini.

Sementara itu pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah mengatakan perlu ada dialog terbuka antara Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Guru Besar Kedokteran. Ia menegaskan pentingnya partisipasi masyarakat, dalam hal ini para guru besar Fakultas Kedokteran, untuk dilibatkan dalam mengambil kebijakan.

"Karena kebijakan kesehatan ini kelihatan elitis dan cenderung dipaksakan, sehingga para dokter yang telah lama berkecimpung di bidang kesehatan diabaikan," kata Trubus dihubungi secara terpisah.

Namun, di sisi lain kebijakan pemerintah juga tidak selamanya salah. Trubus menyebut aturan pemerataan dokter dan dokter spesialis ke daerah 3T memang dibutuhkan. Selama ini dokter mengundurkan diri dari jabatan jika ditugaskan ke daerah 3T. Padahal pemerintah memiliki tanggung jawab untuk pemerataan kesehatan.

"Para guru besar juga bisa menyumbang pemikiran untuk mencari solusi hal ini," katanya.

Sebelumnya para guru besar Fakultas Kedokteran dari seluruh Indonesia menyatakan tidak bisa mempercayai kredibilitas Budi Gunadi yang dianggap menurunkan mutu sistem pendidikan kedokteran dan kesehatan nasional.

"Kami tidak lagi dapat mengembalikan kepercayaan kami kepada Menteri Kesehatan untuk memimpin reformasi dan tata kelola kesehatan yang inklusif, adil, dan berlandaskan bukti," ujar puluhan guru besar yang membacakan deklarasi di aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, pada Kamis, 12 Juni 2025.

KEYWORD :

Budi Gunadi Mundur Pengamat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :