
Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi
Jakarta - Raja Salman dari Arab Saudi dan Perdana Menteri Irak Haider Al Abadi bertemu pada Rabu (14/6) di Jeddah, menurut surat kabar yang berbasis di London, Asharq Al-Awsat mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Saudi untuk Urusan Teluk Thamer Al-Sabhan.
Al Abadi mengatakan pada Selasa (13/6) bahwa Irak menentang keras isolasi Qatar yang dilakukan Arab Saudi dan tetangga Teluk Arab lainnya, sebab merugikan warga biasa.
"Rezim tidak dipengaruhi oleh blokade, namun Blokade itu menyakitkan warga biasa,"kata Al Abadi kepada wartawan di Baghdad, dikutip Financial Tribune pada Rabu (14/6)
Al Abadi meminta klarifikasi dari Arab Saudi atas tuduhan mendukung ekstrimisme yang dilontarkan terhadap Qatar. Ia kemudian mengatakan sangat ingin agar Irak tidak terlibat dalam perselisihan antara Qatar dan negara tetangganya.
Pada Minggu (11/6), Al Abadi menolak laporan pers yang membuat geram negara-negara Teluk Arab, bahwa Qatar mengirim ratusan juta dolar ke Baghdad untuk pembebasan sekelompok bangsawan Qatar yang diculik pada bulan April yang berakhir di Iran. Kaum bangsawan diculik pada 2015 di Irak selatan, sebuah wilayah yang dikuasai oleh kelompok-kelompok yang didukung oleh Iran.
Raja Salman dan Al-Abadi terakhir bertemu pada Maret di sela-sela KTT Arab dan pada bulan Februari Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir melakukan kunjungan yang jarang ke Baghdad.
Haider Al Abadi Arab Saudi Qatar