
Elizabeth Pisciliaruntu (tengah) meresmikan Komunitas Kawan Mekar, di Marina Batavia, Jakarta Utara, Minggu (Foto: Ist/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Pengacara sekaligus pendiri Komunitas Kawan Mekar, Elizabeth Pisciliaruntu, menyoroti persoalan mendasar yang menurutnya menjadi hambatan bagi tenaga kerja lokal untuk bersaing di pasar kerja: rendahnya etos kerja.
Sebagai pemilik kantor hukum di Pantai Indah Kapuk yang banyak menangani klien asing, Elizabeth melihat langsung bagaimana preferensi perusahaan-perusahaan asing lebih condong ke tenaga kerja luar. Bukan soal nasionalisme, bukan pula sekadar soal upah, tapi soal kedisiplinan, fokus, dan produktivitas yang sangat terasa perbedaannya.
“Secara etos kerja, kita itu masih kalah satu langkah dari pekerja asing, terutama dari China,” ujarnya usai meresmikan komunitas Kawan Mekar, di Marina Batavia, Jakarta Utara, Minggu (15/6/2025).
"Jangan iri dengan WNA (warga negara asing) yang masuk bekerja di Indonesia. Tapi harusnya kita bisa melakukan, menduplikat cara kerja mereka. Kita belajar saja dari etos kerja mereka," ujar Elizabet lagi.
Lebih lanjut, Elizabeth menilai, etos kerja yang rendah berasal dari kebiasaan yang terbentuk sejak dini. Banyak anak muda tidak dibesarkan dalam pola pendidikan karakter yang kuat.
Ketiadaan sosok pembimbing di rumah, tekanan ekonomi, kurangnya makanan yang bergizi, dan kurangnya arah hidup membuat banyak dari mereka bekerja hanya karena `terpaksa`, bukan karena ingin berkembang. Dan ketika hasilnya tak sesuai harapan, mereka cenderung menyalahkan lingkungan, pemerintah, atau sistem.
“Kita terlalu sering menyalahkan dan merepotkan pemerintah, tapi tidak mau melihat ke diri sendiri. Nah kalau nggak dari kita-kita ini, terus kita mau mulai dari mana? Saya selalu bilang jangan pernah menyalahkan pemerintah,” ujarnya.
Melalui Komunitas Kawan Mekar, Elizabeth berusaha membangun ulang pondasi etos kerja dari akar. Komunitas ini, lanjutnya, berupaya aktif membina anak-anak muda dari berbagai latar belakang dengan pendekatan disiplin, pelatihan, dan pemberian beasiswa.
Ia mengatakan, pihaknya tidak sekadar ingin mencetak pekerja atau pebisnis. Ia ingin melahirkan manusia yang punya etos kerja tinggi, rasa tanggung jawab, integritas, dan arah hidup. Karena bagi bangsa sebesar Indonesia, kekayaan terbesar bukanlah hanya dari sumber daya alam—tapi juga sumber daya manusianya.
KEYWORD :Elizabeth Pisciliaruntu Etos kerja Kawan Mekar