
Ilustrasi - Serangan rudal Iran ke Israel (Foto: RRI)
Jakarta, Jurnas.com - Dalam langkah militer yang mengejutkan, Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah titik vital di Iran, termasuk instalasi nuklir dan pabrik rudal.
Lebih lanjut, serangan ini berlangsung pada Jumat (13/6/2025) dini hari dan merupakan bagian dari operasi militer yang diberi kode Rising Lion.
Pemerintah Israel mengonfirmasi aksi tersebut melalui pernyataan resmi, menyebut bahwa tujuan utama dari operasi ini adalah untuk menghentikan laju pengembangan senjata nuklir oleh Iran, yang mereka anggap sebagai ancaman langsung bagi keamanan regional dan internasional.
Menurut laporan awal, beberapa fasilitas teknologi tinggi Iran mengalami kerusakan serius. Meski belum ada pernyataan resmi dari Teheran, sejumlah media lokal melaporkan adanya ledakan besar di dekat kompleks nuklir Natanz dan area industri militer di Isfahan.
Serangan ini menandai eskalasi baru dalam ketegangan antara kedua negara yang selama ini dibayangi konflik diplomatik dan adu pengaruh di kawasan Timur Tengah.
Media pemerintah Iran melaporkan bahwa ledakan terdengar di beberapa kota, termasuk di sekitar fasilitas pengayaan uranium utama di Natanz.
Seorang warga kota tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa suara ledakan terdengar berturut-turut di dekat lokasi fasilitas.
Sementara itu, televisi pemerintah Iran mengonfirmasi bahwa beberapa ledakan juga terjadi di ibu kota Teheran. Sistem pertahanan udara negara itu dilaporkan berada dalam kondisi siaga penuh menyusul serangan Israel.
Namun lebih dari itu, bagaimanakah kekuatan militer Israel dan Iran? Simak ulasannya berikut.
Menurut data Global Firepower 2025, Iran menempati posisi ke-16 kekuatan militer dunia. Negeri ini memiliki sekitar 610.000 personel aktif dan lebih dari 350.000 cadangan militer yang tersebar di Angkatan Darat reguler (Artesh), Garda Revolusi Islam (IRGC), dan paramiliter Basij.
Jumlah itu membuat Iran menjadi salah satu kekuatan militer darat terbesar di kawasan.
Sementara itu, Israel, meski lebih kecil dari sisi populasi, mampu menyeimbangkan skala dengan kualitas. Israel punya militer profesional yang sangat efisien, dengan sistem wajib militer nasional dan dukungan teknologi tinggi dari Amerika Serikat.
Meskipun personel aktifnya jauh lebih sedikit dari Iran, Israel dikenal sangat unggul dalam sektor pertahanan udara, pengintaian, dan sistem peperangan elektronik.
Dari udara, Iran masih mengandalkan pesawat tempur tua warisan era 1970-an seperti F-4 Phantom dan F-14 Tomcat, meski telah mencoba memodifikasi dan mengembangkan pesawat lokal seperti Kowsar.
Sebaliknya, Israel mengoperasikan armada modern yang terdiri dari F-15, F-16, dan jet siluman F-35 Lightning II—kombinasi kekuatan yang sulit ditandingi negara manapun di kawasan tersebut.
Keunggulan Iran justru menonjol dalam kekuatan rudal balistik. Iran disebut memiliki lebih dari 3.000 unit rudal jarak pendek hingga menengah seperti Shahab-3, Sejjil, dan Ghadr-110, yang menjangkau hingga 2.000 kilometer.
Rudal-rudal ini diyakini menjadi andalan strategi pertahanan dan perlawanan jarak jauh Iran, apalagi ditambah dengan teknologi drone tempur yang terus mereka kembangkan.
Sementara Israel, meski lebih tertutup soal kekuatan rudalnya, diketahui memiliki rudal balistik Jericho III yang bisa mencapai jarak antar-benua. Rudal-rudal ini diyakini mampu membawa hulu ledak nuklir, menjadikan Israel satu-satunya negara di Timur Tengah dengan kekuatan strategis semacam itu.
Tambahan lagi, sistem pertahanan seperti Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow menjadikan langit Israel sebagai salah satu yang paling terlindungi di dunia.
Di laut, Iran membagi kekuatannya dalam dua: Angkatan Laut reguler dan pasukan laut IRGC. Mereka mengandalkan kapal selam kecil seperti Ghadir dan kapal perang cepat untuk patroli di Selat Hormuz.
Namun Israel, dengan armada kapal selam kelas Dolphin buatan Jerman, unggul dari sisi kualitas dan daya gempur strategis. Kapal selam ini dipercaya bisa meluncurkan rudal jelajah dari bawah permukaan laut.
Maka jika dibandingkan, Iran lebih unggul dalam jumlah dan kekuatan misil, serta jaringan aliansi regional seperti Hezbollah dan milisi Houthi.
Tapi Israel lebih unggul dalam kecanggihan, kecepatan, dan akurasi serangan—dan terutama dukungan dari sekutu seperti Amerika Serikat.
KEYWORD :Iran Israel Perang Konflik Timur Tengah