
Logo UEFA (Foto: Football Italia)
Jakarta, Jurnas.com - Eropa memiliki daya tarik tersendiri bagi pesepak bola profesional. Di Benua Biru, ada anggapan para pemain berkesempatan mendapatkan gaji mahal jika mendapatkan kontrak resmi.
Pandangan ini tak sepenuhnya benar. Sebab, sejauh ini tidak pernah ada regulasi khusus yang mengatur besaran gaji pemain profesional. Apa alasannya?
Meski memiliki pengaruh besar soal regulasi di Eropa, UEFA tidak menetapkan batas gaji individual untuk pemain. Sebaliknya, ada sistem Financial Fair Play (FFP) yang membatasi belanja klub agar tidak melebihi pemasukan.
Artinya, klub boleh membayar pemain semahal mungkin selama mampu secara finansial dan sesuai neraca keuangan.
Namun, di tingkat liga nasional, aturan mulai berbeda. Spanyol misalnya, lewat La Liga, menerapkan sistem pengawasan ketat bernama Salary Limit.
Setiap klub mendapat batas maksimal untuk total gaji pemain dan staf, yang dihitung berdasarkan pendapatan bersih dan kesehatan keuangan klub. Jadi, meskipun Real Madrid dan Cádiz sama-sama di La Liga, batas gajinya bisa jauh berbeda.
Di Prancis, badan pengatur bernama DNCG juga mengawasi laporan keuangan klub, termasuk pengeluaran untuk gaji. Jika ada klub yang nekat membayar di luar batas kemampuan, sanksinya berupa pencekalan hingga degradasi secara administratif.
Sementara di Inggris, Liga Premier tak memiliki salary cap, tapi tetap mewajibkan klub mematuhi Profit and Sustainability Rules, aturan yang membatasi kerugian kumulatif maksimal selama tiga tahun.
Lain cerita di Bundesliga. Jerman tidak mengenal salary cap, tetapi memiliki regulasi lisensi ketat dan filosofi "50+1" yang menjaga agar klub tetap dikelola secara berkelanjutan.
Klub dibebaskan menggaji pemain, asalkan tetap sehat secara finansial dan tidak disubsidi secara gila-gilaan oleh pihak luar.
Soal angka, perbedaan gaji pemain sangat mencolok antar klub dan negara. Pemain bintang di PSG, Real Madrid, atau Manchester City bisa menerima bayaran antara €10–€20 juta per tahun.
Sementara pemain di liga kasta kedua atau ketiga, seperti Ligue 2 Prancis atau 3. Liga Jerman, kadang hanya menerima €2.000–€5.000 per bulan. Bahkan, beberapa pemain semi-pro di Eropa harus mencari pekerjaan tambahan di luar sepak bola.
Yang menarik, tidak ada standar gaji minimum yang disahkan UEFA secara universal. Jadi pemain muda yang baru promosi dari akademi bisa saja menerima gaji setara upah minimum regional. Semua bergantung pada negosiasi, status pemain, dan kebijakan klub masing-masing.
KEYWORD :Gaji Pemain Profesional Fakta Unik Sepak Bola Financial Fair Play