
Legenda Real Madrid, Alfredo Di Stefano bermain catur dengan penculiknya (Foto: Wikimedia)
Jakarta, Jurnas.com - Nama Alfredo Di Stefano sudah melegenda di hati para pecinta Real Madrid. Namun, tak banyak yang tahu bintang El Real itu pernah mengalami kejadian di luar nalar dalam karier sepak bolanya.
Saat masih aktif bermain, Di Stefano sempat diculik oleh kelompok gerilyawan Venezuela saat sedang tur pramusim di Amerika Selatan. Dan yang lebih mengejutkan, dalang penculikannya adalah seorang pemuda yang masih berusia belasan tahun.
Peristiwa ini terjadi pada Agustus 1963, saat Real Madrid menjalani laga ekshibisi di Caracas, Venezuela. Malam itu Di Stefano sedang beristirahat di kamar hotel Potomac ketika sekelompok pria bersenjata masuk dan membawanya pergi.
Sekelompok pria ini mengaku sebagai polisi anti-narkoba, dan belakangan diketahui anggota kelompok pemberontak bernama FALN atau akronim dari Fuerzas Armadas de Liberación Nacional.
FALN bukan kelompok kriminal biasa. Kelompok ini adalah gerakan sayap kiri yang menentang pemerintahan Presiden Rómulo Betancourt, dan menculik Di Stéfano bukan untuk uang tebusan, tapi demi menarik perhatian dunia internasional terhadap perjuangan politik mereka.
Pemimpin operasi penculikan ini adalah Paul del Río, alias Máximo Canales, seorang aktivis revolusioner yang saat itu baru berusia 19 tahun.
Selama hampir tiga hari, Di Stefano disembunyikan di tempat rahasia. Anehnya, dia tidak disakiti sekalipun. Bahkan, dia diperlakukan cukup baik, diberi makanan, ditemani mengobrol, dan bermain catur bersama penculiknya. Tak lama kemudian, Di Stefano dibebaskan secara damai di dekat Kedutaan Besar Spanyol.
Kabar penculikan itu langsung mengguncang media global. Tapi hebatnya, setelah dibebaskan, Di Stefano tetap tampil dalam pertandingan berikutnya melawan São Paulo. Ketika masuk lapangan, dia disambut sorakan penuh rasa hormat dari ribuan penonton yang tahu persis apa yang baru dialaminya.
FALN memang berhasil mendapat perhatian, tapi juga menuai kecaman karena menyeret dunia sepak bola ke dalam agenda politik. Sementara itu, Di Stefano memilih tidak menyimpan dendam.
Bahkan bertahun-tahun kemudian, dia diundang menghadiri pemutaran film dokumenter yang menceritakan kisah penculikannya, dan dikabarkan menyambut Paul del Río dengan sikap bersahabat.
KEYWORD :Alfredo Di Stefano Penculikan Legenda Real Madrid Fakta Unik Sepak Bola