
Taktik menjadi hal yang penting dalam sepak bola modern (Foto: Unsplash/Leo Visions)
Jakarta, Jurnas.com - Mengatur taktik, strategi, dan formasi, merupakan aspek wajib yang dimiliki setiap pelatih untuk memenangkan pertandingan. Selain mencetak gol, taktik dan formasi ini juga bertujuan mempertahankan diri dari serangan lawan.
Sejak awal 1900-an, berbagai taktik dan formasi berkembang. Beberapa dianggap fenomenal bahkan menjadi contoh bagi tim-tim lain dengan tujuan yang sama, memetik kemenangan.
Berikut ini delapan taktik dan formasi sepak bola paling fenomenal dari masa ke masa:
1. Formasi 2–3–5
Pada dekade-dekade awal 1900-an, sepak bola masih liar dan menyerang membabi buta. Di tengah kekacauan itu, formasi 2–3–5 hadir sebagai struktur pertama yang membuat permainan menjadi lebih terorganisir.
Dengan lima penyerang di garis depan, taktik ini menekankan dominasi ofensif yang sesuai dengan semangat zamannya. Inggris dan Skotlandia menjadi pionir taktik ini.
2. Formasi Metodo
Beranjak ke era 1930-an, pelatih Italia Vittorio Pozzo mengenalkan formasi 2–3–2–3 yang dikenal sebagai Metodo. Taktik ini menempatkan dua gelandang serang di antara dua lini, menciptakan transisi yang lebih cair antara bertahan dan menyerang.
Dengan taktik ini, Italia sukses menjadi juara dunia dua kali berturut-turut dan memperkenalkan permainan yang lebih terukur.
3. Formasi WM
Ketika FIFA mengubah aturan offside pada 1925, pelatih legendaris Arsenal, Herbert Chapman, langsung beradaptasi. Dia memperkenalkan formasi WM (3–2–2–3) yang menambahkan satu bek dan memperkuat lini tengah.
Taktik ini menjadi senjata ampuh Arsenal dan ditiru di seluruh Eropa hingga 1950-an. WM juga menjadi pondasi munculnya sistem 4–2–4 dan 4–3–3.
4. Catenaccio
Mungkin tidak disukai oleh pecinta sepak bola menyerang, namun Catenaccio dari Italia adalah lambang seni bertahan yang elegan. Helenio Herrera di Inter Milan menyempurnakan sistem ini dengan menempatkan seorang libero di belakang garis bek.
Inter menuai kejayaan di era 1960-an dengan pendekatan ultra-defensif yang efisien dan penuh perhitungan.
5. Total Football
Belanda, dengan Cruyff sebagai ikon dan Rinus Michels sebagai otak, mengejutkan dunia pada 1970-an dengan sistem Total Football. Dalam sistem ini, setiap pemain bisa berganti posisi secara dinamis.
Meski gagal membawa Belanda juara dunia, filosofi ini mengubah cara dunia memahami sepak bola, dan menjadi cikal bakal filosofi Barcelona modern.
6. Tiki-Taka
Spanyol dan Barcelona menghidupkan kembali keindahan sepak bola lewat Tiki-Taka. Dengan umpan pendek, penguasaan bola ekstrem, dan pergerakan tanpa henti, taktik ini mendominasi dunia selama satu dekade.
Puncaknya, Spanyol mengangkat trofi Euro 2008 dan 2012 serta Piala Dunia 2010, sementara Barcelona menaklukkan Eropa di era Pep Guardiola.
7. Gegenpressing
Dari Jerman muncul revolusi baru, Gegenpressing. Klopp mengajarkannya di Dortmund dan menyempurnakannya di Liverpool. Alih-alih mundur saat kehilangan bola, tim justru menekan balik secepat mungkin untuk merebut penguasaan kembali.
Hasilnya luar biasa. Liverpool tampil menakutkan di Eropa dan Inggris, memadukan intensitas dengan efisiensi tinggi.
8. Juego de Posición
Tak berhenti di tiki-taka, Guardiola melangkah lebih jauh dengan Juego de Posición. Pemain dituntut mengisi ruang sesuai zona, bukan posisi tetap. Ini bukan hanya soal umpan, tapi kontrol terhadap struktur ruang.
Manchester City menjuarai Liga Premier berkali-kali dan bahkan meraih treble dan Liga Champions lewat sistem ini, menjadikannya fondasi dominasi modern.
KEYWORD :Formasi Sepak Bola Catenaccio Tiki-Taka Total Football