Kamis, 12/06/2025 21:44 WIB

Jamur Pemakan Emas Buka Jalan Baru Eksplorasi Logam di Bumi - Asteroid

Para ilmuwan menemukan jamur yang secara alami dapat `memakan` emas—dan potensi penggunaannya bisa menjangkau hingga asteroid di luar angkasa.

Ilustrasi jamur pemakan emas (Foto: Daily Galaxy)

Jakarta, Jurnas.com - Penemuan mengejutkan di Australia menunjukkan bahwa alam memiliki cara unik dalam mencari harta karun tersembunyi. Para ilmuwan menemukan jamur yang secara alami dapat `memakan` emas—dan potensi penggunaannya bisa menjangkau hingga asteroid di luar angkasa.

Dalam langkah yang bisa merevolusi cara manusia mencari logam mulia, tim ilmuwan dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) menemukan bahwa sejenis jamur tanah mampu menyerap partikel emas ke dalam tubuhnya. Temuan ini membuka pintu bagi metode eksplorasi tambang yang lebih ramah lingkungan, lebih presisi, dan mungkin, bisa digunakan di luar angkasa.

Jamur Ajaib yang Menyerap Emas

Jamur tersebut—mirip dengan Fusarium oxysporum—menyerap emas melalui filamen mikroskopis bernama miselium. Tak hanya menempel, logam mulia ini tampaknya juga mempercepat pertumbuhan jamur tersebut, sebuah fenomena yang sebelumnya dianggap mustahil karena emas dikenal sangat stabil dan tidak reaktif terhadap organisme hidup.

“Interaksi biologis dengan emas itu langka. Fakta bahwa jamur ini bisa melakukannya sangat mengejutkan,” ujar Dr. Tsing Bohu, peneliti utama dari CSIRO.

Beberapa strain jamur, termasuk yang mirip Candida rugopelliculosa, bahkan bisa menghasilkan nanopartikel emas sebagai reaksi terhadap stres atau tekanan—melalui pelepasan protein dan polisakarida khusus yang menstabilkan logam tersebut.

Dampak Besar bagi Eksplorasi Tambang

Selama ini, metode eksplorasi emas bergantung pada pengujian tanah, air, dan tanaman. Kini, jamur bisa menjadi alat bioindikator yang lebih akurat dan ramah lingkungan. Dengan mendeteksi keberadaan emas di dalam tanah melalui pertumbuhan jamur, para ahli geologi bisa mempersempit area pencarian secara signifikan.

Selain lebih efisien, metode biologis ini juga lebih aman bagi lingkungan. Penambangan tradisional sering kali menggunakan bahan kimia beracun dan proses intensif energi. Sebaliknya, jamur ini bekerja secara alami dan berpotensi mengurangi dampak ekologis yang selama ini jadi sorotan.

Menambang Emas dari Asteroid?

Yang lebih menarik lagi, potensi jamur ini tidak hanya terbatas di Bumi. Dengan meningkatnya minat untuk menambang logam di asteroid—yang mengandung kandungan logam jauh lebih tinggi dibanding kerak Bumi—jamur ini bisa menjadi ujung tombak eksplorasi luar angkasa.

Bayangkan, alih-alih membawa alat berat ke luar angkasa, tim eksplorasi hanya perlu mengirim koloni mikroorganisme yang mampu mengekstraksi logam secara mandiri. Ini bukan fiksi ilmiah—ini skenario realistis yang mulai dilirik oleh para insinyur luar angkasa.

Menuju Penambangan Berkelanjutan

Pemerintah di seluruh dunia sedang memperketat regulasi tambang karena kerusakan lingkungan dan konsumsi air yang tinggi. Penggunaan jamur bisa menjadi solusi cerdas: lebih ramah lingkungan, lebih hemat biaya, dan lebih aman bagi para pekerja tambang.

Meski masih dalam tahap awal, metode ini mencerminkan tren baru dalam bio-teknologi pertambangan yang menggabungkan ilmu biologi, rekayasa, dan eksplorasi sumber daya secara berkelanjutan.

Tantangan dan Langkah Selanjutnya

Meski menjanjikan, masih banyak tantangan teknis. Jamur ini memerlukan kondisi tertentu seperti kelembaban, pH tanah, dan kadar mineral yang tepat untuk bisa berkembang dan menyerap emas secara optimal. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut tentang enzim dan jalur metabolik yang terlibat dalam proses ini.

Isu biosafety juga menjadi perhatian, terutama jika teknologi ini diterapkan di luar ekosistem aslinya—termasuk di luar angkasa. Oleh karena itu, kolaborasi lintas disiplin antara ahli biologi, insinyur, dan praktisi tambang sangat dibutuhkan.

Penemuan Ini Bisa Jadi Game Changer

Beberapa perusahaan pertambangan sudah mulai melirik pembuatan "kit deteksi jamur emas", yang memungkinkan pengujian cepat dan murah di lapangan. Teknologi serupa juga bisa diperluas untuk mendeteksi logam lain seperti platinum, perak, atau logam tanah jarang.

Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah Heliyon dan dinilai sebagai salah satu terobosan paling menjanjikan dalam eksplorasi sumber daya berbasis biologi. (*)

SUmbert: earth.com

KEYWORD :

Jamur pemakan emas Tambang ramah lingkungan Jamur deteksi emas penambangan asteroid




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :