
Anggota Komisi VIII DPR, Selly Andriany Gantina
Jakarta, Jurnas.com - Kalangan dewan mengungkapkan keprihatinannya dengan beredarnya video artificial intelligence (AI) tentang `testimoni masuk neraka`.
Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina mengatakan, kemajuan teknologi seperti AI seharusnya disikapi dengan bijak dan penuh tanggung jawab.
"Sebagai anggota Komisi VIII DPR RI yang memiliki tanggung jawab moral terhadap kehidupan berbangsa dan beragama. Saya merasa miris dengan banyak postingan testimoni hari pertama neraka menggunakan AI," kata Selly kepada wartawan, Selasa (10/6).
"Kita harus menyadari bahwa perkembangan teknologi, termasuk AI, adalah bagian dari kemajuan zaman yang tak terelakkan. Namun demikian, penggunaannya harus disertai dengan tanggung jawab etika, sosial, dan spiritual," imbuhnya.
Politikus PDIP ini menjelaskan, gambaran tentang neraka yang hakiki tidak mungkin dapat ditangkap secara sempurna oleh imajinasi manusia, apalagi oleh teknologi buatan.
Karenanya, Selly mempertanyakan tujuan dari pembuatan konten yang memvisualkan neraka tersebut.
"Jika digunakan untuk menanamkan ketakwaan, meningkatkan kesadaran moral, dan sebagai bentuk tadabbur terhadap ayat-ayat Allah, maka perlu dilakukan dengan kehati-hatian dan rujukan yang benar," terangnya.
"Namun, jika justru menyederhanakan atau bahkan menyimpangkan pemahaman umat terhadap konsep akhirat, maka ini menjadi persoalan serius. Terlebih Indonesia merupakan negara Pancasila. Artinya kewajiban setiap warga negara untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan agama," Selly menambahkan.
Dia meminta semua pihak tidak menjadikan agama sebagai bahan candaan untuk tontonan karena bisa termasuk kategori menodai agama. Dia juga mengajak masyarakat untuk lebih kritis dan arif dalam menyikapi konten-konten spiritual yang dibuat oleh teknologi.
"Jangan sampai konten seperti ini mengaburkan akidah dan menggantikan rujukan kita dari Al-Qur`an dan Sunnah kepada visualisasi artifisial," terangnya.
Lebih jauh, Selly mengimbau kepada para kreator konten untuk menjadikan AI sebagai alat dakwah yang bertanggung jawab, bukan sekadar alat viral. Dia ingin teknologi digunakan dengan adab, bukan hanya dengan ambisi.
"Sebagai wakil rakyat, saya mendorong agar literasi digital dan spiritual dapat berjalan seimbang, agar generasi muda kita tidak terjebak dalam pemahaman yang dangkal tentang agama hanya karena visualisasi buatan yang tidak bersandar pada ilmu yang benar," tandasnya.
KEYWORD :
Warta DPR Komisi VIII PDIP Selly Andriany Gantina AI neraka teknologi