
Ilustrasi daging kurban (Foto: Pexels/Markus Spiske)
Jakarta, Jurnas.com - Iduladha bukan sekadar momen berkurban. Ini adalah waktu di mana semangat kebersamaan tumbuh di setiap sudut lingkungan, dari pelataran masjid hingga dapur rumah. Di pagi hari, gema takbir berpadu dengan hiruk-pikuk pemotongan hewan kurban. Menjelang siang hingga sore, warga pulang dengan kantong-kantong berisi daging segar—sebuah berkah tahunan yang sering kali datang dalam jumlah besar.
Begitu juga di hari Tasyriknya atau sekitar tiga hari setelah Iduladha. Kadang masih terdapat penyembelihan hewan kurban dan distribusi daging kurban. Namun, setelah euforia berbagi itu reda, muncul satu pertanyaan kelasik: Bagaimana cara menyimpan daging kurban agar awet dan tetap higienis? Berikut adalah ulasannya yang dihimpun dari berbagai sumber.
Banyak orang masih meremehkan aspek penyimpanan daging. Padahal, kesalahan kecil dalam penyimpanan bisa berdampak besar: warna daging berubah, muncul bau tak sedap, atau tekstur daging jadi keras. Sayang sekali jika berkah dari kurban justru berakhir di tempat sampah.
Masalah seperti bau tak sedap, warna yang berubah, atau tekstur daging yang mengeras sering muncul akibat kesalahan penyimpanan. Padahal, daging kurban seharusnya bisa dinikmati hingga berhari-hari ke depan jika ditangani dengan benar.
Salah satu kesalahan umum adalah mencuci daging sebelum dimasukkan ke kulkas. Meskipun niatnya membersihkan, air justru menambah kelembapan yang mempercepat tumbuhnya bakteri.
Karena itu, simpan daging dalam keadaan kering dan bersih secukupnya, lalu cuci hanya saat hendak dimasak. Langkah ini membantu menjaga kesegaran daging lebih lama.
Selain itu, penting untuk memotong dan membagi daging dalam ukuran porsi sekali masak. Cara ini mencegah proses pencairan dan pembekuan berulang yang bisa merusak struktur daging.
Agar lebih praktis dan higienis, gunakan kantong ziplock atau plastik kedap udara saat menyimpan potongan daging. Pastikan juga tiap kemasan diberi label tanggal penyimpanan.
Pencatatan tanggal ini berguna untuk memantau seberapa lama daging telah disimpan dan memudahkan rotasi penggunaan. Dengan begitu, daging tidak tertinggal terlalu lama di sudut freezer.
Untuk menjaga kualitas dalam jangka panjang, tempatkan daging di dalam freezer, bukan chiller. Suhu ideal di bawah -18°C bisa menjaga daging tetap layak konsumsi hingga 3 sampai 6 bulan.
Sementara itu, chiller hanya cocok untuk penyimpanan maksimal dua hari karena suhunya tidak cukup dingin untuk membekukan. Jadi, jika tidak langsung dimasak, freezer adalah pilihan paling aman.
Ketika akan digunakan, daging beku sebaiknya dicairkan dengan cara perlahan di kulkas bagian bawah. Hindari mencairkan di suhu ruang atau merendam dengan air panas karena dapat mempercepat pertumbuhan bakteri.
Jika ingin daging lebih empuk saat dimasak, Anda bisa melapisinya dengan daun pepaya sebelum dibekukan. Alternatif lainnya adalah membungkus dengan aluminium foil untuk menjaga kelembapan alami.
Selain itu, jangan lupa memisahkan daging merah dari jeroan sebelum disimpan. Jeroan lebih cepat rusak dan aromanya bisa mengontaminasi daging lain jika diletakkan dalam satu tempat.
Dengan menerapkan cara penyimpanan yang tepat, Anda tidak hanya menjaga kualitas dan rasa daging, tetapi juga menghargai berkah kurban yang sudah diterima. Ini bagian dari tanggung jawab kita dalam menjaga amanah dan kebermanfaatan dari ibadah kurban.
Menyimpan daging kurban dengan benar bukan hal rumit, tapi berdampak besar. Dengan perhatian kecil dan cara yang tepat, stok daging di rumah bisa jadi bekal masakan lezat berhari-hari ke depan. (*)
KEYWORD :Iduladha 2025 Daging Kurban Tips Menyimpan Daging