Minggu, 08/06/2025 19:33 WIB

Waduh, Burung Ternyata Bisa Mabuk Alkohol dari Makanan Sehari-hari

Burung-burung di alam liar mungkin lebih sering mengonsumsi alkohol daripada yang kita kira — bahkan tanpa disengaja

Ilustrasi Burung Ternyata Bisa Mabuk Alkohol dari Makanan Sehari-hari (Foto: Pexels/Asr)

Jakarta, Jurnas.com - Burung-burung di alam liar mungkin lebih sering mengonsumsi alkohol daripada yang kita kira — bahkan tanpa disengaja.

Sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh Dr. Robert Dudley dari Museum of Vertebrate Zoology, University of California, Berkeley, menemukan bahwa beberapa jenis burung dapat terpapar alkohol melalui makanan harian mereka seperti buah, nektar, bahkan serangga. Kandungan alkohol ini berasal dari proses fermentasi alami, terutama pada buah yang membusuk atau cairan manis yang ditinggalkan terlalu lama.

Ethanol Tersembunyi dalam Makanan Burung

Penelitian ini mengukur jejak alkohol dalam tubuh burung melalui senyawa bernama ethyl glucuronide (EtG), biomarker yang juga digunakan untuk mendeteksi konsumsi alkohol pada manusia. Hasilnya cukup mengejutkan: burung pemakan biji, serangga, bahkan pemangsa kecil pun menunjukkan tanda-tanda paparan EtG — tak hanya burung pemakan buah atau nektar seperti yang selama ini diduga.

“Pemberi makan nektar buatan mungkin menjadi sumber etanol jika air gula terfermentasi,” ujar Cynthia Wang-Claypool, penulis utama studi ini.

Bulu Burung Jadi Arsip Riwayat Alkohol

Berbeda dengan organ tubuh yang cepat meregenerasi, bulu burung menyimpan informasi metabolik selama fase pertumbuhan. Jika burung mengonsumsi makanan mengandung alkohol saat bulunya tumbuh, jejak EtG bisa tertanam di sana secara permanen.

Hal ini membuat bulu menjadi media yang ideal untuk melacak riwayat paparan alkohol jangka panjang pada burung — semacam ‘buku harian kimiawi’ dari kehidupan mereka.

Hummingbird: Kecil-Kecil Suka Manis (dan Sedikit Mabuk?)

Salah satu temuan paling menarik berasal dari hummingbird atau burung kolibri. Burung kecil ini sangat bergantung pada nektar, baik dari bunga maupun dari tempat makan buatan di taman. Karena cairan manis mudah mengalami fermentasi, kolibri berpotensi secara rutin meneguk nektar yang mengandung kadar alkohol rendah.

Dalam penelitian ini, spesies seperti Anna’s Hummingbird konsisten menunjukkan jejak EtG dalam bulunya. Ini menjadi petunjuk kuat bahwa paparan alkohol pada burung bukan peristiwa langka — dan mungkin terjadi lebih sering dari yang diperkirakan sebelumnya.

Apa Dampaknya bagi Kesehatan dan Perilaku Burung?

Masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah jumlah alkohol yang dikonsumsi burung berdampak negatif terhadap kesehatan, kemampuan terbang, atau perilaku mereka. Namun, mengingat perbedaan ukuran tubuh dan metabolisme, bahkan kadar kecil alkohol bisa memberi pengaruh yang signifikan pada burung-burung kecil.

Penelitian lanjutan akan mengkaji apakah burung memiliki toleransi alami terhadap alkohol atau justru mengalami efek seperti euforia, disorientasi, atau perubahan perilaku lain.

Apa yang Bisa Dilakukan Pengamat Burung dan Pemilik Taman?

Penemuan ini memberi alasan kuat bagi para pengamat burung dan pecinta taman untuk lebih berhati-hati dalam merawat tempat makan burung. Menyegarkan air gula secara rutin dan menjaga kebersihannya bisa mencegah fermentasi yang tak disengaja.

Selain itu, mengelola buah-buahan jatuh di kebun juga penting — terutama saat suhu hangat mendukung pertumbuhan ragi alami yang menyebabkan fermentasi.

Temuan ini tidak hanya membuka bab baru dalam ekologi dan fisiologi burung, tetapi juga mendorong pertanyaan lebih dalam tentang interaksi antara hewan liar dan proses fermentasi alami. Dunia burung ternyata jauh lebih kompleks — dan sedikit lebih “beralkohol” — daripada yang kita bayangkan.

Penelitian lengkap dipublikasikan dalam jurnal Ecological and Evolutionary Physiology. (*) Suber: Earth

KEYWORD :

Burung Mabuk Alkohol burung konsumsi alkohol hummingbird nektar fermentasi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :