Minggu, 08/06/2025 03:52 WIB

Keutamaan Hari Tasyrik Iduladha, Waktu Emas untuk Zikir dan Ibadah

Keutamaan Hari Tasyrik Iduladha, Waktu Emas untuk makan hingga zikir serta Ibadah

Ilustrasi Hari Tasyrik (Foto: Arina)

Jakarta, Jurnas.com - Hari ini, Sabtu 7 Juni 2025, mayoritas umat Islam di Indonesia memasuki salah satu momen penting setelah Hari Raya Iduladha, yaitu Hari Tasyrik. Tiga hari berturut-turut—11, 12, dan 13 Dzulhijjah—dikenal sebagai hari-hari istimewa yang penuh makna, bukan hanya sebagai kelanjutan dari hari kurban, tapi juga momentum ibadah yang sayang jika dilewatkan.

Dikutip dari berbagai sumber, secara etimologis, “tasyrik” berasal dari kata Arab tasyriq asy-syams, yang berarti “menghadapkan ke arah matahari”, merujuk pada tradisi mengeringkan daging kurban di bawah sinar matahari untuk dijadikan dendeng.

Namun dalam syariat, Hari Tasyrik adalah tiga hari setelah Iduladha (11–13 Dzulhijjah) yang secara khusus disebut oleh Rasulullah ﷺ sebagai:

"Hari makan, minum, dan zikir kepada Allah."
(HR Muslim)

Hari-hari ini juga merupakan waktu terakhir umat Muslim diizinkan menyembelih hewan kurban.

Satu hal yang penting diingat: puasa pada Hari Tasyrik hukumnya haram. Ini ditegaskan oleh berbagai ulama dan hadits, karena hari ini diperuntukkan sebagai waktu untuk menikmati rezeki dari Allah dan memperbanyak ibadah zikir.

Keutamaan Hari Tasyrik

Hari Tasyrik memiliki posisi istimewa dalam Islam. Dalam hadits riwayat Imam Bukhari, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak ada amal yang lebih utama daripada amal yang dilakukan pada hari-hari ini (10–13 Dzulhijjah).”
(HR Bukhari)

Mengapa istimewa? Karena pada saat kebanyakan manusia sibuk bersantai setelah Iduladha, justru inilah waktu terbaik untuk menangkap keutamaan ibadah. Inilah yang dimaksud para ulama sebagai “waktu lalai yang menjadi peluang emas.”

Amalan di Hari Tasyrik

1. Memperbanyak Takbir

Merujuk pada firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 203, para sahabat seperti Ibnu Umar dan Abu Hurairah dikenal memperbanyak takbir di pasar dan tempat umum.

“Dan sebutlah nama Allah pada hari-hari yang tertentu.”
(Al-Baqarah: 203)

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa mereka bahkan bertakbir setelah setiap shalat, baik wajib maupun sunnah.

2. Zikir: Tahlil, Tahmid, dan Takbir

Ibnu Hajar Al-Asqalani mencatat bahwa selain takbir, umat Islam dianjurkan memperbanyak tahlil (لا إله إلا الله), tahmid (الحمد لله), dan takbir (الله أكبر) selama Hari Tasyrik berlangsung.

“Perbanyaklah tahlil, tahmid, dan takbir pada Hari Tasyrik.”
(HR Ibnu Umar dalam riwayat tambahan Imam Bukhari)

3. Ibadah Umum Lebih Bernilai

Menurut ulama Ibnu Abi Jamrah, tidak ada amal khusus yang diwajibkan pada Hari Tasyrik. Namun, ibadah apa pun yang dilakukan pada hari-hari ini memiliki nilai keutamaan yang lebih tinggi dibanding dilakukan di waktu lain.

“Hadits ini menunjukkan bahwa amal apapun pada Hari Tasyrik lebih utama daripada amal yang sama di luar Hari Tasyrik.”
(Ibnu Abi Jamrah)

Masih Bisa Berkurban

Bagi yang belum sempat menyembelih hewan kurban pada Hari Nahr (10 Dzulhijjah), masih diperbolehkan menyembelih hingga 13 Dzulhijjah selama Hari Tasyrik belum berakhir. (*)

Wallohu`alam

KEYWORD :

Hari Tasyrik Hari Raya Iduladha Bulan Dzulhijjah Kurban




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :