
Ilustrasi daging kurban (Foto: Pexels/Markus Spiske)
Jakarta, Jurnas.com - Iduladha atau Hari Raya Kurban biasanya menjadi momen berkumpul yang identik dengan hidangan daging kurban, mulai dari sate, gulai, hingga tongseng. Namun, tak sedikit orang seringkali mengeluhkan rasa pusing tak lama setelah menyantapnya.
Keluhan ini muncul bukan tanpa alasan. Tubuh merespons jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi secara berbeda, terutama jika sebelumnya tidak terbiasa mengonsumsi daging merah dalam jumlah banyak.
Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah tekanan darah yang meningkat setelah makan daging tinggi lemak. Terlebih jika daging dimasak dengan cara digoreng atau dibakar dan disantap tanpa sayuran.
Selain itu, daging merah juga mengandung purin yang di dalam tubuh akan diubah menjadi asam urat. Kadar asam urat yang melonjak bisa memicu rasa tidak nyaman seperti nyeri kepala atau tubuh terasa berat.
Masalah lain bisa berasal dari kurangnya asupan cairan. Proses pencernaan daging memerlukan lebih banyak cairan, dan jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, gejala dehidrasi ringan seperti pusing bisa muncul.
Bumbu yang digunakan dalam olahan daging juga berpengaruh. Rempah pekat, santan, dan cabai bisa menjadi pemicu ketidaknyamanan pencernaan bagi sebagian orang, yang dampaknya menjalar ke kondisi kepala.
Tak hanya dari sisi kandungan makanan, porsi makan yang terlalu besar juga dapat memicu gejala serupa. Saat tubuh bekerja keras mencerna makanan berat, aliran darah menuju otak bisa berkurang sementara.
Jenis daging yang dikonsumsi juga turut berperan. Daging kambing dan domba yang populer saat kurban memiliki kandungan lemak dan kolesterol yang cukup tinggi, terutama di bagian berlemak seperti iga atau perut.
Jika dikonsumsi berlebihan, daging kambing dan domba bisa memicu lonjakan tekanan darah atau meningkatkan kadar asam urat. Efeknya bisa terasa dalam bentuk pusing, lelah, hingga pegal-pegal.
Rasa “panas” di tubuh yang sering dirasakan setelah makan daging kambing atau domba biasanya berasal dari kombinasi lemak, rempah, dan cara pengolahan seperti dibakar atau dimasak pedas. Efek ini bisa lebih terasa jika disantap tanpa cukup air atau makanan pendamping yang seimbang.
Gejala ini umumnya ringan dan mereda dengan istirahat serta hidrasi yang cukup. Tapi jika disertai dengan mual berat, pandangan kabur, atau nyeri dada, sebaiknya segera diperiksakan.
Untuk mengatasi dan mencegah pusing setelah makan daging kurban, penting membatasi porsi makan. Jangan langsung makan dalam jumlah besar agar tubuh punya waktu mencerna dengan baik.
Pastikan juga mengonsumsi cukup air putih selama dan setelah makan untuk mencegah dehidrasi. Menambahkan sayur dan buah sebagai pelengkap dapat membantu proses pencernaan dan menjaga keseimbangan nutrisi. (*)
Memilih cara memasak yang lebih ringan, seperti direbus atau dikukus, bisa mengurangi kandungan lemak berlebih yang memicu tekanan darah naik. Hindari juga penggunaan bumbu terlalu pekat atau pedas jika tubuh sensitif.
Jika memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau asam urat, konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi daging kurban dalam porsi besar sangat dianjurkan. Mengenali batas toleransi tubuh akan membantu menjaga kenyamanan dan kesehatan.
Maka dari itu, penting mengatur pola makan saat menyantap daging kurban. Mengombinasikannya dengan sayur, air putih, dan membatasi porsi bisa membantu tubuh beradaptasi lebih baik.
Mengenali reaksi tubuh setelah makan juga jadi langkah awal untuk menghindari gangguan kesehatan. Sebab setiap orang memiliki toleransi yang berbeda terhadap jenis makanan tertentu
KEYWORD :
Pusing Setelah Makan Daging Kurban Tips Makan Sehat Hipertensi Iduladha