
Penjaga gawang Manchester United, Altay Bayindir (Foto: Goal)
Jakarta, Jurnas.com - Menggunakan jersey dengan warna dan motif yang sama berlaku untuk para pemain dalam satu tim di sebuah pertandingan. Namun, berbeda halnya dengan penjaga gawang. Warnanya pasti terlihat mencolok daripada rekan-rekannya di lapangan.
Sementara 10 pemain outfield mengenakan warna senada, sang kiper justru tampil mencolok dengan jersey kontras, kadang hijau terang, ungu neon, atau bahkan pink menyala. Tapi, kenapa harus berbeda? Sejak kapan aturan ini ada?
Ternyata, perbedaan warna ini bukan semata soal estetika atau gaya. Dulu, saat sepak bola mulai diatur secara resmi oleh asosiasi Inggris di abad ke-19, semua pemain, termasuk kiper—memakai seragam yang sama. Tak ada yang bisa langsung mengenali siapa penjaga gawang hanya dari tampilan visual.
Barulah pada tahun 1909, Federasi Sepak Bola Inggris (FA) menerbitkan aturan bahwa kiper wajib memakai jersey berwarna berbeda demi memudahkan wasit, pemain, dan penonton membedakan perannya di lapangan.
Saat itu, warna yang disarankan adalah hijau, biru langit, atau putih. Alasan utamanya sederhana, yakni agar saat bola terjadi kemelut di kotak penalti, wasit bisa segera tahu siapa yang berhak menggunakan tangan.
Regulasi ini lantas diadopsi lebih luas oleh FIFA pada era 1920-an. Sejak saat itu, setiap turnamen resmi mewajibkan kiper memakai seragam dengan kontras yang jelas, bukan hanya terhadap timnya sendiri, tapi juga terhadap wasit dan tim lawan.
Bahkan kini, dalam aturan FIFA terbaru, ada panduan khusus untuk kiper yang memastikan bahwa warna jersey mereka tidak menyulitkan identifikasi dalam siaran televisi.
Perubahan semakin menarik saat industri olahraga dan sponsor mulai masuk. Era 1990-an menjadi momen eksplosif ketika kiper tampil dengan desain yang jauh lebih kreatif.
Sejumlah kiper seperti Jorge Campos dari Meksiko dikenal dengan jersey penuh corak psychedelic yang dirancangnya sendiri. Begitu juga David Seaman dari Inggris yang pernah memakai jersey dengan pola seperti lukisan abstrak. Dari yang awalnya soal identifikasi, jersey kiper kini juga jadi ekspresi individualitas.
Uniknya, masih ada kisah menarik soal peraturan ini. Pada laga-laga amatir atau semi-profesional di era dulu, ketika jersey kiper tak tersedia, beberapa tim hanya memberi topi atau syal berbeda pada penjaga gawang untuk membedakannya. Praktik ini tak lagi berlaku karena standar pertandingan sudah semakin ketat.
Jadi, kalau kamu bertanya kenapa jersey kiper harus berbeda warna, jawabannya adalah karena sejarah, aturan, dan identitas. Sebuah peran istimewa memang layak punya warna tersendiri.
KEYWORD :Jersey Kiper Penjaga Gawang Fakta Unik Sepak Bola