
Ilustrasi hari Arafah - Keutamaan Puasa Arafah, Dosa Dua Tahun Terhapus dalam Satu Hari? (Foto: Wahdah Islamiyah)
Jakara, Jurnas.com - Hari Arafah, yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah, merupakan salah satu momen paling istimewa dalam Islam. Bagi umat Muslim yang tidak menunaikan ibadah haji, Puasa Arafah menjadi amalan utama yang sangat dianjurkan. Tak hanya sebagai ibadah sunah, puasa ini memiliki keutamaan luar biasa—yakni menghapus dosa selama dua tahun.
Apa Itu Hari Arafah?
Dikutip dari berbagai sumber, hari Arafah adalah hari ketika jutaan jamaah haji dari seluruh dunia berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf, puncak dari ibadah haji. Namun, keagungan hari ini tak hanya milik para jamaah. Umat Muslim di seluruh dunia pun diajak untuk mengisinya dengan amal saleh dan mendekatkan diri kepada Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah."
(HR. Muslim no. 1348)
Ini menunjukkan betapa besarnya rahmat dan ampunan Allah yang tercurah pada hari tersebut.
Keutamaan Puasa Arafah
Mengutip laman Nahdlatul Ulama, salah satu ibadah paling dianjurkan pada Hari Arafah adalah berpuasa. Rasulullah SAW menjelaskan secara langsung keutamaan puasa ini:
“Puasa Arafah itu menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”
(HR. Muslim)
Menurut mayoritas ulama, dosa yang dimaksud adalah dosa-dosa kecil. Imam An-Nawawi dalam Syarah Muslim menyatakan bahwa penghapusan dosa ini merupakan bentuk kemurahan Allah kepada hamba-Nya yang ikhlas berpuasa.
Hari Arafah hanya datang sekali dalam setahun. Ini adalah kesempatan emas untuk mendapatkan pahala berlipat ganda, penghapusan dosa, dan pembebasan dari api neraka. Bahkan, menurut riwayat:
“Sungguh Allah mendekat kepada para hamba-Nya pada Hari Arafah, lalu membanggakan mereka di hadapan para malaikat.”
(HR. Muslim)
Ini menggambarkan betapa istimewanya posisi orang-orang yang beribadah di hari ini.
Keutamaan puasa Arafah semakin besar jika kita melihat konteks waktu pelaksanaannya: sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Ini adalah hari-hari terbaik untuk beribadah sepanjang tahun.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, dan satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam lailatul qadar.”
(HR. At-Tirmidzi)
Maksud dari "setara dengan satu tahun" adalah pahala puasa sunah selama setahun penuh, bukan puasa Ramadan (Mulla al-Qari’, Mirqâh al-Mafâtîh, juz 3, h. 520).
Siapa yang Disunnahkan Puasa Arafah?
Puasa Arafah disunnahkan bagi umat Islam yang tidak sedang melaksanakan haji. Jamaah haji disarankan untuk tidak berpuasa saat wukuf karena mereka membutuhkan kekuatan fisik untuk menjalani rangkaian ibadah haji.
Bagi yang memiliki utang puasa Ramadan, mayoritas ulama menganjurkan agar puasa wajib (qadha) didahulukan. Namun, ada pula pendapat yang membolehkan mendahulukan puasa sunah Arafah jika waktu qadha masih panjang. (*)
Wallohu`alam
KEYWORD :Puasa Arafah Hari Arafah Bulan Dzulhijjah Amalan Dzulhijjah