
Ilustrasi - Niat Puasa Arafah dan Puasa Kamis, Simak Penjelasan hingga Hukumnya (Foto: Pexels/hello aesthe)
Jakarta, Jurnas.com - Umat Islam di Indonesia akan menyambut salah satu momen spiritual paling agung dalam kalender hijriah: Hari Arafah, yang tahun ini jatuh pada Kamis, 5 Juni 2025, bertepatan dengan 9 Dzulhijjah 1446 H. Sementara puncak Idul Adha di Indonesia, mayoritas akan dirayakan pada Jumat, 6 Juni 2025.
Selain ibadah haji di Tanah Suci, puasa Arafah menjadi amalan istimewa yang sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang berhaji di bulan Dzulhijjah ini. Ini adalah kesempatan emas yang hanya datang setahun sekali.
Namun, berhubung hari Arafah tahun ini bertepatan dengan hari Kamis, bolehkah jika pelaksanaan puasa Arafah digabung dengan puasa sunnah lainnya, seperti puasa Senin dan Kamis? Bolehkah niat keduanya digabung? Bagaimana keutamaannya? Berikut adalah penjelasannya yang dirangkum dari berbagai sumber.
Apa Itu Puasa Arafah dan Apa Keutamaannya?
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sehari sebelum Idul Adha. Keutamaannya luar biasa. Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.” (HR. Muslim)
Ini menjadikannya salah satu puasa sunnah paling utama, di samping puasa Asyura dan puasa enam hari Syawal.
Bolehkah Puasa Arafah Digabung dengan Niat Puasa Kamis?
Tahun ini, Hari Arafah bertepatan dengan hari Kamis. Ini menimbulkan pertanyaan fiqih menarik: bolehkah menggabungkan niat puasa Arafah dengan puasa Kamis? Jawabannya, menurut mayoritas ulama: boleh dan sah.
Dalam kitab I’anatut Thalibin, Syaikh Abu Bakar Syatha menjelaskan bahwa ketika dua sebab ibadah bertemu, seperti puasa Arafah dan Kamis, seseorang boleh menggabungkan niat dan akan memperoleh pahala keduanya.
Syaikh Abu Bakar Syatha dalam kitab I’anatut Thalibin menjelaskan:
“Ketika dua sebab berkumpul dalam satu ibadah, seperti puasa Arafah atau Asyura bertepatan dengan hari Senin atau Kamis, maka sangat dianjurkan berpuasa dengan dua niat sekaligus. Seseorang yang berniat keduanya akan memperoleh pahala dari keduanya. Ini seperti bersedekah kepada keluarga dengan niat sedekah dan silaturahmi.”
Karena puasa Arafah dan puasa Senin-Kamis sama-sama termasuk puasa sunnah, maka niat keduanya dapat digabung dan dikerjakan bersamaan.
Hal ini diperkuat oleh penjelasan Imam Nawawi dalam Al-Majmu’, bahwa ta’yin (penyebutan jenis puasa) memang disunnahkan, namun apabila tidak dilakukan secara eksplisit dan waktunya bertepatan, tetap mendapat keutamaan.
Tata Cara dan Niat Puasa Arafah
Seperti puasa sunnah lainnya, termasuk puasa Senin dan Kamis, puasa Arafah juga dilakukan mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam, dengan niat yang dilakukan sebelum terbit fajar. Berikut bacaan niat puasa Arafah:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillaahi ta’aalaa
Artinya: Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’aalaa.
Jika digabung dengan puasa Kamis, bisa dibaca:
Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الْعَرَفََةِ وَعَنْ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ ِللهِ تَعَالَى
Latin:
Nawaitu shouma ghadin ‘an adaai sunnatil Arafah wa ‘an shouma yaumal khamiis lillahi ta’ala.
Artinya:
“Saya niat puasa sunnah Arafah esok hari dan puasa hari Kamis karena Allah Ta’ala.”
Sementara itu, jika ingin melaksanakan puasa sunnah Senin dan Kamis di bulan Dzulhijjah, berikut adalah lafal niatnya yang dianjurkan untuk dibaca:
Niat Puasa Hari Senin: “Nawaitu shouma yaumil khamis sunnatan lillaahi ta`aalaa fi syahri dzulhijjah.” (Aku niat puasa hari Kamis sunnah karena Allah Ta`ala di bulan Dzulhijjah).
Hukum dan Etika Pelaksanaan Puasa Arafah
Mengutip laman Nahdlatul Ulama, puasa Arafah disunnahkan bagi mereka yang telah menyempurnakan puasa Ramadan, serta yang tidak menunaikan ibadah haji. Bagi yang masih memiliki utang puasa Ramadan, ulama berbeda pendapat. Namun, mayoritas ulama menyarankan agar puasa wajib ditunaikan terlebih dahulu. Namun, sebagian memperbolehkan mendahulukan puasa sunnah jika waktu qadha masih luas.
Ulama dari kalangan Syafi’iyyah mengklasifikasikan puasa Arafah sebagai puasa rawatib berdasarkan waktu, sehingga keutamaannya tetap bisa diraih meski digabung dengan puasa lain seperti Senin-Kamis atau Puasa Dawud. (*)
Wallohu`alam
KEYWORD :Puasa Arafah Puasa Kamis Bulan Dzulhijjah Amalan Dzulhijjah