Jum'at, 06/06/2025 11:18 WIB

Bolehkah Puasa Arafah Sebelum Qadha Puasa Wajib? Penjelasan hingga Hukumnya

Apakah puasa sunnah tetap boleh dijalankan sebelum melunasi puasa wajib?

Ilustrasi - Bolehkah Puasa Arafah Sebelum Qadha Puasa Wajib? Penjelasan hingga Hukumnya (Foto: Pexels/khats cassim)

Jakarta, Jurnas.com - Menjelang 9 Dzulhijjah atau Hari Arafah, umat Muslim di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia mulai mempersiapkan diri menyambut salah satu hari paling mulia dalam kalender hijriyah. Di antara amalan sunnah yang dianjurkan untuk menyambut hari Arafah, khususnya bagi muslim yang sedang tidak melaksanakan ibadah haji, ialah puasa Arafah. Tahun ini, puasa Arafah jatuh pada Kamis, 5 Juni 2025 atau bertepatan dengan 9 Dzulhijjah 1445 H.

Puasa Arafah merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Keutamaannya sangat besar, sebagaimana disebut dalam hadis riwayat Muslim berikut:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ
Artinya: “Puasa hari Arafah, aku harapkan dari Allah bisa menghapuskan dosa setahun sebelumnya dan setahun setelahnya.”
(HR. Muslim no. 1162)

Namun, setiap menjelang Arafah, banyak Muslim bertanya tentang status puasanya apabila masih memiliki utang puasa Ramadhan. Apakah puasa sunnah tetap boleh dijalankan sebelum melunasi puasa wajib?

Pertanyaan ini penting karena berkaitan dengan adab dalam mendahulukan kewajiban dibandingkan amalan sunnah. Dalam fikih Islam, persoalan ini memang telah lama menjadi perbincangan di antara para ulama.

Mazhab Syafi’i dan Hanbali berpendapat bahwa lebih utama mendahulukan puasa qadha daripada puasa sunnah seperti Arafah. Mereka menekankan kaidah fikih:
"لا يُقَدَّمُ السُّنَّةُ عَلَى الفَرْضِ"
(Ibadah sunnah tidak boleh didahulukan atas yang wajib).

Dengan dasar ini, mereka menyarankan agar puasa Arafah ditunda bila masih ada tanggungan Ramadhan yang belum diganti. Ini dianggap lebih aman dalam menjaga urutan kewajiban dalam ibadah.

Namun, mazhab Hanafi dan sebagian Malikiyah memiliki pandangan berbeda. Menurut mereka, selama masih ada waktu untuk mengqadha sebelum Ramadhan berikutnya, maka puasa Arafah tetap sah dan boleh dilakukan.

Pandangan ini melihat puasa qadha dan puasa sunnah sebagai dua amalan terpisah yang tidak saling menghalangi. Maka tidak ada larangan langsung bagi seseorang untuk tetap melaksanakan puasa Arafah meskipun masih memiliki utang puasa.

Dalam perkembangan fikih kontemporer, ada pendekatan tengah yang diambil oleh sebagian ulama dengan cara menggabungkan niat qadha puasa Ramadhan dan puasa Arafah sekaligus. Ini bisa menjadi solusi bagi yang ingin menjalankan keduanya dalam satu waktu.

Meski demikian, ulama berbeda pandangan mengenai keabsahan pahala sunnahnya. Dalam mazhab Syafi’i, penggabungan niat ini dinilai sah untuk mengganti puasa wajib, namun pahala puasa Arafah tidak dianggap sempurna.

Sementara sebagian ulama lain menilainya tetap sah dan tidak mengurangi keutamaan puasa Arafah. Yang penting adalah keikhlasan dan niat yang jelas dalam menjalankannya.

Jika memilih untuk mengqadha puasa Ramadhan di hari Arafah, berikut niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhaa’i fardhi syahri Ramadhaana lillaahi ta’aalaa
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah swt.

Sedangkan jika berniat puasa Arafah saja, niatnya adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillaahi ta’aalaa
Artinya: Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’aalaa.

Melihat berbagai pendapat ini, umat dianjurkan untuk menyesuaikan dengan kondisi masing-masing. Jika memungkinkan, menyelesaikan qadha terlebih dahulu adalah pilihan terbaik.

Namun jika belum sempat, puasa Arafah tetap boleh dilakukan menurut banyak ulama, asalkan tidak dengan niat meremehkan kewajiban yang belum ditunaikan. Yang terpenting adalah menjalani ibadah dengan ilmu, niat yang benar, dan tanggung jawab terhadap apa yang diwajibkan. (*)

Wallohu`alam

KEYWORD :

Puasa Arafah Bulan Dzulhijjah Qadha puasa Amalan Dzulhijjah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :