Kamis, 05/06/2025 17:22 WIB

Studi: Minum Kopi Bisa Mendukung Penuaan Sehat Bagi Perempuan Aktif

Perempuan yang rutin mengonsumsi kopi berkafein saat usia paruh baya berpeluang lebih besar untuk menua dengan sehat—baik secara fisik, mental, maupun emosional

Ilustrasi perempuan sedang minum kopi (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Jakarta, Jurnas.com - Sebuah studi berskala besar mengungkap bahwa perempuan yang rutin mengonsumsi kopi berkafein saat usia paruh baya berpeluang lebih besar untuk menua dengan sehat—baik secara fisik, mental, maupun emosional.

Penelitian ini melibatkan hampir 50.000 perempuan berusia 45 hingga 60 tahun, dan berlangsung selama 30 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang meminum sekitar tiga cangkir kecil kopi per hari memiliki peluang lebih tinggi mencapai usia 70 tahun dalam kondisi sehat tanpa penyakit serius, gangguan kognitif, atau penurunan fungsi fisik.

"Meskipun penelitian sebelumnya telah menghubungkan kopi dengan hasil kesehatan individu, penelitian kami adalah yang pertama yang menilai dampak kopi di berbagai domain penuaan selama tiga dekade," ujar Dr. Sara Mahdavi, peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health.

Temuan ini, lanjutnya, menunjukkan bahwa kopi berkafein – bukan teh atau kopi tanpa kafein – dapat secara unik mendukung lintasan penuaan yang menjaga fungsi mental dan fisik.

Kopi Berkafein Lebih Efektif dari Teh atau Decaf

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal JAMA Network Open, konsumsi kopi berkafein terbukti memiliki efek lebih signifikan dibanding teh, kopi tanpa kafein, atau soda. Peneliti menemukan bahwa setiap tambahan satu cangkir kopi per hari meningkatkan peluang penuaan sehat sebesar 2 hingga 5 persen, hingga batas maksimum lima cangkir kecil.

Namun, para peneliti juga menekankan bahwa manfaat tersebut tidak mutlak dan bervariasi tergantung kondisi tubuh dan genetika masing-masing individu.

Genetik Menentukan, Tidak Semua Tubuh Toleran terhadap Kopi

Dalam studi lanjutan, tim peneliti meneliti bagaimana kopi memengaruhi kesehatan ginjal pada 600 orang dewasa muda dengan tekanan darah tinggi di Italia. Mereka menemukan bahwa efek kopi sangat dipengaruhi oleh gen CYP1A2, yang mengontrol kecepatan metabolisme kafein dalam tubuh.

Beberapa orang mencerna kafein dengan cepat. Mereka memiliki gen CYP1A2 versi AA. Yang lain mencernanya dengan lambat – mereka memiliki versi AC atau CC. Kelompok kedua ini mencakup hampir separuh populasi.

Bagi mereka yang metabolismenya lambat, kopi mengandung risiko. Peminum kopi berat dalam kelompok ini – mereka yang minum lebih dari tiga cangkir sehari – memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah ginjal seiring bertambahnya usia. 

Orang yang metabolismenya lambat memiliki kemungkinan 2,7 kali lebih besar untuk mengembangkan protein dalam urin mereka. Risiko hiperfiltrasi ginjal mereka meningkat dua kali lipat. Peluang untuk mengembangkan tekanan darah tinggi meningkat 2,8 kali lipat. Orang yang metabolismenya cepat? Tidak ada risiko tambahan. Mereka tampaknya dapat mentoleransi kopi dengan baik, bahkan dalam jumlah yang lebih tinggi.

"Dalam studi kohort saat ini, asupan kopi berkafein dikaitkan dengan peningkatan risiko albuminuria, hiperfiltrasi, dan hipertensi hanya di antara mereka yang metabolisme kafeinnya lambat, yang menunjukkan bahwa kafein mungkin berperan dalam perkembangan penyakit ginjal pada individu yang rentan," kata Dr. Mahdav.

Dengan kata lain, kopi bisa menjadi teman atau musuh, tergantung siapa yang meminumnya. Ini menunjukkan pentingnya memahami respons tubuh sendiri terhadap kafein, bukan hanya mengikuti tren atau asumsi umum.

Manfaat Kopi Ada, Tapi Gaya Hidup Sehat Tetap Kunci

Meski hasil studi menunjukkan hubungan positif antara kopi dan penuaan sehat, para peneliti mengingatkan bahwa kopi bukanlah satu-satunya faktor penentu kesehatan di usia tua.

"Hasil ini, meskipun masih awal, menunjukkan bahwa kebiasaan kecil yang konsisten dapat membentuk kesehatan jangka panjang. Mengonsumsi kopi dalam jumlah sedang dapat memberikan beberapa manfaat perlindungan jika dikombinasikan dengan perilaku sehat lainnya seperti olahraga teratur, pola makan sehat, dan menghindari rokok," kata Dr. Mahdavi.

“Meskipun penelitian ini melengkapi bukti sebelumnya yang menunjukkan bahwa konsumsi kopi dapat dikaitkan dengan penuaan yang sehat, manfaat dari kopi relatif sederhana jika dibandingkan dengan dampak dari kebiasaan gaya hidup sehat secara keseluruhan dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut,” sambungnya.

Masa Depan: Diet Sesuai Genetik

Ke depan, tim peneliti berencana mendalami bagaimana senyawa dalam kopi berinteraksi dengan jalur penuaan dan genetik manusia. Tujuannya adalah mengembangkan pendekatan nutrisi yang dipersonalisasi berdasarkan DNA, untuk mendukung fungsi otak, ginjal, dan tubuh secara menyeluruh seiring bertambahnya usia.

Dr. Mahdavi akan mempresentasikan temuan lengkapnya dalam konferensi ilmiah NUTRITION 2025 di Orlando. Ia dan timnya juga tengah merancang studi lanjutan untuk menyelidiki lebih dalam bagaimana senyawa kimia dalam kopi berinteraksi dengan gen dan jalur penuaan. Tujuan akhirnya adalah memahami siapa saja yang paling mendapat manfaat dari kopi, dan mengapa efeknya bisa berbeda-beda antar individu. (*)

Sumber : erath.com

KEYWORD :

Kopi Kesehatan Kafein Genetik Manfaat minum kopi Penuaan Sehat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :