
Ilusrasi - Keistimewaan dan Keutamaan Bulan Dzulhijjah serta Hari Spesial di Dalamnya (Foto: RRI)
Jakarta, Jurnas.com - Bulan Dzulhijjah, bulan ke-12 dalam kalender Hijriah, menjadi salah satu momen paling istimewa dalam Islam. Tak hanya menandai penyelenggaraan ibadah haji dan Hari Raya Idul Adha, Dzulhijjah juga termasuk dalam Al-Asyhurul Hurum — empat bulan suci yang dimuliakan Allah SWT.
Dalam Surat At-Taubah ayat 36, Allah SWT menegaskan keutamaan empat bulan haram tersebut:
"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan... di antaranya ada empat bulan haram."
Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Bukhari juga menyebut bahwa tiga bulan haram berturut-turut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, ditambah Rajab sebagai bulan yang berdiri sendiri.
Hari-Hari Spesial di Bulan Dzulhijjah
Bulan ini menyimpan sejumlah momentum ibadah yang tidak ditemukan di bulan lainnya. Berikut beberapa hari spesial dan keutamaannya yang dikutip dari laman Nahdlatul Ulama dan MUI:
1. 10 Hari Pertama: Hari Terbaik untuk Beramal
Ulama klasik seperti Ibnu Rajab menyebut bahwa sepuluh hari pertama Dzulhijjah lebih utama daripada hari-hari lain dalam setahun, bahkan dibanding sepuluh malam terakhir Ramadhan. Ini karena semua bentuk ibadah—shalat, puasa, sedekah, hingga haji—bisa dilakukan bersamaan.
2. Hari Arafah (9 Dzulhijjah): Puncak Pengampunan
Hari Arafah menjadi hari paling utama di antara sepuluh hari ini. Bagi jamaah haji, ini adalah hari wukuf di Padang Arafah. Sedangkan bagi umat Islam lainnya, puasa Arafah sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda:
"Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." (HR. Ibnu Majah)
3. Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah)
Dikenal juga sebagai Yaumun Nahr atau Hari Penyembelihan, Idul Adha memperingati pengorbanan Nabi Ibrahim AS. Pada hari ini, umat Islam menyembelih hewan kurban sebagai wujud ketaatan dan solidaritas sosial.
4. Hari Tasyrik (11–13 Dzulhijjah)
Tiga hari setelah Idul Adha disebut Hari Tasyrik. Rasulullah SAW bersabda:
“Hari-hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah.” (HR. Muslim)
Pada hari-hari ini, umat Islam dilarang berpuasa dan dianjurkan untuk terus bertakbir hingga akhir hari Tasyrik.
5. Pelaksanaan Ibadah Haji
Puncak ibadah tahunan umat Islam, yakni haji, hanya dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah. Rangkaian ibadah ini mencakup wukuf, thawaf, sa’i, dan tahallul yang semuanya dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan secara syar’i.
Bulan Dzulhijjah Momen Muhasabah
Karena berada di penghujung tahun Hijriah, Dzulhijjah juga menjadi waktu terbaik untuk melakukan muhasabah atau evaluasi diri. Meninjau kembali amalan, kesalahan, dan target spiritual selama setahun adalah langkah awal menuju hijrah pribadi yang lebih baik di bulan Muharram mendatang.
Dengan demikian, bulan Dzulhijjah bukan hanya soal ibadah ritual, tetapi momentum spiritual menyeluruh. Umat Islam diseru untuk memaksimalkan amal, menyucikan hati, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Sepuluh hari pertama, Hari Arafah, Idul Adha, hingga Hari Tasyrik adalah ladang pahala yang hanya datang sekali setahun.
Bagi umat Islam yang ingin memperbaiki diri, Dzulhijjah bukan waktu untuk dilewatkan begitu saja—melainkan kesempatan emas untuk mengisi akhir tahun Hijriah dengan keberkahan. (*)
Wallohu`alam
KEYWORD :Keutamaan Dzulhijjah Hari Arafah Idul Adha Ibadah Haji Bulan Dzulhijjah