Jum'at, 06/06/2025 03:32 WIB

HNW: "Nakba" Akan Makin Jadi Malapetaka Bila Israel Berhasil Robohkan Masjid Al-Aqsha

HNW:

Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid. (Foto: Humas MPR)

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid mendukung dan memberikan apresiasinya kepada elemen masyarakat Indonesia yang terus berpegang teguh dengan Konstitusi membela kemerdekaan (Palestina) dan menolak penjajahan (Israel), dalam hal ini Adara Relief International yang kembali bekerjasama dengan MPR, kali ini menggelar sebuah acara seminar bertajuk ‘From The Shadow Of Nakba: Breaking The Silence, End the Ongoing Genocide’, di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/5/2025).

Nakba” sendiri yang diperingati dalam Seminar ini adalah tragedi kemanusiaan atas warga Palestina. Peristiwa yang terjadi awalnya pada 15 Mei 1948, berupa kejahatan pengusiran dan penjarahan Israel terhadap warga Palestina yang mengakibatkan 750 ribu warga Palestina dijajah, dirampas paksa dan diusir dari tanah air mereka.

Peristiwa tragis ini terus berlangsung pada tahun 1967 dan kini kembali terjadi di Gaza, dengan kondisi yang lebih memilukan lagi, yakni 2,4 juta warga Gaza kembali menjadi korban Nakba.

Tragedi ini sudah menjadi masalah internasional ketika SU PBB membuat resolusi pada tahun 2022 menjadikan hari Nakba tanggal 15 Mei sebagai hari yang diperingati secara internasional, dan pada tahun 2023 untuk pertama kalinya PBB memperingati hari Nakba itu.

HNW menyebut bahwa ada rencana jahat zionis Israel untuk memberlakukan kembali Nakba di Gaza sebagaimana Nakba yang pernah mereka lakukan pada tahun 1948. Secara terbuka hal itu bahkan dinyatakan oleh anggota Knesset (Parlemen) Israel dari partainya Netanyahu yaitu Ariel Karrnel.

“Maka saya mengapresiasi dan mendukung kegiatan seminar memperingati Nakba ini, agar publik tidak melupakan, bahkan bisa terus saling mengingatkan serta mengupayakan kolaborasi dengan seluruh lembaga internasional seperti PBB, Liga Arab, OKI, Uni Eropa, ICC, ICJ, negara-negara di dunia beserta parlemennya, agar tragedi Nakba di Gaza bisa segera dihentikan dan tidak terjadi lagi,” ujarnya, usai seminar.

Diungkapkan HNW, sudah sering disampaikan dalam berbagai kesempatan bahwa lembaga-lembaga internasional baik di Eropa seperti International Criminal Court (ICC), International Criminal Justice (ICJ), Parlemen Eropa, Uni Eropa, serta yang di luar Eropa seperti Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Liga Arab, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan organisasi Parlemen internasional seperti IPU dan PUIC (Persatuan Parlemen OKI) dan lainnya, di mana semuanya bersepakat satu kata menolak genosida yang dilakukan Israel terhadap Gaza dan agar segera dihentikan, menghendaki agar Israel segera meninggalkan negara jajahannya, mereka juga menghendaki agar Gaza dibangun kembali dan menolak proposal yang terkait relokasi warga Gaza keluar Palestina, serta mendukung Palestina merdeka.

HNW mengungkapkan, ternyata banyak pihak dan makin banyak negara termasuk negara-negara Eropa yang mendukung kemerdekaan Palestina.

“Karenanya, seminar internasional ini menjadi bagian dari bentuk upaya untuk mengingatkan masyarakat dunia, tentang permasalahan di Gaza yang makin menjadi korban dari genosida bahkan holocaust Israel, yang akan menjauhkan terealisasinya kemerdekaan Palestina yang mereka dukung itu," ujarnya.

Apalagi, lanjut HNW, kejahatan mereka telah makin melebar yang sangat membahayakan eksistensi Masjid Al-Aqsha, kiblat pertama umat Islam, yang sejak 2016 diakui UNESCO sebagai cagar budaya dunia milik umat Islam. Yang masih hangat terjadi, pada tanggal 17 Mei 2025 lebih dari 1400-an zionis Israel bersama menteri pertahanan Israel dengan perlindungan penuh militer Israel, telah “menyerbu” masuk ke kawasan Masjid Al-Aqsha.

Di sana, mereka bernyanyi dan melakukan peribadatan Yahudi di kawasan masjid Al-Aqsha. Mereka juga mengibarkan bendera-bendera besar Israel, bahkan Netanyahu (PM Israel) dikabarkan berjalan di dalam terowongan yang dibangun zionis Israel di bawah kawasan masjid Al-Aqsha, dengan dalih mencari bukti keberadaan Solomon Temple sebagai pengganti Masjid Al-Aqsha.

Ditegaskan HNW, hal tersebut harusnya ditolak keras oleh masyarakat internasional khususnya umat Islam dan OKI, yang alasan berdirinya merujuk pada pembakaran masjid Al-Aqsha oleh zionis Israel.

Sebab kalau hal seperti ini terus dibiarkan, maka nakbah akan terjadi dalam bentuk yang lebih mengerikan lagi, setelah pengusiran dan penjajahan, kini nakbah berlanjut dengan dirobohkannya masjid Al-Aqsha, warisan dunia yang diakui UNESCO sebagai milik umat Islam, yang adalah kiblat pertama umat Islam.

"Semoga umat manusia secara global menyadari dan segera beraksi agar “Nakba” itu tidak akan terjadi, agar perdamaian bisa terjadi,” pungkas HNW.

Acara seminar tersebut berjalan lancar dan khidmat. Selain dihadiri ratusan anggota Adara, dan berbagai komunitas masyarakat pro Palestina menolak Genosida, juga dihadiri Dirut Adara Relief International Maryam Rachmayani, Ketua Majelis Permusyawaratan Anggota BSMI Prof. Basuki Supartono, serta Jurnalis Aljazeera English Youma El Sayed dan Maher Abuquta.

KEYWORD :

Kinerja MPR Hidayat Nur Wahid Nakba Al-Aqsha Israel




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :