Minggu, 01/06/2025 07:32 WIB

Tragedi Longsor Gunung Kuda Cirebon: 14 Tewas, Tambang Ditutup

Tragedi Longsor Gunung Kuda Cirebon: 14 Tewas, Tambang Ditutup

Gambar garis polisi di sekitar Gunung Kuda - Ilustrasi Tragedi Longsor Gunung Kuda Cirebon (Foto: Kabar Cirebon)

Cirebon, Jurnas.com - Gunung Kuda, salah satu destinasi wisata alam yang cukup populer di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, kembali menjadi sorotan. Bukan karena keindahan hutan dan air terjunnya, melainkan karena tragedi mematikan yang terjadi pada Jumat, 30 Mei 2025, saat longsor besar melanda kawasan pertambangan di Desa Cipanas dan Desa Bobos, Kecamatan Dukupuntang.

Tragedi Longsor Terbaru: 14 Nyawa Melayang

Pukul 10.23 WIB, saat aktivitas tambang sedang berlangsung, tebing tambang Gunung Kuda runtuh. Puluhan kendaraan, termasuk dump truck dan ekskavator, tertimbun material batu kapur dan debu pekat. Video yang viral di media sosial, seperti di akun Instagram @magelang_raya, memperlihatkan detik-detik kejadian longsor tebing yang nampak hampir gundul dan tinggal setengah itu ambruk.

Sementara itu, Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni, menyatakan bahwa 14 orang pekerja tambang ditemukan tewas dan telah diserahkan ke keluarga. Mengutip Antara, proses evakuasi berlangsung hingga pukul 17.50 WIB, melibatkan tim gabungan dari Basarnas, BPBD, dan TNI-Polri, dan akan dilanjutkan hari ini, Sabtu (31/5).

Pihak kepolisian juga menahan lima orang untuk diperiksa, termasuk pemilik tambang dan kepala teknik tambang. Penyelidikan masih berlangsung guna mengungkap dugaan kelalaian teknis dalam operasi tambang tersebut.

Gunung Kuda: Surga Alam yang Retak oleh Eksploitasi

Terletak di Desa Cipanas, Gunung Kuda memiliki ketinggian sekitar 626 meter di atas permukaan laut. Gunung ini dikenal karena panorama hijau, curug alami seperti Curug Cikondang, dan pemandangan kota Cirebon dari ketinggian. Keberadaannya juga dilindungi sebagian sebagai kawasan hutan konservasi.

Namun di balik pesonanya, Gunung Kuda juga menyimpan sejarah panjang luka akibat eksploitasi tambang galian C yang berlangsung sejak 2004. Lokasi ini menjadi pusat pertambangan batu kapur dengan metode penambangan yang sering menuai kritik karena mengabaikan aspek keselamatan dan kelestarian lingkungan.

Mengapa Disebut Gunung Kuda?

Hingga artikel ini dimuat, belum ditemukan catatan resmi terkait penamaan gunung dengan tinggi sekitar 626 Mdpl itu. Namun, nama "Gunung Kuda" disebut-sebut berasal dari bentuk kontur gunung yang menyerupai punggung kuda jika dilihat dari kejauhan. Selain itu, tak ada populasi kuda liar di area ini, namun dipercaya dulu tempat ini kerap menjadi jalur pelarian para pejuang dengan menunggang kuda di masa kolonial.

Rekam Jejak Longsor di Gunung Kuda

Longsor yang terjadi tahun ini bukan yang pertama. Berikut adalah rangkaian kejadian sebelumnya yang dikutip dari berbagai sumber:

  • 26 April 2015: Tebing setinggi 20 meter runtuh di tengah aktivitas tambang. Dua pekerja tewas tertimbun ekskavator dan dump truck.

  • 30 September 2021: Longsor terjadi pagi hari saat tambang belum beroperasi, tanpa korban jiwa.

  • 19 Juni 2023: Longsor besar dipicu secara sengaja oleh pengelola tambang (Koperasi Al Jariyah) menggunakan metode undercutting. Tak ada korban, namun video debu tebal yang membumbung menjadi viral.

  • 11 Februari 2025: Longsor kembali terjadi, namun berhasil diantisipasi karena deteksi dini. Aktivitas tambang dihentikan sementara.

Namun, semua catatan tersebut belum mampu mencegah tragedi besar di 30 Mei 2025.

Akhir dari Tambang Gunung Kuda?

Paska kejadian ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dikabarkan telah menutup seluruh aktivitas tambang di Gunung Kuda. Di sisi lain, sementara ini, pihak kepolisian meminta masyarakat untuk menjauhi area tambang guna menghindari risiko longsor susulan. (*)

 
KEYWORD :

Tragedi Longsor Gunung Kuda Galian C Tambang Cirebon




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :