
Ilustrasi Gunung Kelud meletus (Foto: Marzukialie)
Jakarta, Jurnas.com - Sebuah video viral di media sosial kembali menarik perhatian publik terhadap Gunung Kelud, gunung berapi aktif di perbatasan Kediri, Blitar, dan Malang, Jawa Timur. Video tersebut memperlihatkan kilatan petir di balik gumpalan awan gelap, yang oleh sebagian warganet disebut-sebut sebagai letusan Gunung Kelud. Video tersebut diklaim direkam dari wilayah Blitar antara pukul 18.30 hingga 19.30 WIB.
Namun, Badan Geologi Kementerian ESDM membantah kabar tersebut dan menyatakan bahwa informasi itu tidak benar alias hoaks. Hasil pemantauan dari Pos Pengamatan Gunung Api Kelud menunjukkan bahwa tidak ada aktivitas vulkanik yang mengarah pada erupsi.
Konfirmasi serupa disampaikan oleh akun resmi Info Blitar yang mengutip informasi dari BPBD Kabupaten Blitar dan Pos Pantau Gunung Kelud. Disebutkan bahwa Gunung Kelud pada hari tersebut terpantau dalam kondisi normal dan aman.
Meski telah dikonfirmasi sebagai bukan aktivitas vulkanik oleh Badan Geologi, momen ini menjadi pengingat akan sejarah panjang letusan dahsyat Gunung Kelud—sebuah gunung yang dikenal mudah meletus dan mematikan.
Gunung Kelud Meletus Terakhir Tahun 2014
Gunung Kelud, yang berada di perbatasan Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang, merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Gunung bertipe stratovolcano ini memiliki ketinggian 1.731 meter di atas permukaan laut dan dikenal dengan letusan-letusan eksplosifnya.
Letusan besar terakhir terjadi pada 13 Februari 2014, pukul 22.50 WIB. Suara letusan terdengar hingga Yogyakarta. Letusan tersebut menghasilkan kolom abu setinggi 17 km dan berdampak besar hingga menyebabkan 4 orang meninggal dunia dan lebih dari 200 ribu warga harus mengungsi. Material vulkanik tersebar ke berbagai arah, bahkan mencapai wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Letusan ini juga menghancurkan kubah lava yang terbentuk pada letusan efusif 2007. Sebelumnya, kubah lava tersebut telah menyumbat danau kawah, yang merupakan ciri khas Gunung Kelud.
Gunung Kelud dalam Catatan Sejarah: 1000 Tahun Aktivitas, Ribuan Korban
Gunung Kelud telah tercatat lebih dari 30 kali meletus sejak tahun 1000 M, menjadikannya salah satu gunung api paling aktif dan berbahaya di Indonesia. Beberapa letusan bahkan tercatat dalam sejarah sebagai bencana besar nasional.
Letusan-letusan Besar Gunung Kelud:
-
1586: Lebih dari 10.000 orang meninggal dunia – Letusan terdahsyat dalam sejarah Kelud.
-
1919: Sekitar 5.160 korban jiwa; lahar letusan menyapu permukiman – menjadi dasar pembangunan terowongan pembuangan air.
-
1990: Letusan berlangsung selama 45 hari, melontarkan 57,3 juta m³ material vulkanik; 34 orang meninggal dunia.
-
2007: Letusan efusif, memunculkan kubah lava – tidak menyebabkan korban jiwa besar, namun mencerminkan anomali karakter letusan Kelud.
- 2014: Suara letusan terdengar hingga Yogyakarta. Letusan tersebut menghasilkan kolom abu setinggi 17 km dan berdampak besar hingga menyebabkan 4 orang meninggal dunia dan lebih dari 200 ribu warga harus mengungsi.
Karakteristik Gunung Kelud
Gunung Kelud dikenal sebagai gunung bertipe strato (kerucut) dengan sistem vulkanik aktif yang terbentuk akibat subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Yang membuat Kelud berbeda adalah memiliki danau kawah yang pada saat meletus dapat menjadi sumber aliran lahar letusan besar.
Selain itu, rata-rata memiliki interval letusan pendek (7–25 tahun). Lalu, material letusan Kelud mencapai puluhan juta meter kubik, lebih besar dari beberapa letusan Merapi.
Satu fenomena penting adalah Terowongan Ampera, dibangun pada 1967, berfungsi mengontrol volume air danau kawah agar tidak meledak secara mendadak saat tekanan meningkat. Terowongan ini masih aktif hingga hari ini dan berperan penting dalam mitigasi bahaya lahar.
Pelajaran dari Sejarah: Siaga, Bukan Panik
Meski saat ini Gunung Kelud berada dalam status normal, sejarah menunjukkan bahwa gunung ini bisa meletus dengan cepat dan tanpa peringatan panjang. Letusan-letusan masa lalu telah menyebabkan ribuan korban jiwa, kerusakan masif, dan dampak sosial ekonomi yang luas.
Fenomena viral seperti yang terjadi pada 29 Mei 2025 harus menjadi pengingat, bukan penyebab kepanikan. Masyarakat diimbau tidak menyebarkan informasi yang belum diverifikasi, dan selalu merujuk pada sumber resmi seperti Badan Geologi, PVMBG, dan BPBD setempat. (*)
Sumber: bappeda.jatimprov.go.id, esdm.go.id/id, Infoblitar, Tempo, Wikipedia, dan berbagai sumber lainnya.
KEYWORD :
Gunung Kelud Letusan Kelud Erupsi Kelud Sejarah Letusan Kelud