
Kericuhan antara suporter dengan aparat keamanan di Stadion Kanjuruhan (AFP Photo/STR)
Jakarta, Jurnas.com - Bagi sebagian besar orang, menonton pertandingan sepak bola merupakan sarana untuk meredakan stres dari penatnya bekerja selama sepekan penuh. Namun, apa jadinya jika ajang ini malah menjadi sebab hilangnya nyawa?
Sepanjang sejarahnya, dunia sepak bola telah mencatat berbagai insiden mematikan yang melibatkan massa pendukung, entah karena rivalitas klub, keputusan wasit, atau kondisi stadion yang buruk.
Sebagian besar tragedi ini disebabkan oleh kombinasi antara manajemen kerumunan yang buruk, infrastruktur stadion yang tidak memadai, dan respons keamanan yang keliru, seperti penggunaan gas air mata secara berlebihan.
Dari Eropa hingga Amerika Latin, dari Afrika hingga Asia Tenggara, bencana stadion menunjukkan bahwa olahraga yang seharusnya menyatukan justru bisa memicu kekacauan jika tak dikendalikan dengan bijak.
Berikut ini 10 kasus kerusuhan paling mematikan dalam sejarah sepak bola dunia:
1. Tragedi Estadio Nacional di Lima, Peru (1964)
Pertandingan kualifikasi Olimpiade antara Peru dan Argentina berubah menjadi neraka ketika wasit menganulir gol tuan rumah.
Aksi protes berujung invasi lapangan, dan respons brutal polisi dengan gas air mata menyebabkan 328 orang tewas karena terinjak dan kehabisan napas saat mencoba melarikan diri dari tribun yang terkunci.
2. Tragedi Kanjuruhan di Malang, Indonesia (2022)
Salah satu insiden terburuk dalam sejarah sepak bola modern. Seusai laga antara Arema FC dan Persebaya, kerusuhan pecah. Polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun, lalu menyebabkan kepanikan massal.
Sebanyak 135 orang tewas, sebagian besar karena mengalami sesak napas dan terinjak saat mencoba keluar dari stadion yang minim akses evakuasi.
3. Tragedi Accra Sports Stadium di Ghana (2001)
Saat laga sengit antara Hearts of Oak dan Asante Kotoko memanas, lemparan benda dari suporter memicu respons polisi yang kembali menembakkan gas air mata ke arah tribun.
Dalam kondisi tertutup, penonton panik dan berdesakan keluar. Sebanyak 126 orang tewas akibat sesak napas dan terinjak.
4. Tragedi Hillsborough di Sheffield, Inggris (1989)
Semifinal Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest menjadi tragedi nasional ketika penonton di tribun berdiri kelebihan kapasitas. Karena manajemen kerumunan yang buruk, 97 orang tewas karena terjepit di pagar pembatas.
Tragedi ini mengubah sistem stadion Inggris secara menyeluruh, dengan larangan tribun berdiri di laga top-tier.
5. Tragedi Heysel di Brussels, Belgia (1985)
Final Liga Champions antara Liverpool dan Juventus diwarnai bentrokan suporter sebelum kick-off. Serangan dari kelompok hooligan Liverpool menyebabkan kepanikan di sektor pendukung Juventus.
Sebuah tembok runtuh, menyebabkan 39 orang tewas, kebanyakan dari Italia. UEFA kemudian melarang klub Inggris berlaga di Eropa selama lima tahun.
6. Tragedi Port Said di Mesir (2012)
Setelah pertandingan liga antara Al-Masry dan Al-Ahly, suporter tuan rumah menyerbu lapangan dan menyerang pemain serta fans lawan dengan senjata tumpul dan tajam.
Kala itu, aparat keamanan dianggap lalai karena tidak mencegah kekerasan yang terencana. Sebanyak 74 orang tewas dan ratusan luka-luka.
7. Tragedi Puerta 12 di Buenos Aires, Argentina (1968)
Rivalitas abadi antara River Plate dan Boca Juniors memuncak pada pertandingan ini. Setelah laga usai, pintu keluar `Puerta 12` diduga dalam kondisi tertutup.
Massa yang mendesak keluar tertahan dan menumpuk. Sebanyak 71 orang meninggal dunia, kebanyakan remaja. Sampai hari ini, penyebab pastinya masih jadi perdebatan.
8. Tragedi Luzhniki di Moskow, Uni Soviet (1982)
Saat Spartak Moscow menjamu Haarlem dalam laga Piala UEFA, salju tebal dan desain tangga stadion yang sempit menyebabkan tragedi. Penonton yang berdesakan saat keluar terjatuh dan terinjak.
Awalnya hanya 3 korban diumumkan secara resmi oleh pemerintah Soviet, namun belakangan terungkap bahwa 66 orang tewas.
9. Tragedi Ibrox di Glasgow, Skotlandia (1971)
Usai laga antara Rangers dan Celtic, penonton di tribun Stairway 13 berdesakan saat keluar. Salah satu orang terjatuh, dan menyebabkan efek domino di antara kerumunan. Sebanyak 66 orang meninggal dan lebih dari 200 terluka dalam peristiwa tersebut.
10. Tragedi Kayseri Atatürk di Turki (1967)
Pertandingan antara Kayserispor dan Sivasspor diwarnai lemparan batu antarsuporter. Ketika bentrokan meluas ke luar lapangan, banyak penonton mencoba kabur melalui pintu yang justru membuka ke arah dalam. Kekacauan tak terelakkan, dan 43 orang tewas akibat terinjak serta sesak napas.
KEYWORD :Kerusuhan Suporter Tragedi Mematikan Fakta Unik Sepak Bola Insiden Kanjuruhan