
Mantan bintang Arsenal, Mesut Ozil, bertukar jersey usai pertandingan (Foto: The Independent)
Jakarta, Jurnas.com - Bertukar jersey antar pemain tim sudah menjadi tradisi lama di akhir pertandingan sepak bola. Tradisi ini dianggap sebagai simbol sportivitas dan saling menghormati, tak peduli seberapa sengit laga berlangsung.
Tapi, siapa sebenarnya yang pertama kali memulai tradisi tukar jersey ini?
Sejarah mencatat bahwa momen pertama pertukaran jersey secara resmi terjadi pada 14 Mei 1931 dalam laga antara Prancis melawan Inggris di Stade Olympique de Colombes, Paris.
Laga ini menjadi tonggak sejarah karena Prancis berhasil mengalahkan Inggris dengan skor 5-2, hasil yang mengejutkan dan membanggakan bagi tim tuan rumah.
Sebagai bentuk penghormatan atas kemenangan bersejarah itu, beberapa pemain Prancis meminta jersey pemain Inggris sebagai kenang-kenangan. Permintaan itu dikabulkan, dan lahirlah tradisi yang hingga kini terus hidup dalam dunia sepak bola.
Sejak saat itu, kebiasaan tukar jersey mulai menyebar, meskipun awalnya tidak selalu menjadi praktik umum. Pada Piala Dunia 1954 di Swiss, tradisi ini mulai terlihat di level internasional secara lebih luas.
Namun, momen ikonik yang benar-benar mengangkat nilai simbolis tukar jersey terjadi pada Piala Dunia 1970 di Meksiko. Setelah pertandingan yang penuh respek dan kualitas tinggi antara Brasil dan Inggris, Pelé dan Bobby Moore tertangkap kamera saling bertukar jersey.
Namun, tidak semua momen tukar jersey berlangsung damai. Dalam Piala Dunia 1966, manajer Inggris Alf Ramsey melarang pemainnya bertukar jersey dengan pemain Argentina setelah pertandingan yang sarat ketegangan.
Ramsey bahkan menyebut lawan sebagai `binatang`, memperlihatkan bahwa tensi politik dan emosi nasional bisa mengalahkan etika sportivitas yang biasanya mendasari kebiasaan ini.
Di level klub, tradisi ini juga berkembang menjadi semacam penghargaan personal. Beberapa pemain memilih bertukar jersey hanya dengan pemain yang mereka kagumi. Lionel Messi, misalnya, diketahui jarang meminta jersey lawan.
Namun, dia secara khusus pernah meminta jersey Zinedine Zidane ketika Zidane masih bermain untuk Real Madrid.
Meski begitu, tak jarang pula tradisi ini menuai kritik. Di laga Liga Champions 2014 antara Liverpool dan Real Madrid, Mario Balotelli sempat dihujat fans dan pelatih karena menukar jersey dengan Pepe saat jeda babak pertama.
Kini, tukar jersey bukan lagi sekadar ritual, tapi sudah menjadi bagian dari budaya koleksi, bahkan komoditas lelang. Jersey yang pernah dipakai dalam laga penting, apalagi saat bertukar dengan pemain legendaris, bisa dihargai sangat tinggi.
Dalam beberapa kasus, seperti jersey yang dikenakan Diego Maradona saat mencetak gol `Tangan Tuhan`, nilainya bisa mencapai jutaan dolar ketika dilelang.
Akhirnya, bertukar jersey menjadi pengingat bahwa sepak bola bukan sekadar soal menang atau kalah, tetapi tentang menghargai lawan, menerima hasil, dan membangun respek di atas lapangan.
KEYWORD :Bertukar Jersey Fakta Unik Sepak Bola Prancis vs Inggris