
Kegiatan Peningkatan Kompetensi Co-Breeder dalam Rangka Pelepasan Varietas Tanaman Pangan di Jakarta, Rabu (28/5/2025). Foto: dok. jurnas
JAKARTA, Jurnas.com - Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP), Kementerian Pertanian, menggelar kegiatan ‘Peningkatan Kompetensi Co-Breeder dalam Rangka Pelepasan Varietas Tanaman Pangan’ di Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Kegiatan ini untuk mempercepat penyediaan varietas unggul adaptif dalam menghadapi perubahan iklim dan mendukung program swasembada pangan.
“Ke depan, tantangan pertanian bukan hanya pada distribusi atau sarana produksi, tetapi menyentuh substansi paling mendasar, yakni ketersediaan varietas tanaman yang tahan terhadap cekaman lingkungan,” kata Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman melalui keterangannya, Jumat (30/5/2025).
Amran juga mendorong agar proses pelepasan varietas di Indonesia semakin cepat, transparan, dan berpihak kepada petani.
Ia mengapresiasi langkah PVTPP dalam memperkuat ekosistem pemuliaan nasional melalui kolaborasi lintas sektor.
“Kita harus bekerja lebih cepat dan terintegrasi. Petani menunggu benih yang mampu tumbuh di tengah ancaman El Nino dan perubahan iklim. Ini momentum untuk membuktikan bahwa Indonesia mampu berdikari di sektor pangan,” ucapnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Ali Jamil, menyatakan bahwa kegiatan ini penting untuk membangkitkan kembali semangat dan kapasitas pemulia tanaman di Indonesia.
“Saya mengapresiasi PVTPP yang konsisten menginisiasi kegiatan strategis seperti ini. Kita perlu mendorong lebih banyak pemulia untuk berinovasi dalam merakit varietas unggul baru, khususnya yang tahan terhadap cekaman biotik dan abiotik serta memiliki keunggulan spesifik,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa pelepasan varietas bukan hanya kegiatan teknis, melainkan langkah strategis untuk menjawab tantangan produksi pangan nasional.
“Kita tahu prosesnya panjang—uji adaptasi, uji daya hasil, dan sebagainya. Tapi kalau kita tidak mulai sekarang, kita akan terus tertinggal. El Nino dan La Nina akan datang silih berganti, dan kita perlu varietas yang siap menghadapi kondisi-kondisi itu. Kami yakin kegiatan seperti ini bisa melahirkan terobosan baru,” tambah Ali.
Kepala Pusat PVTPP, Leli Nuryati, menyampaikan bahwa PVTPP terus berkomitmen menjadi penghubung antara inovasi dan legalitas, agar setiap hasil riset dapat dimanfaatkan secara luas oleh petani dan pelaku usaha.
“PVTPP berperan memastikan bahwa hasil inovasi pemulia dapat segera masuk ke dalam sistem resmi, melalui proses pelepasan varietas yang efisien, berbasis data, dan sesuai ketentuan. Kami terus meningkatkan sistem layanan, memperkuat SDM co-breeder, dan membuka ruang kolaborasi lintas sektor,” ungkapnya.
Sementara itu, Prof. Satoto dari Aliansi Peneliti Pertanian Indonesia (Appertani) menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dan pengujian terstandar dalam proses perakitan varietas.
“Kita butuh varietas padi baru yang tahan terhadap iklim, penyakit, dan juga memenuhi kebutuhan pasar. Varietas lokal pun bisa dilepas jika memenuhi syarat, antara lain dibudidayakan minimal lima tahun, punya deskripsi lengkap, dan asal usul yang jelas,” paparnya.
Perwakilan BRIN, Muchlis Adie, menjelaskan bahwa pelepasan varietas merupakan tahapan krusial untuk memastikan varietas dapat diedarkan secara legal dan dimanfaatkan luas oleh petani.
“Seleksi varietas harus efektif. Pemulia harus aktif di lapangan dan memahami dinamika agroekosistem. Uji daya hasil harus dilakukan di beberapa lokasi dengan analisis data yang ketat. Ini adalah proses ilmiah yang membutuhkan ketekunan dan kolaborasi,” tutupnya.
KEYWORD :Benih unggul Varietas unggul Kementan