Sabtu, 31/05/2025 16:18 WIB

Tidur Terlalu Sedikit atau Terlalu Lama Bisa Picu Serangan Jantung

Tidur Terlalu Sedikit atau Terlalu Lama Bisa Picu Serangan Jantung

Ilustrasi serangan jantung (Foto: Pexels: Freestocks)

Jakarta, Jurnas.com - Orang dengan risiko genetik terkena penyakit jantung dapat membantu melindungi diri mereka dengan mendapatkan jumlah tidur yang cukup, karena terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur dapat membuat orang berisiko terkena serangan jantung.

Tidur malam yang nyenyak bukan hanya soal bangun dalam kondisi segar, tapi juga soal menjaga jantung tetap sehat. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa durasi tidur yang tidak seimbang—terlalu singkat atau terlalu lama—bisa meningkatkan risiko serangan jantung, bahkan pada orang yang sebelumnya sehat atau memiliki faktor genetik penyakit jantung.

Tidur, Kunci Kesehatan Jantung yang Sering Diabaikan

Kebiasaan tidur sehat sudah lama dikaitkan dengan peningkatan konsentrasi, produktivitas, dan imunitas tubuh. Namun, data menunjukkan bahwa sekitar sepertiga orang dewasa di Amerika Serikat masih gagal mendapatkan tidur yang cukup setiap malam.

Kini, bukti ilmiah semakin kuat: durasi tidur yang ideal—sekitar 6 hingga 9 jam per malam—berperan penting dalam menurunkan risiko penyakit jantung, terlepas dari faktor genetik. Temuan ini diperkuat oleh riset dari tim peneliti Universitas Colorado Boulder, yang menyebut tidur sebagai faktor gaya hidup penting dalam menjaga kesehatan jantung.

"Jika seseorang ingin mengoptimalkan gaya hidup mereka, data kami menunjukkan bahwa kita juga harus mempertimbangkan dengan saksama apakah mereka cukup tidur, atau terlalu lama, karena temuan kami mendukung bahwa ini adalah faktor risiko gaya hidup utama yang berkontribusi terhadap kesehatan jantung. Dan ini berlaku pada semua orang, terlepas dari profil risiko mereka," kata penulis senior Céline Vetter , asisten profesor fisiologi integratif di University of Colorado Boulder, kepada Healthline dilansir pada Jumat (30/5).

Kurang Tidur = Risiko Serangan Jantung Meningkat

Sebuah studi tahun 2018 terhadap lebih dari 60.000 orang dewasa menemukan bahwa mereka yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner. Kualitas tidur yang buruk—seperti kesulitan tidur atau tidur yang tidak nyenyak—juga dikaitkan dengan risiko yang sama.

Menariknya, studi yang lebih besar melibatkan lebih dari 5 juta peserta menyimpulkan bahwa durasi tidur yang terlalu lama juga berisiko, termasuk meningkatkan kemungkinan terkena stroke dan penyakit jantung lainnya.

Tidur Sebagai Senjata Perlindungan Bagi yang Rentan Secara Genetik

Bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung, kabar ini bisa menjadi titik balik. Tidur cukup ternyata dapat membantu menurunkan risiko serangan jantung meski ada predisposisi genetik.

"Kurang tidur dapat mengakibatkan kelainan metabolisme (misalnya obesitas), peradangan, stres, perubahan fungsi kekebalan tubuh, dan fungsi abnormal pada lapisan pembuluh darah. Hal ini selanjutnya dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung pada mereka yang secara genetik sudah memiliki kecenderungan penyakit jantung," kata Dr. Meir Kryger, seorang ahli tidur dan ahli paru-paru di Yale Medicine.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anda Sulit Tidur?

Tak semua orang bisa tidur nyenyak setiap malam. Masalah seperti insomnia, stres, usia lanjut, atau gangguan dari bayi yang baru lahir bisa membuat waktu tidur terganggu.

Dr. Guy Mintz, direktur kesehatan kardiovaskular di Northwell Health, menyamakan jantung dengan mesin mobil yang butuh waktu istirahat. “Jantung adalah motor yang memompa 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan memerlukan waktu istirahat, seperti mesin mobil yang akan terbakar jika terus menerus menyala 24/7,” kata Dr. Guy Mintz.

Tentu saja, kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda. Seseorang mungkin hanya membutuhkan 6 jam tidur, sedangkan yang lain mungkin membutuhkan sekitar 9 jam tidur setiap malam.

Mereka yang mengalami kesulitan tidur secara teratur sebaiknya berkonsultasi dengan ahli tidur. Mereka dapat membantu Anda memahami asal masalah tidur dan menyarankan solusi yang memungkinkan.

Selain itu, kenali dan atasi penyebab gangguan tidur. Terapi perilaku kognitif (CBT) bisa membantu mengatasi insomnia. Selain itu, perhatikan waktu olahraga, konsumsi kafein, alkohol, dan pola makan yang dapat memengaruhi tidur Anda.

Membuat jurnal tidur juga dianjurkan. Catat waktu tidur, bangun, dan kualitas tidur setiap hari agar bisa mengidentifikasi kebiasaan yang mengganggu. (*)

KEYWORD :

Pola tidur Penyakit jantung Durasi tidur Kesehatan jantung




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :