
Ilustrasi penggunaan parfum (Foto: Pexels/Ron Lach)
Jakarta, Jurnas.com - Selama ini, kita mengenal parfum dan losion sebagai pelengkap gaya hidup dan perawatan diri. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan fakta mengejutkan: produk-produk ini ternyata bisa mengganggu sistem “pembersih udara alami” yang terbentuk di sekitar tubuh manusia.
Penemuan ini berasal dari studi internasional kolaboratif yang dipimpin oleh ilmuwan dari Max Planck Institute, Penn State University, dan beberapa institusi terkemuka lainnya. Hasilnya dipublikasikan dalam jurnal Science Advances.
Tubuh Kita Punya “Perisai Kimia” Tak Terlihat
Saat berada di dalam ruangan, tubuh manusia bereaksi dengan ozon – polutan udara luar yang sering masuk ke dalam bangunan. Reaksi ini memicu pembentukan radikal hidroksil (OH), molekul reaktif yang berperan penting dalam menetralkan polutan udara di sekitar kulit dan area pernapasan.
Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Baik
Ilmuwan menyebut lapisan ini sebagai “human oxidation field”, atau medan oksidasi manusia – semacam perisai kimia yang membersihkan udara yang kita hirup secara alami.
Namun, menurut studi ini, produk perawatan kulit dan parfum dapat mengganggu pembentukan lapisan pelindung tersebut.
Losion Menurunkan Kemampuan Tubuh Membersihkan Udara
Dalam eksperimen, para relawan menggunakan losion tanpa pewangi yang mengandung asam linoleat dan phenoxyethanol – bahan pengawet yang umum dipakai.
Hasilnya mengejutkan: setelah losion diaplikasikan di lingkungan berozon, reaktivitas OH melonjak hingga 170%, menyebabkan konsentrasi OH di dekat kulit turun 140%. Artinya, kemampuan tubuh untuk “membersihkan udara” menurun drastis.
Senyawa phenoxyethanol menyerap sebagian besar radikal OH, sementara pengenceran minyak alami kulit oleh losion mengurangi bahan yang biasa membentuk OH saat bereaksi dengan ozon.
Parfum Mengganggu Lebih Cepat, Meski Sementara
Dalam uji lainnya, parfum uniseks yang digunakan mengandung etanol dan monoterpen. Begitu disemprotkan, kadar senyawa ini di sekitar wajah melonjak hingga 10 kali lipat dibanding udara sekitar.
Efeknya langsung terasa: tingkat OH turun hingga 86%, walau tidak berlangsung lama karena etanol cepat menguap. Tapi bila digunakan bersama losion, dampaknya bertahan lebih lama dan lebih kuat.
Dampak Nyata bagi Kesehatan dan Lingkungan Indoor
Radikal OH berfungsi layaknya penyaring alami udara dalam ruangan. Bila jumlahnya berkurang karena produk perawatan tubuh, polutan bisa bertahan lebih lama dan berubah menjadi zat baru yang lebih berbahaya.
Beberapa di antaranya bisa menjadi partikel mikro yang masuk ke paru-paru, atau membentuk lapisan lengket di permukaan rumah yang meningkatkan paparan melalui sentuhan atau debu. Anak-anak dan penderita asma menjadi kelompok yang paling rentan.
Tak hanya itu, reaksi kimia dari satu orang bisa memengaruhi udara yang dihirup orang lain di ruangan yang sama.
Waktu untuk Meninjau Ulang Penggunaan Produk Perawatan Pribadi di Dalam Ruangan
Yang menarik, bahkan losion tanpa pewangi pun memicu gangguan medan oksidasi ini, membuktikan bahwa masalahnya bukan hanya pada wewangian, tetapi juga komponen kimia seperti phenoxyethanol dan asam lemak.
Sementara parfum komersial yang berbasis etanol menunjukkan efek yang jauh lebih kuat. Minyak esensial seperti linalool memang bisa bereaksi juga, tapi dampaknya lebih kecil bila tidak mengandung etanol.
Penelitian ini membuka mata bahwa kualitas udara di dalam ruangan tidak hanya ditentukan oleh ventilasi atau kebersihan, tetapi juga oleh apa yang kita oleskan dan semprotkan ke tubuh kita.
Memahami cara produk perawatan pribadi memengaruhi kimia udara sekitar dapat mendorong pengembangan standar kualitas udara indoor yang lebih baik dan formula produk yang lebih aman di masa depan. (*)
Sumber: earth.com
KEYWORD :Kualitas Udara Parfum Losion Udara Indoor Radikal Hidroksil