
Lionel Messi (Foto: Fansbarca)
Jakarta, Jurnas.com - Sepak bola Eropa selama ini dikenal sebagai pusat hiburan olahraga paling bergengsi di dunia. Real Madrid, Juventus, hingga Manchester United menjadi mercusuar profesionalisme dan bisnis olahraga yang menjanjikan.
Namun, di balik gemerlap stadion dan sorakan suporter, sejarah mencatat bahwa liga-liga kelas kakap inipun tak sepenuhnya kebal dari praktik korupsi dan manipulasi.
Korupsi di sepak bola tak hanya merugikan integritas kompetisi, tetapi juga menggerogoti kepercayaan publik. Mulai dari suap wasit, pengaturan skor, hingga penggelapan pajak yang mencoreng nama klub dan federasi.
Al Nassr Gagal Lolos ke Piala Dunia, Cristiano Ronaldo Beri Sinyal Keluar dari Liga Pro Saudi
Berikut ini enam kasus korupsi yang pernah menghebohkan sepak bola Eropa:
1. Calciopoli - (2006)
Pada 2006, Serie A diguncang oleh skandal pengaturan pertandingan yang dikenal sebagai Calciopoli. Penyelidikan mengungkap bahwa beberapa klub besar, termasuk Juventus, AC Milan, Fiorentina, dan Lazio, terlibat dalam upaya mempengaruhi penunjukan wasit untuk pertandingan tertentu.
Luciano Moggi, direktur umum Juventus saat itu, menjadi tokoh sentral dalam skandal ini. Akibatnya, dua gelar Juventus dicopot dan Si Nyonya Tua terdegradasi ke Serie B, sementara klub lain menerima pengurangan poin dan denda.
2. Penggelapan Pajak Lionel Messi - (2016)
Lionel Messi dan ayahnya, Jorge Messi, dinyatakan bersalah atas tiga tuduhan penggelapan pajak sebesar €4,7 juta terkait hak citra antara 2007 dan 2009.
Keduanya dijatuhi hukuman penjara 21 bulan, yang kemudian diubah menjadi denda, karena hukum Spanyol memungkinkan hukuman di bawah dua tahun untuk tidak dijalani secara fisik.
3. Operação Apito Dourado - (2004–2009)
Skandal ini mengungkap praktik suap terhadap wasit oleh klub-klub Portugal, termasuk FC Porto. Penyelidikan menemukan bahwa pejabat klub berusaha mempengaruhi hasil pertandingan melalui penunjukan wasit yang menguntungkan.
Meskipun beberapa hukuman dibatalkan karena alasan hukum, reputasi Primeira Liga mengalami penurunan signifikan akibat skandal ini.
4. Manipulasi Financial Fair Play - (2018)
Football Leaks membocorkan dokumen yang menunjukkan bahwa Manchester City dan Paris Saint-Germain melakukan manipulasi terhadap aturan Financial Fair Play (FFP) UEFA.
Manchester City awalnya dijatuhi larangan tampil di kompetisi Eropa selama dua musim dan denda €30 juta, namun hukuman tersebut dibatalkan oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) karena bukti yang tidak memadai dan kedaluwarsa.
5. Wasit Robert Hoyzer di Jerman - (2005)
Robert Hoyzer, seorang wasit muda Jerman, mengaku menerima suap untuk mengatur hasil beberapa pertandingan di divisi bawah dan Piala Jerman. Dia dijatuhi hukuman penjara dua tahun lima bulan. Skandal ini memicu reformasi besar dalam sistem perwasitan dan pengawasan pertandingan di Jerman.
6. Kasus Negreira – FC Barcelona (2023)
Skandal terbaru menyeret nama besar FC Barcelona ke pusaran kontroversi. El Blaugrana dituduh membayar lebih dari €7 juta kepada José María Enríquez Negreira, mantan wakil presiden komite wasit Spanyol (CTA), antara 2001–2018.
Uang tersebut disebut sebagai konsultasi teknis, namun penyelidikan mencurigai adanya upaya untuk memperoleh keuntungan kompetitif lewat pengaruh terhadap penunjukan wasit.
UEFA membuka penyelidikan independen dan menyatakan bisa melarang Barcelona dari kompetisi Eropa jika terbukti bersalah.
KEYWORD :Korupsi Sepak Bola Pelanggaran Fair Play Calciopoli Lionel Messi