Rabu, 28/05/2025 10:02 WIB

Mengapa Tak Ada VAR Usai Gol Villa Dianulir? Ini Penjelasannya

Gol pemain Aston Villa, Morgan Rogers, ke gawang MU dianulir wasit Bramall pada menit ke-73.

VAR di Liga Inggris (Foto: Goal)

Jakarta, Jurnas.com - Pro dan kontra terhadap kepemimpinan wasit kembali terjadi di Liga Premier. Kali ini, laga Aston Villa menghadapi Manchester United di Old Trafford dalam pekan penutup musim 2024/2025 menyisakan polemik karena gol Morgan Rogers ke gawang tim tuan rumah dianulir wasit pada menit ke-73.

Saat itu, Morgan mencetak gol ke gawang Setan Merah yang dikawal Altay Bayindir, usai penjaga gawang asal Turki belum sepenuhnya menguasai bola. Namun, wasit Thomas Bramall menganggap telah terjadi pelanggaran lalu meniup peluit sebelum bola masuk ke gawang.

Sontak keputusan ini memicu kemarahan dari kubu Aston Villa, termasuk pelatih Unai Emery yang merasa timnya dirugikan. Pasalnya, keputusan itu menjadi titik balik dalam pertandingan yang akhirnya dimenangkan MU 2-0.

Lalu, mengapa video asisten wasit (VAR) tidak meninjau ulang gol tersebut?

Jawabannya terletak pada Law 5 dalam dokumen Laws of the Game yang diterbitkan oleh IFAB, lembaga pengatur aturan sepak bola dunia. Pasal itu menyatakan wasit berwenang menghentikan permainan kapanpun. Dan apabila wasit meniup peluit sebelum bola masuk ke gawang, maka permainan resmi dianggap telah berhenti pada momen peluit ditiup.

Karena permainan telah berakhir sebelum bola masuk, maka proses yang terjadi setelahnya, termasuk gol ke gawang lawan, tidak lagi dapat dipertimbangkan. Sementara VAR, menurut protokol resmi, tidak dapat mengintervensi situasi ketika peluit telah lebih dulu dibunyikan.

Kondisi inilah yang membuat VAR tidak dapat menilai kembali keputusan Bramall. VAR hanya berfungsi dalam situasi yang masih aktif dalam permainan dan belum dihentikan oleh peluit wasit. Jika wasit meniup peluit lebih dulu, bahkan hanya sesaat sebelum bola masuk, maka keputusan tersebut tidak bisa diubah.

Itulah alasan tayangan ulang yang menunjukkan tidak adanya pelanggaran serius terhadap Bayındır tetap tidak bisa dijadikan acuan untuk membatalkan keputusan wasit. Secara prosedural, keputusan itu sah, walau secara teknis mungkin saja keliru dalam penilaian situasional.

Protes keras dilayangkan Aston Villa tidak hanya karena gol dianulir, tetapi juga karena mereka menilai peluit terlalu cepat ditiup tanpa memberi kesempatan kepada VAR untuk mengevaluasi lebih dulu.

Manajer Unai Emery bahkan menyampaikan bahwa klub akan mengajukan protes resmi kepada Liga Premier, mempertanyakan penunjukan Thomas Bramall yang dianggap kurang berpengalaman untuk memimpin laga-laga penting.

Insiden ini bukan yang pertama terjadi di dunia sepak bola. Dalam semifinal Liga Champions 2024 antara Real Madrid dan Bayern Munich, gol Matthijs de Ligt sempat dianulir setelah asisten wasit mengangkat bendera offside sebelum bola masuk.

Karena bendera telah diangkat dan peluit ditiup sebelum bola masuk, VAR juga tidak dapat meninjau kembali insiden tersebut, meski banyak pihak meyakini tidak terjadi offside. Kasus-kasus seperti ini menunjukkan bahwa timing peluit atau bendera sangat menentukan keterkaitan VAR dalam melakukan peninjauan ulang.

KEYWORD :

MU vs Aston Villa Tinjauan VAR Liga Premier




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :