Rabu, 28/05/2025 11:32 WIB

Mensos Sebut Pendamping Ujung Tombak Rekrutmen Siswa Sekolah Rakyat

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan pentingnya peran para pendamping sosial dalam mendukung program prioritas Kementerian Sosial, khususnya Sekolah Rakyat.

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul usai memberikan arahan kepada para pilar sosial yang terdiri dari pendamping PKH, TKSK, PSM, Karang Taruna, Tagana, Rehsos, dan Pordam dalam kunjungannya ke Pendopo Dipayudha Adigraha, Banjarnegara, Minggu (Foto: Kemensos)

Banjarnegara, Jurnas.com - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan pentingnya peran para pendamping sosial dalam mendukung program prioritas Kementerian Sosial, khususnya Sekolah Rakyat.

Penegasan itu Gus Ipul sampaikan saat memberikan arahan kepada para pilar sosial yang terdiri dari pendamping PKH, TKSK, PSM, Karang Taruna, Tagana, Rehsos, dan Pordam dalam kunjungannya ke Pendopo Dipayudha Adigraha, Banjarnegara, Minggu (25/5/2025).

Ia menyampaikan bahwa pendamping adalah ujung tombak dalam menjaring anak-anak dari keluarga penerima manfaat (KPM) untuk bisa bersekolah di Sekolah Rakyat. Sekolah ini dirancang untuk anak-anak dari keluarga termiskin yang tercatat dalam desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Karena itu, semua proses rekrutmen dilakukan secara transparan, tanpa ruang untuk titipan ataupun pungutan.

“Tidak ada titipan. Tidak ada pungutan. Semua berdasarkan data. Pendamping punya amanah besar untuk menghadirkan keadilan lewat pendidikan,” ujar Gus Ipul seperti dilansir dari keerangan resmi.

Lebih lanjut, ia menggarisbawahi pentingnya validasi dan verifikasi DTSEN yang dilakukan oleh para pendamping sosial. Data, menurutnya, adalah fondasi dari seluruh intervensi kebijakan. Kesalahan dalam data berarti kemungkinan besar akan ada warga miskin yang tidak terjangkau bantuan negara.

“Kita tidak boleh membiarkan satu pun warga miskin tercecer dari intervensi negara hanya karena data yang tidak akurat,” tegasnya.

Tak hanya itu, Gus Ipul juga menetapkan target setiap pendamping diharapkan mampu membantu minimal 10 keluarga keluar dari kemiskinan setiap tahun. Ini bukan sekadar target angka, melainkan bagian dari komitmen bahwa peran pendamping adalah untuk mengubah nasib, bukan memperpanjang ketergantungan.

Ia juga mengajak seluruh pilar sosial untuk bergerak dalam satu arah dan satu barisan. Menurutnya, tantangan sosial terlalu besar jika ditangani secara terpisah. Diperlukan kolaborasi yang kuat antara pendamping PKH, TKSK, Karang Taruna, Tagana, PSM, dan elemen sosial lainnya untuk menghasilkan dampak yang nyata di masyarakat.

“Tantangan sosial terlalu besar jika ditangani sendiri-sendiri. Pilar sosial harus jadi satu barisan,” ujarnya.

Menutup arahannya, Gus Ipul menyampaikan pesan yang menyentuh tentang makna sejati dari pengabdian. Baginya, kekuatan suatu bangsa tidak terletak pada banyaknya bantuan yang diberikan pemerintah, melainkan pada banyaknya orang yang bersedia mengabdi dengan tulus.

“Pengabdian tanpa sorot lampu adalah keteladanan sejati. Bukan banyaknya bantuan yang membuat bangsa ini kuat, tetapi banyaknya orang yang rela mengabdi untuk mengangkat sesamanya,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Mensos juga meninjau langsung progres penyelenggaraan Sekolah Rakyat di Banjarnegara. Sekolah ini direncanakan akan menampung 100 siswa pada tahap awal dan akan berkembang hingga 300 siswa setelah pembangunan gedung baru selesai.

Gedung sementara akan menggunakan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang saat ini direnovasi oleh Kementerian PUPR. Untuk pembangunan jangka panjang, Pemkab Banjarnegara telah menyiapkan lahan seluas 7 hektare di Kelurahan Wangon untuk jenjang SMP.

Bupati Banjarnegara, Amalia Desiana, menyampaikan dukungan penuh atas program ini. Ia mengapresiasi langkah cepat dan nyata Kementerian Sosial dalam membangun masa depan anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. “Terima kasih kepada Kementerian Sosial yang selalu hadir untuk masyarakat Banjarnegara,” ucapnya.

Hingga Mei 2025, Sekolah Rakyat telah menjangkau 63 titik di seluruh Indonesia dengan 6.105 calon siswa yang tersebar di berbagai provinsi mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Dengan pendekatan pendidikan berasrama dan fasilitas lengkap, Sekolah Rakyat menjadi simbol nyata keberpihakan negara kepada mereka yang selama ini hidup dalam keterbatasan.

KEYWORD :

Menteri Sosial Gus Ipul Pendamping Sosial Sekolah Rakyat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :