
Potret bumi dari luar angkasa (Foto: Pexels.Pixabay)
Jakarta, Jurnas.com - Sebuah spesies baru bakteri yang misterius yang belum pernah ditemukan di Bumi—dan bahkan belum tercatat di tempat lain di alam semesta—telah terdeteksi di Stasiun Luar Angkasa Tiangong milik China. Organisme ini dinamai Niallia tiangongensis oleh tim ilmuwan dari Shenzhou Space Biotechnology Group.
Ditemukan melalui analisis genetik dan biokimia mendalam oleh Dr. Junxia Yuan dan timnya, bakteri ini menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa terhadap kondisi ekstrem di orbit rendah Bumi—lingkungan dengan gravitasi mikro dan paparan radiasi tinggi.
Apakah Bakteri Ini Asli Luar Angkasa atau “Penumpang Gelap” dari Bumi?
Pertanyaan terbesar yang muncul: apakah Niallia tiangongensis benar-benar "lahir" di luar angkasa, atau sekadar strain baru yang berevolusi dari mikroba yang terbawa dari Bumi? Sampel diambil dari permukaan stasiun oleh para taikonaut dalam program CHAMP (China Space Station Habitation Area Microbiome Program) pada Mei 2023.
Ilmuwan kini menyelidiki apakah bakteri ini mengalami mutasi yang memperkuat kemampuan bertahannya setelah terpapar kondisi ruang angkasa.
Sifat Unik yang Bantu Bertahan di Orbit
Meskipun berbentuk batang dan mikroskopis, Niallia tiangongensis memiliki kemampuan membentuk spora—struktur tahan banting yang melindungi bakteri dari lingkungan ekstrem.
Yang menarik, bakteri ini juga memiliki cara unik dalam memecah gelatin—kemampuan yang mungkin sangat berguna dalam lingkungan miskin nutrisi seperti luar angkasa. Beberapa mikroba juga diketahui membentuk biofilm, lapisan pelindung yang membuat mereka lebih tahan terhadap tekanan fisik dan kimia, termasuk radiasi.
Ancaman Potensial bagi Kesehatan Astronot dan Sistem Stasiun
Meskipun belum dipastikan apakah bakteri ini berbahaya, kaitannya dengan Niallia circulans—spesies yang dapat menyebabkan infeksi serius pada individu dengan sistem imun lemah—menjadi perhatian. Para ilmuwan tengah membandingkan keduanya untuk melihat perbedaan genetik, ketahanan terhadap radiasi, dan tingkat virulensinya.
Selain kesehatan awak, bakteri di stasiun luar angkasa juga bisa merusak sistem teknis. Biofilm dapat melemahkan permukaan logam, merusak sensor, atau mengganggu sirkulasi udara.
Implikasi Bagi Misi Masa Depan ke Bulan dan Mars
Dengan misi berawak jangka panjang ke Bulan atau Mars dalam perencanaan, pemahaman tentang mikroba luar angkasa menjadi semakin penting. Adaptasi cepat mikroorganisme bisa menjadi tantangan serius dalam menjaga kebersihan, sistem pendukung kehidupan, dan kesehatan awak.
Jika Niallia tiangongensis terbukti lebih tahan terhadap lingkungan ekstrem, maka desain sistem disinfeksi dan material pelindung untuk misi luar angkasa berikutnya perlu diperbarui secara signifikan.
Peluang Aplikasi di Bumi
Salah satu aspek yang sedang dikaji adalah potensi bioteknologi dari kemampuan bakteri memecah gelatin. Jika proses ini bisa direplikasi atau dimanfaatkan, mungkin ada aplikasi di bidang medis, pengolahan limbah, atau bahkan produksi makanan.
Penemuan Niallia tiangongensis menambah daftar panjang misteri ruang angkasa yang belum terpecahkan. Dengan miliaran spesies mikroba di Bumi yang belum teridentifikasi, siapa tahu berapa banyak lagi yang akan kita temui di luar planet ini?
Penelitian ini telah dipublikasikan di International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology dan menjadi pengingat bahwa perjalanan antariksa bukan hanya soal teknologi, tapi juga biologi. Semakin dalam kita menjelajahi luar angkasa, semakin banyak hal mengejutkan yang akan kita temui—termasuk makhluk mikroskopis yang bisa mengubah cara kita memahami kehidupan itu sendiri. (*)
Sumber: earth.com
KEYWORD :Tiangong Stasiun Luar Angkasa China Bakteri Astronomi Teknologi china