Minggu, 25/05/2025 15:45 WIB

ASDP Perluas Peran Konektivitas 3T hingga Pengembangan Waterfront Tourism

ASDP mengoperasikan lebih dari 300 lintasan ferry jarak pendek yang menyambungkan berbagai daerah strategis

Waterfront Tourism Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto: asdp/jurnas

JAKARTA, Jurnas.com — PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus memperkuat konektivitas maritim dari Sabang hingga Merauke, menjangkau wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), juga mendorong pengembangan destinasi wisata berbasis waterfront yang terintegrasi dan berkelas dunia.

ASDP hadir bukan hanya sebagai penyedia layanan penyeberangan, tetapi sebagai bagian dari solusi besar dalam memperkuat konektivitas nasional, mendukung kelancaran logistik, membuka isolasi wilayah 3T, serta mengakselerasi tumbuhnya destinasi wisata berdaya saing global,” ujar Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Heru Widodo, melalui keterangannya di Jakarta, Minggu (25/5/2025).

ASDP mengoperasikan lebih dari 300 lintasan ferry jarak pendek yang menyambungkan berbagai daerah strategis, termasuk rute vital Merak–Bakauheni, yang menjadi poros utama pergerakan logistik dan mobilitas masyarakat antara Jawa dan Sumatera.

Selain itu, ASDP juga mengelola dua lintasan Long Distance Ferry (LDF), yakni Balikpapan–Parepare dan Jangkar–Lembar, sebagai bagian dari dukungan terhadap konsolidasi logistik nasional antarwilayah.

 

Lintasan Perintis

Dalam mendukung aksesibilitas wilayah 3T, ASDP mengelola sekitar 210 lintasan perintis dengan dukungan 83 unit kapal.

Tahun 2025 ini, alokasi subsidi angkutan penyeberangan perintis dari pemerintah mencapai Rp450,4 miliar.

“Layanan perintis bukan sekadar penugasan, tetapi bagian dari misi negara untuk menghadirkan keadilan akses transportasi laut. Bahkan, sejumlah rute telah tumbuh dan naik kelas menjadi komersial, mencerminkan meningkatnya aktivitas ekonomi lokal,” ujar Heru.

Tercatat, pada tahun 2023 sebanyak 10 rute perintis telah dikonversi menjadi layanan komersial, yang menandakan peningkatan daya saing dan pertumbuhan wilayah.

 

Waterfront Tourism ala ASDP

ASDP kini mengembangkan konsep ekosistem pariwisata terintegrasi (integrated tourism ecosystem) berbasis pelabuhan, guna mengoptimalkan potensi pariwisata daerah dan memberdayakan ekonomi lokal.

Salah satu proyek unggulan adalah Bakauheni Harbour City (BHC) di Lampung Selatan, kawasan seluas 160 hektare yang disiapkan sebagai destinasi wisata maritim baru.

Tidak hanya menjadi titik transit saat puncak arus Lebaran, BHC kini berkembang menjadi ruang publik modern dengan Siger Market (UMKM Center), Art Gallery, dan Amphitheater berkapasitas 10.000 orang.

Sementara itu, melalui anak usaha PT Indonesia Ferry Properti (IFPRO), ASDP menghadirkan Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo yang menjadi ikon pariwisata premium Indonesia.

Kawasan ini terintegrasi dengan Hotel Meruorah Komodo, Plaza Marina, dan dermaga marina berkapasitas 135 kapal yacht, serta menjadi tuan rumah berbagai event internasional seperti KTT ASEAN, AMMTC 2023, hingga rangkaian kegiatan G20 Side Events.

KEYWORD :

ASDP Konektivitas 3T Waterfront Tourism




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :