
Gelandang Real Madrid, Luka Modric (Foto: Real Madrid Exclusivo)
Jakarta, Jurnas.com - Gemuruh tepuk tangan memenuhi atap stadion Santiago Bernabeu pada menit ke-87. Tapi, ini bukan perayaan gol. Alih-alih muka sumringah, yang tampak malah rona sedih, bak sedang menatap kehilangan di depan mata.
Di tengah lapangan, perhatian tertuju pada sosok pria kurus berambut pirang. Setahun lagi usianya nyaris berkepala empat. Luka Modric namanya. Tiga menit jelang laga usai, papan pergantian pemain memanggil namanya.
Prok.. prok.., Bernabeu memainkan alunan nada yang sama selama beberapa menit. Puluhan ribu teriakan saling beradu, melantunkan lirik-lirik penghormatan terakhir untuk dia yang selama 13 tahun menyumbang lebih dari selusin trofi dari balik jersey putih kebanggaan.
Luka Modric Tinggalkan Real Madrid Musim Ini
Pemain dua kubu juga ikut ambil bagian. Tanpa komando, punggawa Real Madrid dan Real Sociedad berdiri membentuk pagar betis, memberi jalan bagi sang maestro menapakkan langkah-langkah terakhirnya di Bernabeu.
Modric paham, malam ini adalah panggungnya. Sembari melangkah ke tepi lapangan, berkali-kali kedua tangannya bertepuk tinggi-tinggi, berputar ke arah 73.186 pasang mata yang mengisi tribun. Bibirnya memang tersenyum, namun tidak dengan kedua matanya.
Selamat Tinggal Era Emas Trio MCK
Di depan barisan bangku cadangan, Modric hilang ketegarannya. Toni Kroos, sosok sahabat yang pernah menjadi tandemnya hingga akhir musim lalu, menyambut dengan pelukan. Tangis pria 39 tahun itu pecah seketika.
Lagi, tangannya terangkat tinggi-tinggi ke arah tribun. Bedanya, kali ini dengan mata berkaca-kaca, mengisyaratkan rasa terima kasih atas buah kepercayaan yang dulu pernah tumbuh di atas benih rasa ragu.
Tarian Modric di Bernabeu malam ini menutup lembaran bersejarah trio fenomenal Modric-Casemiro-Kroos (MCK). Kontraknya berakhir. Klub pun enggan memperpanjang jasa pemain 39 tahun itu, meski sentuhannya di lapangan belum menunjukkan tanda penurunan.
Tak seperti dua mantan tandemnya, Modric terbilang apes. Perpisahannya tak dirayakan bersama trofi Liga Champions di Patung Dewi Cibeles, seperti halnya Casemiro dan Kroos. Inkonsistensi El Real berujung nol gelar musim ini. Tumbang di perempat final Liga Champions, keok di final Copa del Rey, lalu ditikung di La Liga.
Berbeda dengan akhir manis namun tragis Modric, malam di Bernabeu juga memberi panggung untuk Kylian Mbappe. Dua golnya ke gawang Sociedad membuat sang bintang Prancis memuncaki perebutan Sepatu Emas Eropa. Yang istimewa tentu karena ini musim debutnya.
Akhirnya, riuh tepuk tangan tetap tertuju pada satu orang. Entah butuh berapa lama bagi raksasa Spanyol akan menemukan gelandang pengatur ritme lincah seperti Modric. Satu hal yang pasti, trivela mematikan mantan pelarian Perang Balkan ini takkan lagi menghiasi layar La Liga setiap akhir pekan.
KEYWORD :Luka Modric Real Madrid Santiago Bernabeu