
Ilustrasi kisah inspiratif Rasulullah saat menghadapi preman - lafadz Nabi Muhammad SAW (Foto: Pexels/Necati Ömer Karpuzoğlu)
Jakara, Jurnas.com - Akhlak Nabi Muhammad SAW warisan sepanjang zaman. Rasulullah SAW bukan hanya dikenal sebagai pembawa risalah Islam, tapi juga sebagai sosok pemimpin yang memancarkan keteladanan dalam setiap tindakannya.
Banyak kisah dalam sejarah hidup Rasulullah SAW yang menjadi sumber inspirasi moral bagi umat Islam di seluruh dunia. Salah satunya adalah momen ketika beliau menerima kedatangan seorang preman Quraisy bernama Adi bin Hatim—yang semula dikenal sebagai musuh bebuyutan Islam.
Adi bin Hatim, Sosok Preman yang Menentang Dakwah Rasulullah
Adi bin Hatim adalah salah satu tokoh dari suku Tha’i yang dikenal memiliki pengaruh besar, namun juga reputasi sebagai sosok bengis dan keras kepala. Ia terang-terangan menentang ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Lebih dari itu, Adi disebut-sebut pernah berencana membunuh Rasulullah SAW karena menganggap Islam sebagai ancaman bagi kekuasaan dan pengaruhnya.
Namun dalam lembaran sejarah yang mencengangkan, justru orang seperti Adi bin Hatim inilah yang mengalami transformasi besar setelah berjumpa langsung dengan akhlak Rasulullah SAW.
Ketika Musuh Datang Bertamu, Rasulullah Menyambut Dengan Hormat
Dalam satu riwayat yang masyhur, diceritakan bahwa Adi bin Hatim suatu hari datang ke rumah Rasulullah SAW dengan maksud tertentu. Sebagai seorang tamu, Adi tentu tidak menyangka sambutan luar biasa yang akan ia terima dari sosok yang dulu ia benci dan ingin celakai.
Nabi Muhammad SAW, meski telah mengetahui siapa tamunya dan apa latar belakangnya, tetap menerima Adi bin Hatim dengan keramahan yang luar biasa. Bahkan, beliau memberikan alas duduk yang biasa beliau gunakan kepada Adi bin Hatim, hingga membuat posisi Nabi duduk lebih rendah daripada tamunya tersebut.
Melihat kejadian itu, Sayyidah Aisyah RA yang menyaksikannya, merasa khawatir dan berkata kepada Nabi bahwa yang datang itu adalah Adi bin Hatim—seseorang yang dikenal sangat membenci beliau.
Namun jawaban Nabi Muhammad SAW adalah puncak dari keagungan akhlak seorang utusan Allah. Beliau menjawab dengan tenang:
“Jika membenci dan ingin membunuh itu adalah akhlaknya Adi bin Hatim. Tapi menghormati tamu adalah akhlak Muhammad, Rasulullah SAW.”
Ketika Musuh Menjadi Sahabat
Perlakuan Rasulullah SAW yang luar biasa ini ternyata menjadi titik balik dalam hidup Adi bin Hatim. Ia akhirnya tersentuh oleh akhlak mulia sang Nabi dan pada akhirnya memeluk Islam. Setelah masuk Islam, Adi menjadi salah satu sahabat yang setia dan berperan penting dalam menyebarkan dakwah di kawasan utara Jazirah Arab.
Menghadapi Kebencian dengan Akhlak, Bukan Amarah
Kisah Nabi Muhammad SAW ini adalah bukti nyata bagaimana nilai-nilai Islam sejati bukan dibangun di atas kekuasaan atau kekerasan, melainkan dengan akhlak, kesabaran, dan kebaikan hati. Di tengah zaman yang sering memicu konflik dan polarisasi, teladan ini tetap relevan: menjawab kebencian dengan kasih sayang, dan melawan permusuhan dengan keramahan.
Dari ribuan kisah hidup Rasulullah SAW, pertemuannya dengan Adi bin Hatim adalah salah satu yang paling menggugah. Bukan hanya karena perubahan drastis yang terjadi pada Adi, tapi karena kemurnian hati Nabi dalam memperlakukan siapa pun dengan adil dan penuh hormat—bahkan terhadap mereka yang pernah menghunus kebencian kepadanya.
Inilah makna sejati dari rahmatan lil ‘alamin—rahmat bagi seluruh alam semesta. Kisah ini menjadi cermin bagi umat Islam bahwa kekuatan dakwah bukan hanya pada lisan atau kekuasaan, tetapi pada keteladanan akhlak yang tulus.
KEYWORD :“Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
(QS. Al-Qalam: 4) (*)Wallohu`alam
Kisah Inspiratif Rasulullah SAW Preman Adi bin Hatim