Sabtu, 24/05/2025 04:18 WIB

Eks Menkes Siti Fadilah: Tekan TBC Butuh Eradikasi, Bukan Vaksin

Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari menyebutkan bahwa untuk menekan angka penyakit tuberkulosis (TBC) tidak harus dengan vaksin TBC. Pasalnya vaksin hanya untuk infeksi tuberkulosis laten (TB laten).

Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari menjadi pembicara dalam acara diskusi publik bertajuk Perlukah Uji Coba Vaksin TBC? yang diselenggarakan oleh Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI), di Jakarta, Jumat (Foto: Ist/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari menyebutkan bahwa untuk menekan angka penyakit tuberkulosis (TBC) tidak harus dengan vaksin TBC. Pasalnya vaksin hanya untuk infeksi tuberkulosis laten (TB laten).

Hal tersebut disampaikan Menkes RI periode 2004–2009 ini saat menjadi pembicara dalam acara diskusi publik bertajuk “Perlukah Uji Coba Vaksin TBC?” yang diselenggarakan oleh Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI), di Jakarta, Jumat (23/5) sore.

Dalam kesempaan itu, Siti Fadilah menyampaikan bahwa salah satu cara yang cukup efektif untuk menekan angka TBC ialah dengan eradikasi atau fokus pada penyembuhan.

"Eradikasi itu menyembuhkan orang yang sudah sakit menjadi tidak sakit. Itu kan mengurangi jumlah [penderita]. Tapi kalau mengurangi jumlah  dengan vaksin yang ini, nggak nyambung sebetulnya. Karena vaksin ini hanya untuk TB laten," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa TB Laten tidak menderita TBC atau mengalami gejala dan tidak dapat menularkan bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab TB ke orang lain.

"Kemudian kalau nggak menularkan itu nggak kasih. Paling-paling kamu sembuh," ujarnya.

Siti Fadilah juga mengatakan bahwa Indonesia berpotensi untuk mengembangkan vaksin sendiri. Namun, lanjutnya, kini Indonesia disebut turut gabung dalam uji coba tahap tiga vaksin TBC yang didanai Gates Foundation, Bill Gates, yang mycobacteriumnya diambil dari Afrika.

"Tapi itu memang penelitiannya, kita kan sudah tinggal fase tiga. Penelitian ke-1 dan ke-2 kan di Afrika. Vaksinnya memang dibuat dari mycobacterium yang berasal dari Afrika. Bukan dari mycobacterium yang berasal dari Indonesia," ujarnya.

Sebelumnya, dalam acara diskusi tersebut Siti Fadila mendorong YKMI agar turut serta mengawal proses sertifikasi halal vaksin tersebut, termasuk yang diujicobakan kepada sebagian masyarakat di Indonesia.

“Kalau sudah uji coba, kita tidak bisa menolak. Nanti kalau sudah lolos, akan diaplikasikan ke seluruh masyarakat Indonesia baru kita bisa menekan,” ujar dia.

Sebagi informasi, vaksin TBC yang didanai Gates Foundation, vaksin M72 masih dalam tahap uji klinis ketiga. Indonesia menjadi salah satu lokasi uji klinis vaksin tersebut.

Lebih dari 2 ribu partisipan di Indonesia tengah dipantau hingga 3-4 tahun ke depan untuk melihat hasil efektivitas vaksinasi yang disuntikkan pada akhir 2024 yang lalu. Vaksin tersebut ditargetkan rampung sebelum 2029 dan bisa diberikan gratis melalui program pemerintah.

 

 
KEYWORD :

Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari Vaksin TBC Eradikasi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :