Jum'at, 23/05/2025 02:17 WIB

Sekolah Rakyat Berpotensi Bentuk Karakter Anak Indonesia

Kita harapkan program ini tidak hanya berlangsung selama masa satu pemerintahan saja. Harus ada sistem dan regulasi yang menjamin keberlanjutan Sekolah Rakyat, bahkan setelah bergantinya rezim.

Ilustrasi siswa sekolah dasar. (Foto: Dok. Net)

Jakarta, Jurnas.com - Kalangan dewan mendukung program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto di bawah naungan Kementerian Sosial (Kemensos).

Anggota Komisi VIII DPR RI, Achmad menyatakan bahwa Sekolah Rakyat dinilai berpotensi besar dalam membentuk karakter anak-anak Indonesia melalui pendidikan yang terstruktur dan disiplin selama 12 tahun. 

Program ini menjadi bagian dari pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2025 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

Menurut Achmad, melalui pendidikan yang menyentuh langsung masyarakat miskin ekstrem, Sekolah Rakyat dapat melahirkan generasi pemimpin bangsa yang berkarakter dan memiliki jati diri Indonesia.

"Kita harapkan program ini tidak hanya berlangsung selama masa satu pemerintahan saja. Harus ada sistem dan regulasi yang menjamin keberlanjutan Sekolah Rakyat, bahkan setelah bergantinya rezim," kata Achmad dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (22/5).

Achmad juga menyoroti perlunya koordinasi antarlembaga negara dalam implementasi program ini. Sebab, Sekolah Rakyat menyangkut lintas sektor seperti pendidikan, sosial, dan pemberdayaan masyarakat.

Politikus Demokrat itu menegaskan bahwa sistem pendidikan yang dirancang perlu menjamin keberhasilan output, tidak hanya dari segi akademik, tapi juga dari pembentukan karakter kebangsaan.

"Kalau sistemnya sudah dibangun dengan baik, Sekolah Rakyat bisa menjadi seperti SD INPRES zaman Orde Baru yang tetap dikenang hingga kini. Bedanya, ini menyasar kelompok masyarakat termiskin, untuk memastikan mereka tidak terjebak dalam lingkaran kemiskinan antar generasi," kata dia.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2024, jumlah penduduk Indonesia yang masuk kategori miskin ekstrem mencapai sekitar 5,3 juta jiwa, atau setara dengan 1,95 persen dari total populasi. Pemerintah menargetkan penghapusan kemiskinan ekstrem secara total pada 2027.

Karena itu, Achmad menekankan pentingnya penyusunan sistem yang berkelanjutan dan tepat sasaran, terutama untuk menjangkau anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Dia berharap anggaran besar yang digelontorkan untuk program ini digunakan secara efisien dan transparan, demi memastikan manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

"Jangan sampai program ini hanya bersifat proyek jangka pendek. Kita harus membangun jati diri anak-anak bangsa dari akar rumput. Sekolah Rakyat ini adalah peluang emas untuk itu," tandasnya.

 

 

 

 

KEYWORD :

Warta DPR Komisi VIII Achmad pendidikan Sekolah Rakyat Kemensos




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :