
Ilustrasi pendarahan otak (Foto: Pexels/Anna Shvets)
Jakarta, Jurnas.com - Kabar duka menyelimuti dunia media dan hukum tanah air. Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf, Komisaris Utama Narasi TV sekaligus suami dari jurnalis ternama Najwa Shihab, tutup usia pada Selasa, 20 Mei 2025, pukul 14.29 WIB di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Jakarta Timur.
Informasi kepergian almarhum disampaikan langsung oleh pihak keluarga melalui akun resmi Narasi TV di media sosial. "Kami Turut Berbelasungkawa atas Wafatnya Komisaris Utama Narasi dan Suami Najwa Shihab; Ibrahim Sjarief Assegaf," begitu bunyi informasi tersebut seperti dikutip Jurnas.com pada Rabu (21/5).
Hingga saat ini, hingga berita ini dimuat, belum ada pernyataan resmi mengenai penyebab pasti wafatnya almarhum. Namun, sejumlah informasi yang beredar menyebutkan bahwa almarhum suami Najwa Shihab diduga mengalami komplikasi akibat stroke hemoragik—jenis stroke yang terjadi karena pendarahan di otak.
Apa Itu Pendarahan Otak dan Mengapa Bisa Fatal?
Pendarahan otak, atau dalam istilah medis dikenal sebagai stroke hemoragik, adalah kondisi darurat medis yang terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah, menyebabkan darah bocor ke jaringan otak di sekitarnya. Menurut Kementerian Kesehatan RI, kondisi ini tidak hanya merusak jaringan otak secara langsung, tapi juga menghambat pasokan oksigen dan nutrisi penting ke area tersebut.
Berbeda dari stroke iskemik yang lebih umum dan disebabkan oleh penyumbatan, stroke hemoragik cenderung lebih berbahaya. Tekanan darah yang keluar akibat pecahnya pembuluh dapat menimbulkan pembengkakan otak (edema) dan peningkatan tekanan di dalam tengkorak (intrakranial pressure), yang jika tidak segera ditangani, dapat berujung pada kerusakan permanen atau kematian.
Jenis-Jenis Pendarahan Otak
Pendarahan otak sendiri terbagi menjadi beberapa tipe, tergantung pada lokasi dan penyebabnya. Ada perdarahan intraserebral, yang terjadi di dalam jaringan otak dan merupakan jenis paling umum dari stroke hemoragik.
Kemudian, ada perdarahan subarachnoid: Terjadi di ruang antara otak dan selaput pelindungnya, sering kali akibat pecahnya aneurisma. Ada juga hematoma Subdural & Epidural: Biasanya dipicu oleh trauma kepala, dengan darah menumpuk di antara otak dan tengkorak.
Pada lansia, bahkan benturan ringan pun bisa memicu perdarahan karena menurunnya elastisitas dan kekuatan pembuluh darah.
Faktor Risiko dan Penyebab
Beberapa penyebab utama pecahnya pembuluh darah otak antara lain: Hipertensi kronis yang tak terkontrol; Aneurisma otak, yaitu pelebaran abnormal pembuluh darah; Cedera kepala.
Selain itu, penyebabb lainnya ada kelainan pembuluh darah bawaan, gangguan pembekuan darah, dan angiopati amiloid, terutama pada lansia.
Menurut berbagai studi, tekanan darah tinggi adalah faktor risiko paling dominan, karena tekanan konstan dari waktu ke waktu dapat membuat dinding pembuluh darah melemah dan akhirnya pecah.
Gejala yang Harus Diwaspadai
Gejala pendarahan otak bisa muncul mendadak dan memburuk dengan cepat, di antaranya ialah sakit kepala hebat secara tiba-tiba, mual dan muntah, kelemahan atau mati rasa di wajah, lengan, atau kaki. Geja lainnya, ada gangguan bicara dan penglihatan, kejang, hilangnya keseimbangan atau kesadaran.
Jika perdarahan terjadi di area vital seperti batang otak, risiko kehilangan fungsi dasar seperti pernapasan dan detak jantung sangat tinggi, sehingga pertolongan medis harus dilakukan dalam hitungan menit.
Penanganan dan Pencegahan
Pengobatan stroke hemoragik bergantung pada lokasi dan tingkat keparahan perdarahan. Bisa meliputi terapi medis untuk mengontrol tekanan darah, pemasangan ventilator atau alat bantu napas, dan operasi untuk mengurangi tekanan otak atau memperbaiki pembuluh darah yang rusak.
Langkah preventif seperti pemeriksaan tekanan darah rutin, pola makan sehat, aktivitas fisik teratur, dan tidak merokok terbukti dapat menurunkan risiko terjadinya pendarahan otak. (*)
KEYWORD :Stroke Pendarahan Otak Najwa Shihab Ibrahim Sjarief Assegaf