Selasa, 20/05/2025 01:03 WIB

Lapor Presiden, Ketua Umum PP PTMSI Nilai Seleksi Nasional Abaikan Federasi Sah

PP PTMSI soroti secara kritis jalannya proses seleksi nasional (seleknas) atlet tenis meja

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dalam sebuah kesempatan. (Foto: Jurnas/Ist).

Jakarta, Jurnas.com- Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI) menyoroti secara kritis jalannya proses seleksi nasional (seleknas) atlet tenis meja yang dilaksanakan tanpa keterlibatan penuh dari pihak federasi.

Ketua Umum PP PTMSI, Komjen Pol (Purn) Drs. Oegroseno, S.H., menyampaikan bahwa langkah Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang mengambil alih proses seleksi tanpa koordinasi menyeluruh  telah mengabaikan prinsip tata kelola olahraga yang sehat dan akuntabel.

“Federasi resmi seolah dipinggirkan, sementara atlet-atlet berprestasi yang telah mengibarkan Merah Putih di ajang internasional justru tak masuk radar seleksi. Ini bukan hanya keliru, tapi merugikan kepentingan nasional di ajang SEA Games,” ujar Oegroseno dalam keterangannya kepada media.

Atlet-atlet binaan PP PTMSI sebelumnya tampil di SEA YOUTH 2025 Jakarta kompetis regional tahunan SEATTA yang diakui oleh International Table Tennis Federation (ITTF). Dalam ajang tersebut, mereka menunjukkan performa gemilang yang menjadi modal penting menuju SEA Games 2025 Thailand. Namun, nama-nama tersebut tidak tercantum dalam proses seleksi resmi yang dilakukan Kemenpora.

Sebagai bentuk respons terhadap dinamika ini, PP PTMSI telah mengirimkan surat resmi kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Selain itu, laporan juga telah diajukan ke ITTF untuk menjaga reputasi dan legitimasi organisasi di tingkat internasional.

“Langkah ini kami tempuh bukan karena ambisi kekuasaan organisasi, melainkan demi keadilan untuk atlet dan menjaga kehormatan bangsa. Dunia internasional juga harus tahu bahwa kami menjunjung tinggi integritas dan profesionalisme dalam pembinaan,” jelas Oegroseno.

Permintaan Pertemuan Terbuka, Bukan Komunikasi Tertutup PP PTMSI menyerukan kepada Kemenpora agar menginisiasi pertemuan terbuka yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pihak-pihak yang saat ini terlibat dalam polemik dualisme organisasi. Menurut Oegroseno, proses seleksi yang tidak terbuka hanya akan melahirkan ketidakpercayaan dan keraguan publik terhadap hasilnya.

“Kami ingin dialog yang jujur dan menyeluruh, bukan komunikasi sepotong-sepotong. Jika pemerintah ingin prestasi, maka jangan matikan proses seleksi yang adil dan faktual,” tegasnya.

Meski dikesampingkan dalam proses seleksi, PP PTMSI menegaskan komitmennya untuk mendukung atlet Indonesia berlaga di ajang internasional. Namun, syarat utama adalah proses yang transparan dan berdasarkan prestasi, bukan intervensi atau kedekatan tertentu.

“Kami tidak anti siapa pun. Tapi kami juga tidak ingin olahraga jadi korban tarik-menarik kepentingan. Yang paling penting: kirim yang layak, bukan yang dilobi,” tutup Oegroseno.

PP PTMSI berharap Presiden, DPR, serta seluruh pemangku kepentingan olahraga nasional segera turun tangan menengahi persoalan ini demi menjaga marwah dan prestasi olahraga Indonesia di kancah internasional.

KEYWORD :

PP PTMSI Presiden Seleksi Nasional




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :