Senin, 19/05/2025 20:14 WIB

Clairefontaine, Akademi Elit Penghasil Bintang Sepak Bola Prancis

Di balik ketajaman dan kejeniusan Mbappe di depan gawang, ada nama akademi Institut National du Football de Clairefontaine (INF Clairefontaine) yang pernah berjasa mengasah bakat Mbappe kecil menjadi seperti sekarang.

INF Clairefontaine, akademi elit milik Prancis (Foto: CNF-Clairefontaine)

Jakarta, Jurnas.com - Kylian Mbappe sukses melejit di musim perdananya bersama Real Madrid. Tak perlu waktu lama untuk beradaptasi, bintang sepak bola asal Prancis ini langsung menggetarkan Spanyol di pucuk tabel top skorer sementara dengan torehan 29 gol.

Namun, statistik ini tidak terlalu mengejutkan. Sebelum membela Madrid, Mbappe sudah terlebih dahulu bersinar bersama Paris Saint-Germain (PSG), sebelum memutuskan hengkang dengan status bebas transfer pada bursa musim panas lalu. Di PSG, Mbappe mencatatkan namanya sebagai top skorer sepanjang masa.

Di balik ketajaman dan kejeniusan Mbappe di depan gawang, ada nama akademi Institut National du Football de Clairefontaine (INF Clairefontaine) yang pernah berjasa mengasah bakat Mbappe kecil menjadi seperti sekarang.

Terletak di tengah hutan Rambouillet, sekitar 50 km barat daya Paris, Clairefontaine menjadi simbol kebanggaan sepak bola Prancis. Sejak didirikan pada 1988, akademi ini telah menjadi tempat pembinaan bagi banyak pemain yang kemudian bersinar di panggung dunia.

Clairefontaine dibangun atas inisiatif Fernand Sastre, mantan presiden Federasi Sepak Bola Prancis (FFF). Akademi ini bertujuan mengatasi kekurangan prestasi Prancis di tingkat internasional pada era 1970-an. Dimulailah proyek ini pada 1984 silam.

Seleksi masuk ke Clairefontaine sangat ketat. Hanya pemain berusia 13 hingga 15 tahun dari wilayah Île-de-France yang memenuhi syarat, dan mereka harus melalui serangkaian uji coba yang intensif. Bahkan dari ratusan peserta, hanya sekitar 20 pemain yang diterima setiap tahunnya.

Selama masa pelatihan, para pemain tinggal di asrama akademi dari Senin hingga Jumat, menjalani sesi latihan teknis dan taktis yang ketat. Pada akhir pekan, mereka kembali ke klub asal untuk berkompetisi guna menjaga keterlibatan dengan lingkungan sepak bola lokal.

Clairefontaine tidak hanya fokus pada aspek teknis sepak bola. Akademi ini juga menekankan pentingnya pendidikan formal. Para pemain diwajibkan untuk bersekolah di Collège Catherine de Vivonne dan kemudian melanjutkan ke Lycée Louis Bascan, agar menyelesaikan pendidikan menengah atas.

Fasilitas di Clairefontaine juga sangat lengkap dan modern. Dengan luas sekitar 56 hektar, akademi ini dilengkapi dengan beberapa lapangan rumput alami dan sintetis, pusat kebugaran, fasilitas medis, serta asrama yang nyaman. Selain itu, terdapat juga fasilitas balneoterapi untuk pemulihan fisik para pemain.

Tak heran, banyak pemain terkenal lahir dari rahim Clairefontaine, termasuk Thierry Henry, Nicolas Anelka, Blaise Matuidi, dan Mbappé. Mereka adalah bukti nyata keberhasilan sistem pembinaan yang diterapkan di akademi ini.

Menariknya, Clairefontaine juga menjadi tempat pelatihan bagi tim nasional Prancis. Akademi ini berperan penting dalam persiapan tim yang memenangkan Piala Dunia 1998 dan 2018, menunjukkan kontribusinya yang signifikan terhadap kesuksesan sepak bola Prancis di tingkat internasional.

Namun, kehidupan di Clairefontaine tidak selalu mudah. Thierry Henry pernah mengungkapkan bahwa masa-masa di akademi tersebut sangat menantang, dengan tekanan tinggi dan jadwal yang padat, sehingga dia merasa kehilangan masa kecilnya.

Kendati demikian, Clairefontaine tetap menjadi kebanggaan Prancis dalam hal pembinaan pemain muda, di saat banyak negara lain juga menempuh cara yang sama untuk melahirkan pemain-pemain bintang.

KEYWORD :

Clairefontaine Fakta Unik Sepak Bola Kylian Mbappe




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :