
Formula 1 (Foto: formula1.com)
Jakarta, Jurnas.com - Formula 1 (F1) dikenal sebagai ajang balap paling bergengsi di dunia. Kecepatan, teknologi tinggi, dan kompetisi ketat menjadikannya magnet tersendiri bagi pecinta otomotif di seluruh penjuru dunia.
Namun, di balik kemewahan dan sorotan kamera masa kini, Formula 1 memiliki sejarah panjang dan penuh transformasi sejak pertama kali digagas lebih dari tujuh dekade lalu.
Cikal bakal Formula 1 berawal dari balapan Grand Prix yang diadakan di Eropa pada awal abad ke-20. Saat itu, berbagai negara menggelar perlombaan di jalan raya terbuka yang belum memiliki standar keselamatan memadai.
Balapan-balapan ini menjadi populer, khususnya di Prancis dan Italia, yang saat itu dikenal sebagai pusat otomotif dunia.
Lebih lanjut, barulah setelah Perang Dunia II usai, ide untuk membuat kejuaraan dunia yang terorganisir mulai dikembangkan. Pada tahun 1946, Fédération Internationale de l`Automobile (FIA), badan pengatur balap mobil dunia mulai menyusun aturan yang disebut Formula 1, merujuk pada regulasi teknis baru yang harus dipatuhi semua mobil yang berlaga.
Formula 1 resmi menggelar musim pertamanya pada tahun 1950. Balapan perdana berlangsung di Silverstone, Inggris, pada 13 Mei 1950. Giuseppe Farina dari Italia menjadi juara dunia pertama bersama tim Alfa Romeo, mengalahkan rekan setimnya yang legendaris, Juan Manuel Fangio.
F1 saat itu masih didominasi oleh pabrikan Eropa seperti Alfa Romeo, Maserati, dan Ferrari. Mobil-mobilnya pun jauh dari teknologi modern, dengan kecepatan maksimal yang masih terbatas dan tingkat keselamatan yang minim.
Tahun 1950-an hingga 1970-an dianggap sebagai era keemasan Formula 1. Nama-nama besar seperti Fangio, Jim Clark, Niki Lauda, hingga Ayrton Senna muncul sebagai ikon dalam sejarah balap. Perkembangan teknologi pun mulai pesat, dengan mesin-mesin yang makin bertenaga dan sirkuit yang dirancang khusus untuk F1.
Tim-tim seperti Ferrari, McLaren, Williams, dan Lotus menjadi kekuatan dominan. Pada saat yang sama, kesadaran akan keselamatan pembalap mulai meningkat setelah serangkaian kecelakaan fatal. Helm modern, sabuk pengaman, dan pengembangan sasis monokok menjadi standar baru demi melindungi para pembalap.
Masuk ke era 1990-an dan 2000-an, Formula 1 mengalami transformasi besar. Teknologi elektronik seperti kontrol traksi, telemetri, dan sistem hybrid mulai diterapkan. Organisasi balap juga berubah, dengan kepemimpinan komersial dipegang oleh Bernie Ecclestone yang memperluas jangkauan F1 ke pasar global seperti Timur Tengah dan Asia.
Mercedes-AMG Petronas muncul sebagai kekuatan dominan di era hybrid (dimulai tahun 2014), dengan pembalap andalannya Lewis Hamilton menyamai rekor Michael Schumacher dengan tujuh gelar juara dunia.
Formula 1 saat ini tidak hanya menjadi ajang balap, tetapi juga laboratorium teknologi dan panggung diplomasi internasional. Kompetisi ini disiarkan ke lebih dari 180 negara dan terus memikat generasi muda melalui inovasi seperti F1 Academy dan ekspansi digital.
Mulai 2026, Formula 1 akan kembali menjalani revolusi besar dengan regulasi baru yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Beberapa nama besar seperti Audi dan Ford pun akan masuk ke kompetisi, menandai era baru dalam sejarah panjang olahraga ini.
Dari sirkuit jalanan di Eropa hingga arena global yang canggih dan megah, Formula 1 telah melewati berbagai era dan tantangan. Kombinasi antara teknologi tinggi, keahlian pembalap, dan drama di lintasan membuatnya tetap relevan dan memukau hingga hari ini dan kemungkinan besar, akan terus demikian di masa depan.
KEYWORD :
Formula 1 Sejarah Balapan Jalanan Otomotif