Jum'at, 16/05/2025 22:20 WIB

Bapanas Mendadak Kumpulkan Kepala Daerah Indonesia Timur hingga Pelaku Usaha

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengumpulkan para kepala daerah di Indonesia Timur serta para produsen atau pelaku usaha pangan di Kantor Bapanas pada Jumat (16/5/2025).

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengumpulkan para kepala daerah di Indonesia Timur hingga para produsen atau pelaku usaha pangan, di Kantor Bapanas pada Jumat (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengumpulkan para kepala daerah di Indonesia Timur serta para produsen atau pelaku usaha pangan di Kantor Bapanas pada Jumat (16/5/2025). Kegiatan yang digelar secara hybrid ini juga menghadirkan pihak Kementerian Perhubungan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kantor Staf Presiden.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan, kegiatan ini bertujuan membahas tantangan dan solusi terkait harga komoditas pangan di Indonesia Timur yang lebih tinggi di atas Harga Acuan Pembelian atau HAP.

“Melalui rapat ini kita mengupayakan bagaimana menstabilkan harga di wilayah Timur, khususnya Papua dan Maluku, karena memang harga di sana relatif lebih tinggi dari harga acuan,” kata Astawa.

Salah satu komoditas pangan yang disoroti dalam pertemuan tersebut ialah cabai. Berdasarkan data yang dipaparkan pada rapat koordinasi tersebut, cabai merah keriting dibandrol di harga Rp76.923 hingga Rp100.625 per kg di Indonesia Timur, atau jauh di atas HAP sebesar Rp37.000 hingga Rp55.000 per kg. 

Harga cabai rawit merah di Papua Tengah dihargai di kisaran Rp87.682 per kg hingga Rp118.214 per kg. Ini juga jauh di atas HAP senilai Rp40.000 hingga Rp57.000 per kg.

Lebih lanjut, Astawa mengatakan salah satu penyebab tingginya harga beberapa komoditas pangan di wilayah Indonesia Timur adalah biaya transportasi. Karenanya, ia mengatakan diperlukan adanya sinergi dari para pemangku kepentingan terkait untuk bisa mencari solusi dan menekan tingginya biaya transportasi serta distribusi komoditas pangan.

“Ini kita carikan solusinya, dan juga dari Kementerian Perhubungan yang sudah mengalokasikan tol laut dan udara, yang merupakan bagian dari subsidi pemerintah, dan pemerintah hadir untuk mengendalikan harga di wilayah Papua dan Maluku,” ujar Astawa.

Adapun untuk solusi jangka pendek, menurut Astawa produsen atau pelaku usaha D1 siap untuk memasok komoditas pangan ke Indonesia Timur. Karena itu, pihaknya turut mengundang mereka dalam pertemuan tersebut.

"Kami kumpulkan pelaku usaha, D1 di sini, sehingga para pimpinan [atau kepala daerah d Indonesia Timur] bisa berdialog, kerjasama dengan mereka. Sehingga bisa lebih murah," kata Astawa.

Sedangkan untuk solusi jangka panjangnya, Astawa mengatakan perlu membangun pusat produksi di wilayah Indonesia Timur, sehingga dapat memotong cost pengiriman dari Pulau Jawa menuju Maluku hingga Papua.

Sebelumnya, dalam kegiatan tersebut Asosiasi Agribisnis Cabai Rawit Indonesia, Abdul Hamid mengusulkan agar para petani di Jawa diboyong ke Indonesia Timur untuk menggerakan pertanian di wilayah tersebut.

"Ayo kita tanam cabai di sana. Kita bisa bawa petani Jawa ke sana, warga lokal belajar, nanam bersama. Sehingga berhasil budidaya di sana," ujarnya.

Usulan itu diterima baik oleh sebagian besar peserta yang hadir dalam pertemuan tersebut. Karenanya, pihak Bapanas akan menggelar pembahasan lebih lanjut terkait hal tersebut.

KEYWORD :

Bapanas Kepala Daerah Indonesia Timur Harga Pangan Cabai




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :